Network
SRAGEN UPDATE – Marvel Fase 4 sejauh ini lumayan mengaduk-aduk, dimulai dengan “WandaVision” kemudian sampai di “Eternals”.
Tidak ada tempat lain yang lebih jelas daripada bonanza layar lebar terbaru Marvel, “Eternals”.
Terlalu lama dan sangat lambat, film “Eternals” dinilai salah satu kekecewaan terbesar Marvel hingga saat ini, meski tentu tetap banyak yang menyukainya.
Eternals melawan tren film Marvel yang biasa, dengan konsep jauh lebih menggugah pikiran dan banyak ide filosofis.
Tidak seperti drama bermuatan politik yang terlihat dalam sesuatu seperti “Watchmen”, Eternals tidak memiliki keberanian menyelami materi secara mendalam.
Sambil secara bersamaan menyulap semua karakter yang berbeda dan ancaman akhir dunia.
Baca Juga: Sekuel Eternals 2, Proyek Ambisius Marvel Mengeksplor Alam Semesta dan Bergabungnya Harry Styles ke MCU
Ditetapkan setelah peristiwa “Avengers: Endgame”, film ini berpusat pada ras alien abadi bernama Eternals.
Mereka telah hidup di bumi selama lebih dari 7.000 tahun, bertugas melindungi manusia dan memungkinkan mereka mengisi bumi.
Kecuali jika mereka tidak melakukannya.
Ketika Thanos dikalahkan, itu memicu ancaman akhir dunia yang dikenal sebagai kemunculan ketika para deviants atau musuh Eternals bangkit.
Lalu menjadi ancaman untuk menghancurkan umat manusia.
Eternals dinilai menimbulkan masalah dan film ini sebenarnya sadar akan lubang plotnya sendiri.
Dengan tugas Eternals melindungi manusia di bumi, ada semacam penjelasan yang setengah matang mengapa mereka tidak terlibat dalam rencana Thanos dan Ultron.
Mereka diinstruksikan untuk tidak, itulah jawabannya.masalah lain yang lebih mengganggu dengan perkembangan premis dan plot dasar.
Baca Juga: Sinopsis, Prediksi, Spoiler Film Eternals 2, Penjelasan Dane Whitman Black Knight dan Eros Adik Thanos
Film ini tidak hanya harus memperkenalkan 10 karakter baru, memberi mereka semua alur yang konsisten dan alasan untuk bertarung.
Namun, juga harus memperkenalkan Deviants, sejarah yang mengarah hingga hari ini, menjelaskan lubang plotnya dan memakukan ciri khasnya.
Hasilnya adalah campur aduk, beberapa yang bekerja dan yang lain benar-benar tidak.
Di tengah plot ini adalah kisah cinta antara dua Eternals, yaitu Sersi dan Ikaris.
Ada banyak yang mengatakan tentang adegan seks, sama sekali tidak menambah apa pun ke dalam cerita.
Ini adalah masalah konsisten di seluruh run-time Eternals, dengan terlalu banyak karakter dan tidak cukup run-time untuk menyempurnakan semuanya.
Seharusnya film ini memberikan cukup waktu untuk benar-benar memperkenalkan karakternya daripada menyulap semuanya sekaligus.
Dari semua kekurangannya itu, Eternals tidak dapat disangkal lagi merupakan suguhan visual untuk dilihat.
CGI-nya bagus, sebagian besar skornya sebenarnya cukup bagus dan beberapa pemandangan sepanjang waktu ditampilkan dengan indah.
Beberapa urutan pertarungan sedikit tersendat, tetapi tembakan yang panjang dan mapan ditampilkan dengan indah.
Namun, akhirnya film ini memiliki beberapa ide bagus, meski mereka hilang berkat kecepatannya yang sangat lambat dan skenario yang melelahkan.
Film ini sangat membutuhkan pengeditan yang kuat, tetapi mengingat sutradaranya Chloe Zhao dikenal karena memproduksi film lambat.
Film yang mengeksplorasi tema mendalam, apakah ada yang benar-benar terkejut?***
