Setelah itu, SDD melanjutkan pendidikannya ke Universitas Gadjah Mada (UGM) di jurusan Sastra Inggris, serta menempuh S2 dan S3 di Universitas Indonesia (UI).
Diketahui sejak tahun 1974, SDD mengabdikan diri menjadi pengajar di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI dan menjabat sebagai dekan FIB UI periode 1995-1999, dan pensiun di tahun 2005.
Sembari menjadi seorang pengajar, SDD juga menciptakan beberapa karya fiksi dan nonfiksi, sajak-sajaknya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Baca Juga: Profil Ustadzah Halimah Alaydrus, Pendakwah yang Tidak Menampakkan Wajah di Sosmed
Karya-karya Sapardi Djoko Damono
Seperti yang telah diketahui, almarhum SDD merupakan sosok sastrawan terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia.
Beberapa karya-karyanya sangat terkenal, di antaranya puisi yang berjudul “Aku Ingin”, “Pada Suatu Hari Nanti”, “Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari”, “Hujan Bulan Juni”, dan lain-lain.
Berikut ini beberapa karya SDD baik puisi, novel, maupun cerpen.
- Duka-Mu Abadi (1969)
- Mata Pisau (1974)
- Sihir Hujan (1984)
- Suddenly The Night: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (1988, terjemahan oleh J.H. McGlynn)
- Pengarang Telah Mati (2001, antologi cerpen)
- Mantra Orang Jawa (2005, puitisasi mantra tradisional Jawa)
- Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita (2012, antologi puisi)
- Hujan Bulan Juni (2015, novel)
- Pingkan Melipat Jarak (2017, novel)
- Yang Fana Adalah Waktu (2018, novel)
Itu dia beberapa karya sastra SDD yang tak lekang oleh waktu, masih ada banyak karya yang belum disebutkan.