9 Tradisi Jawa Tengah yang Masih Ada hingga Sekarang Namun Jarang Diketahui, Semarang Punya Tradisi Unik

2 Januari 2023, 21:07 WIB
9 Tradisi Jawa Tengah yang Masih Ada hingga Sekarang Namun Jarang Diketahui, Semarang Punya Tradisi Unik //Instagram @varshaadhikumoro

SRAGEN UPDATE — Setiap daerah yang berada di Provinsi Jawa Tengah mempunyai tradisi yang berbeda dari daerah lain.

Tradisi adalah sebuah kebudayaan yang selalu diturunkan satu generasi ke generasi berikutnya.

Tradisi akan terus berjalan jika tetap dilaksanakan dan dilestarikan dengan bijak.

Namun, tradisi akan menghilang jika tidak dilakukan dan dilestarikan lagi.

Baca Juga: Profil dan 7 Fakta Ahyeon BABY MONSTER Disebut Ace Grup dan All Rounder, Mantan Trainee JYP?

Dilansir SragenUpdate.com dari akun YouTube @M Shah Official berikut adalah 9 Tradisi yang masih ada di Jawa Tengah, namun jarang diketahui.

1. Wetonan

“Weton” dalam Bahasa Jawa memiliki arti “keluar”.

Tradisi Wetonan adalah upacara yang dilakukan untuk menyambut bayi yang baru lahir.

Tradisi Weton dilakukan supaya bayi tersebut akan terhindar dari bahaya serta bisa mendapatkan rezeki yang lebih.

2. Tedak Siten

Tedak Siten atau Tedak Siti dalam Bahasa Jawa adalah 'ngidunke'.

Baca Juga: Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023, Ada Berapa dan Kapan Saja?

“Tedak” artinya turun dan “siten” artinya tanah.

Tedak Siten adalah rangkaian prosesi adat tradisional dari Jawa yang diselenggarakan saat pertama kali seorang anak belajar berjalan untuk pertama kalinya.

Biasanya upacara adat ini dilakukan saat anak berusia sekitar 7 atau 8 bulan.

Secara keseluruhan upacara Tedak Siten bermakna untuk mengajarkan anak tentang konsep kemandirian, tanggung jawab, dan tangguh dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, serta bersifat dermawan terhadap sesama.

3. Ruwatan

Di daerah Dieng, Wonosobo bagi anak-anak yang memiliki rambut ikal atau gimbal biasanya dianggap mirip dengan ‘Buto Ijo’ sehingga harus diadakan upacara Ruwatan.

Hal ini dilakukan guna mengusir hawa jahat dan hal-hal buruk yang di bawa ‘Buto Ijo’.

Baca Juga: Mohamed Salah Berpotensi Jadi Pencetak Gol Terbanyak Liverpool di Liga Inggris, Berapa Jumlahnya?

4. Larung Saji

Tradisi ini biasanya dengan mudah dijumpai di daerah yang ada dipinggir pantai, terutama pesisir Utara dan Selatan.

Upacara Larung Saji dilakukan dengan cara menghanyutkan beberapa bahan makanan.

Bahan makanan itu berupa hasil panen dan hewan sembelihan.

Bahan makanan itu dilarutkan ke laut dengan menggunakan perahu.

Upacara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta akan hasil laut yang telah diberikan kepada para nelayan.

Selain itu, upacara ini juga dilakukan guna mendoakan keselamatan para nelayan agar bisa melaut dengan selamat.

5. Popokan

Tradisi Popokan adalah upacara yang dilakukan masyarakat yang ada di daerah Semarang.

Baca Juga: Cara Membuat Oliebollen atau Donat Belanda yang Viral, Tanpa Mixer dan Tanpa Diuleni!

Tradisi ini dilakukan dengan cara melempar lumpur pada saat hari Jum’at Kliwon di bulan Agustus.

Tradisi Popokan mulai dilakukan oleh masyarakat daerah Bringin, tetapi sekarang banyak masyarakat Semarang yang melakukan tradisi ini.

Masyarakat setempat melakukan tradisi ini untuk menghilangkan kejahatan atau ‘tolak bala’ yang ada di daerah tempat tinggal mereka.

Itulah tadi, tradisi yang ada di Jawa Tengah, namun jarang diketahui.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Tags

Terkini

Terpopuler