Jerman Nyatakan Tak Dukung Gianni Infantino jadi Presiden FIFA Tahun Depan Karena Masalah HAM

18 November 2022, 21:01 WIB
Jerman Nyatakan Tak Dukung Gianni Infantino jadi Presiden FIFA Tahun Depan Karena Masalah HAM /REUTERS/Annegret Hilse/

SRAGEN UPDATE – Ketua Asosiasi Sepak Bola Jerman, Bernd Neuendorf, menyatakan bahwa mereka tak akan mendukung Gianni Infantino sebagai Presiden FIFA di tahun depan.

Kekesalan Neuendorf terhadap FIFA ini ia nyatakan dalam konferensi pers di hari Jumat, 18 November 2022.

Neuendorf menyayangkan buruknya penanganan FIFA terhadap masalah hak asasi manusia (HAM) di Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dan Iran.

“Kami memang mengambil keputusan ini (tak dukung Infantino). Itu tidak mudah, tapi pada akhirnya itulah keputusan yang kami yakini,” ungkap Neuendorf, dikutip Sragenupdate.com dari Reuters.com.

Baca Juga: Ditemukan Fosil Kura-Kura Laut Era Dinosaurus di Spanyol

Neuendorf kemudian menerangkan bahwa sebelumnya, Infantino sudah mendapat dukungan dari konfederasi benua dalam pemilihan presiden FIFA selanjutnya.

Namun, setelah surat yang dikeluarkan FIFA dua minggu lalu terkait penolakan terhadap kaos latihan tim Denmark bertuliskan pesan HAM, mereka jadi sangat kesal.

“Ada hal lain yang juga buat kami kesal dengan FIFA. Larangan slogan untuk kaos Denmark karena ‘hak asasi manusia untuk semua’ tertulis di sana,” lanjut Neuendorf.

Sebelumnya, FIFA memang telah menolak ajuan tim Denmark untuk gunakan kaos bertuliskan pesan HAM tersebut selama latihan Piala Dunia 2022.

Penolakan tersebut didasari alasan bahwa piala dunia tidak boleh mencakup pesan politik apapun dan hanya boleh fokus pada sepak bola.

Baca Juga: Ratusan Karyawan Twitter Diduga Akan Tinggalkan Perusahaan Setelah Peringatan dari Elon Musk

Neuendorf menyayangkan penolakan tersebut karena menurutnya, slogan pada kaos itu tidak berunsur politik, melainkan tentang HAM yang bersifat universal dan mengikat di seluruh dunia.

Neuendorf juga kesal akan sikap FIFA yang tak begitu menanggapi isu bahwa Qatar memperlakukan pekerja asing dengan kurang baik.

Neuendorf menganggap bahwa FIFA terlalu cepat menolak ajuan kaus tim Denmark, namun tak berani memposisikan diri mereka dalam kericuhan HAM di Iran.

Pada bulan September 2022, kematian seorang wanita bernama Mahsa Amini saat berada dalam tahanan polisi moral Iran menimbulkan protes dan demo besar di negara tersebut.

Neuendorf menyebut bahwa para wanita yang sangat berani di Iran pantas mendapat dukungan semua pihak.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Tags

Terkini

Terpopuler