Network
SRAGEN UPDATE - Sabtu lalu, 19 Juni 2021 akun Twitter @eko_kuntadhi menuliskan cuitan terkait mengkritisi pakaian yang dikenakan tokoh Nussa dalam film animasi lokal Nussa dan Rara.
Eko Kuntadhi merasa bahwa pakaian yang dipakai tokoh Nussa mirip dengan laki-laki Afganistan. Parahnya, ia merasa film Nussa Rara tidak layak untuk dipromosikan secara internasional.
Sebab, ini dapat menggiring opini dari negara lain yang beranggapan Indonesia sebaga cabang khalifah.
Cuitan ini membuat salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Nadirsyah Hosen tergerak. Nadirsyah Hosen atau biasa disapa Gus Nadir mengutarakan pendapatnya bahwa cara berpakaian seseorang tak otomatis menunjukkan ideologi yang dianutnya.
Dikutip Sragen Update dari akun pribadi @na_dirs menuliskan, "Radikal-radikul itu bukan soal pakaian. Yg pakai cadar, gamis atau celana cingkrang atau jilbab syar’i tidak lantas membuat mereka otomatis jadi radikal, taliban, kadrun atau apapun labelnya," cuitnya di akun Twitter @na_dirs pada 20 Juni 2021.
Baca Juga: Guntur Romli Angkat Bicara Perihal Isu Toliban dengan Citra Islam Kaku di Film Nussa Rara
Gus Nadir beranggapan bahwa mereka yang mengenakan cadar, gamis, celana cingkrang, atau pakaian yang identik dengan muslim lainnya bukan berarti orang tersebut menjadi penganut ideologi ekstrem seperti Taliban.
Gus Nadirs mengingatkan agar tidak dengan mudahnya melabeli seseorang dengan doktrin radikalisme atau menyebutnya sebagai 'Taliban' hanya dari melihat gaya berbusana seseorang.
Sebab, gaya berbusana maupun gaya berpakaian tidak selalu mencerminkan ideologi yang dianut suatu individu.
Gus Nadir menyebut, apabila isu tersebut terus dimainkan, bukan tidak mungkin akan terjadi perpecahan antar anak bangsa di Indonesia
"Repot kalau soal ginian aja gak paham-paham dan terus mainkan isu memecah belah bangsa," imbuh Gus Nadir melalui akunnya.***
Desclaimer: Artikel ini pernah ditayangkan oleh Pikiran Rakyat dengan judul Tokoh NU Gerah dengan Cap Taliban dari Cara Berpakaian: Repot Kalau Ginian Aja Gak Paham
