SRAGEN UPDATE – Anime alias animasi asal Jepang kerap mengusung tema yang bermacam-macam, termasuk dengan isu kesehatan mental.
Kini kalangan masyarakat sudah lebih peduli terhadap isu tersebut, sehingga tak sedikit yang mencari rekomendasi anime yang mengusung tentang kesehatan mental.
Kendati demikian, isu tentang kesehatan mental masih dianggap sebagai masalah yang sangat pribadi di Jepang sehingga jarang menjadi perhatian.
Hal itu sebagaimana yang telah dilansir SragenUpdate.com dari laman Gamerant pada 14 Juli 2022.
Baca Juga: Anime Kimetsu no Yaiba Season 3 Segera Rilis, Berikut Prediksi Jadwal Tayang serta Plot Cerita
Untungnya terdapat beberapa anime yang mengangkat tentang isu tersebut demi menyebar kesadaran tentang kesehatan mental.
Adapun rekomendasi anime yang mengusung tentang kesehatan mental di antaranya adalah sebagai berikut.
- Wakana Gojo dari anime My Dress-Up Darling
Anime ini mengusung isu seperti gangguan obsesif kompulsif (OCD), kecemasan sosial, dan trauma.
Meskipun tingkah laku tokoh utama, Gojo tak menunjukkan gejala OCD yang intens, dia nyaman mengisolasi diri dari sosial.
Dia juga mengerjakan sebuah projek terhadap bonekanya yang bernama Hina hingga mengorbankan tidur, kesehatan, pendidikan, bahkan menghabiskan sejumlah uang untuk menyelesaikan tugasnya.
Gojo semacam terobsesi kepada boneka Hina di usia yang sangat muda, membuatnya menarik diri dari dunia dan tidak lagi memiliki kehidupan sosial.
Obsesi tersebut kemungkinan untuk mengatasi kesedihannya akibat menjadi yatim piatu di usia yang begitu muda.
Gojo kurang bisa berinteraksi sehingga menjadi seorang pria yang cukup canggung.
- Rascal Does Not Dream of Bunny Girl Senpai
Sindrom remaja mungkin dianggap sebagai sesuatu yang fiktif atau fantasi, tetapi itu mewakili masalah yang sangat nyata dialami.
Anime ini turut mengangkat gangguan identitas disosiatif (DID), depresi, dan kecemasan berat.
Sakuta dan adik perempuannya, Kaede adalah insiden pertama dalam seri ini.
Di mana Kaede cemas berlebihan sehingga tubuhnya menjadi terluka secara fisik, sampai harus dirawat di rumah sakit.
Kaede kemudian kehilangan ingatannya dan mengadopsi kepribadian yang sama sekali baru sebagai mekanisme koping.
Itu adalah tipe ‘beralih’ pada penderita DID.
Gadis Kelinci yang terkenal yakni Mai Sakurajima serta Nodoka Toyohama dan Rio Futaba menjadi rentan terhadap sindrom remaja ketika kesehatan mental mereka memburuk.
Namun mereka dapat mulai sembuh jika membuka diri dan mendiskusikan masalah masing-masing.
- Shoya Ishida dari anime Koe no Katachi
Sama-sama menampilkan isu depresi, tetapi anime ini turut mengangkat masalah kecenderungan bunuh diri.
Koe no Katachi menceritakan tentang Shouko, gadis muda yang tidak dapat mendengar dan mendapat perilaku tak menyenangkan selama sekolah.
Suatu hari, Shouko sampai harus dipindahkan karena perlakuan yang dia dapatkan di sekolah sebelumnya dinilai sudah tidak dapat ditoleransi.
Ketika guru menanyakan dalang di balik aksi penindasan, semua orang di kelas menyalahkan Shouya Ishida.
Karena hal itu, akibatnya Shouya dijauhi dari semua kelompok sosial hingga ia masuk SMA.
Ditolak oleh sosial dan diliputi rasa bersalah, akhirnya Shouya berencana untuk bunuh diri.
Untungnya, dia menemukan cara untuk menebus tindakan masa lalunya itu sambil belajar ‘menyinari’ orang lain yang pernah melewati hal yang sama.
- Kakeru Naruse dari anime Orange
Anime ini mengusung isu kesehatan mental yang sama dengan Koe no Katachi.
Kisah Kakeru Naruse ini menunjukkan kepada penonton betapa pentingnya support system.
Naruse sempat merencanakan bunuh diri karena ibunya tidak dapat diselamatkan.
Untungnya, Naho Takamiya menerima surat dari masa depan yang mengarahkannya untuk menyelamatkan Naruse dari bunuh diri.
Di garis waktu aslinya, Naruse diceritakan tidak memberi siapa pun tentang kematian ibunya sehingga dia menanggung rasa sakit sendirian.
Namun di dunia paralel, Naho berusaha mengubah alur tersebut dengan membentuk persahabatan dan membantunya dari keterpurukan sebelum terlambat.
Depresi dan keinginan bunuh diri seseorang tidak boleh diabaikan.
- Shouko Komi dari anime Komi Can’t Communicate
Berbeda dengan deretan anime sebelumnya, anime ini mengangkat masalah kecemasan sosial yang parah.
Menceritakan tentang Komi, siswa cantik yang memiliki gangguan kecemasan terhadap sosial yang ekstrem.
Komi tak memiliki satu pun teman, sampai Hitohito Tadano mendesaknya untuk mengekspresikan diri melalui tulisan.
Tadano membantu Komi mendapatkan banyak teman.
Selain mendorong Komi untuk meningkatkan keterampilan komunikasinya, teman-temannya menerima dia apa adanya.***