SRAGEN UPDATE – SEVENTEEN akhirnya resmi melakukan comeback yang telah ditunggu-tunggu pada 29 April 2024 lalu dengan merilis album “SEVENTEEN BEST ALBUM ‘IS RIGHT HERE.’”
Lagu utama di album tersebut berjudul ‘MAESTRO’ yang kini telah ditonton lebih dari 19 juta penonton di YouTube.
Sebelum perilisannya, SEVENTEEN mengadakan konferensi pers untuk berbagi banyak hal kepada CARATs (fandom SEVENTEEN), seperti rasa cinta mereka pada penggemar, tantangan yang dihadapi selama 9 tahun debut, dan masih banyak lagi.
Seungkwan mengungkapkan bahwa para anggota menyukai kebersamaan tim dan sangat mencintai para penggemar.
“Semua anggota menyukai tim SEVENTEEN dan kami mencintai penggemar kami CARAT. Sebagai seseorang yang juga pernah menjadi penggemar, aku berpikir jika aku adalah penggemar artis seperti SEVENTEEN, aku bisa mencintai mereka tanpa penyesalan,” ujar Seungkwan sebagaimana yang SragenUpdate.com kutip dari Soompi.
Baca Juga: Jangan Pernah Berbagikan 5 Informasi Pribadimu Ke Orang Lain, Jangan Sampai Menyesal
Meluangkan waktu mereka sejenak untuk merenungkan 9 tahun terakhir mereka bersama, para anggota ditanya tentang tantangan terbesar grup selama ini.
S.Coups menjawab bahwa tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah dapat bertahan dari awal dengan formasi 13 anggota hingga sekarang.
“Aku pikir tantangan terbesar kami adalah memulai dengan 13 anggota. Fakta bahwa ke-13 anggota masih melakukan promosi juga merupakan tantangan besar,” ucap S.Coups.
Selain itu, ketika ditanya tentang momen paling berkesan sepanjang karier mereka, S.Coups memilih penghargaan Daesang di MAMA Awards.
Terakhir, ketika ditanya apakah SEVENTEEN menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu mereka dalam membuat musik?
Woozi menjelaskan bahwa ia berlatih menggunakan AI untuk membuat musik-musik SEVENTEEN.
Baca Juga: Drama Terbaru tvN, 'The Midnight Romance in Hagwon', Janjikan Romansa Realistis yang Penuh Intrik
“Daripada tidak merasa nyaman dalam mengembangkan alat, aku rasa kita harus berjalan beriringan bersama mereka. Aku banyak berlatih dan mencoba menemukan kelebihannya. Aku banyak merenungkan bagaimana kita bisa tetap mempertahankan jati diri kita, di tengah perkembangan teknologi,” tutur Woozi.***