Dokter Piprim Sebut Puasa Meredakan Covid-19: Virus Ini Membajak Rem Inflamasi Manusia

- 2 Agustus 2021, 13:49 WIB
Dokter Piprim: Alasan Pentingnya Puasa, Karena Hubungan Manusia Dengan Covid-19 Itu Sifatnya Pembajakan
Dokter Piprim: Alasan Pentingnya Puasa, Karena Hubungan Manusia Dengan Covid-19 Itu Sifatnya Pembajakan /Tangkap layar Youtube/Deddy Corbuzier/

SRAGEN UPDATE - Nama Dokter Piprim Basarah Yanuarso belakangan banyak dicari, karena beredar voice note suara dokter tersebut yang berisi bahwa puasa dapat meredakan Covid-19.

Voice note tersebut sebetulnya untuk menjawab pertanyaan menantunya yang positif Covid, tidak ada niat sama sekali jika pada akhirnya akan menjadi viral.

Dokter Piprim mengatakan bahwa dirinya bersama teman-teman dokter lain, tahun lalu pada bulan April telah menulis buku berjudul Optimaliasi Kondisi Metabolik untuk Mencegah Fatalitas.

"Beberapa kali kami juga mengisi seminar, diundang oleh IDI Riau dan Jawa Tengah. prinsipnya begini jadi tagline-nya adalah be a bad host for Covid," tutur Dokter Piprim dikutip oleh SRAGEN UPDATE dari kanal YouTube Deddy Corbuzier pada 27 Juli 2021.

Baca Juga: Koordinasi Pemkab Sragen dan Kodim Semakin Solid dalam Membantu Warga yang Terdampak Pandemi Covid-19

Dokter Piprim menjelaskan bahwa hubungan antara manusia dengan virus Covid ini merupakan pembajakan.

Covid adalah makhluk yang setengah hidup dan setengah mati, bukan makhluk hidup sesungguhnya. Virus ini hanya materi genetik rNA dibungkus oleh kapsul yang memiliki duri.

Virus ini masuk ke tubuh kita dan untuk mencetak anak virusnya ia memerlukan nutrisi dari tubuh manusia.

Hampir sama dengan cancer, Dokter Piprim mengatakan jika virus ini menggunakan nutrisi tubuh kita lalu ia membajak dan kemudian berkembang biak.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Tim Indonesia di Olimpiade Tokyo 2 Agustus 2021

Lalu kenapa Covid-19 ini menjadi heboh? Karena yang dibajak adalah remnya. Jadi ketika remnya dibajak oleh virus ini, remnya akan melaju sangat cepat dan tidak terkendali.

"Bukankah inflamasi itu harus ada lukanya dulu?" tanya Deddy Corbuzier.

Inflamasi itu tidak boleh lama-lama, Dokter Piprim memulai penjelasannya atas pertanyaan Deddy.

Sebab inflamasi yang sebentar saja bisa beralih ke adaptive imunity. Namun, pada orang yang mempunyai komorbid, misalnya saja obesitas, mereka ini sudah ada dalam kondisi inflamasi kronik.

Baca Juga: Tren Gelombang Budaya Korea ‘Hallyu’, Hanbok Menjadi Busana Tradisional yang Mendunia

Orang yang mengidap obesitas ini, begitu kata Dokter Piprim, mereka sudah inflamasi. Meski begitu tidak semuanya, hanya obesitas dengan sindrom metabolik tertentu terutama yang perutnya buncit.

Maka meski belum ada virus yang masuk, orang obesitas dengan sindrom metabolik sudah terjadi inflamasi.

"Kenapa pada saat saya berjumpa dan bersentuhan dengan orang-orang Covid, waktu itu saya tidak tahu mereka sudah Covid empat atau lima hari, tapi saya negatif itu kenapa?" Deddy Corbuzier bertanya lagi.

Ada satu literatur yang menyatakan bahwa secara teoritis apabila autofagi berjalan bagus, maka begitu virus tersebut masuk dan tidak ada makanan, akan dihancurkan virusnya. Proses virus dalam tubuh akan selesai di situ saja, jelas Dokter Piprim.

Baca Juga: Aktor dan Aktris Dengan Peran yang Tepat Dalam Serial Drama Korea Terbaik

Antibodi masuk ke dalam bagian adaptive imunity, apabila imunity kuat maka akan selesai di situ sebelum terjadi antibodi. Jadi sebetulnya Covid itu bisa diselesaikan dengan mekanisme autofagi yang sangat hebat.

Kondisi di mana tubuh tidak memilik kalori berupa makanan masuk, atau sedang olahraga yang cukup intensitasnya, pada saat itu tubuh akan melirik sekitarnya mana yang akan menjadi makanan. Hal ini sekaligus untuk recycle, yaitu membersihkan sel.

Maka orang yang rajin puasa dan autofaginya berjalan dengan kuat,f kesehatan metaboliknya akan sangat bagus.***

Editor: Denny Anugrah Wicaksono

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x