SRAGEN UPDATE - Ajax telah mencatatkan awal musim terburuknya sejak 1964 dan benar-benar merupakan klub yang berada dalam krisis.
Pertandingan De Klassieker melawan Feyenoord di Johan Cruyff Arena harus dibatalkan pada hari Minggu setelah menit ke-56, dengan tim tuan rumah tertinggal 3-0.
Penggemar yang marah melemparkan suar dan kembang api ke lapangan sehingga memaksa pertandingan dilanjutkan secara tertutup pada hari Rabu, akhirnya kalah 4-0 dari juara bertahan Eredivisie.
Baca Juga: Pep Guardiola Ungkap Target Baru Man City Setelah Tersingkir di Awal Turnamen Carabao Cup
Di sini, kita melihat apa yang salah di klub tersukses di Belanda.
- Pengurasan Pemain Berbakat
Empat tahun lalu, Ajax hanya tinggal beberapa detik lagi untuk mencapai final Liga Champions.
Tim yang nyaris meraih kejayaan dipilih oleh para pemangsa dari liga-liga terbesar Eropa.
Bintang tim itu seperti Andre Onana, Matthijs de Ligt, Frenkie de Jong, Donny van de Beek, dan Hakim Ziyech semuanya dijual.
- Hengkangnya Direktur dan Manajer
Dengan Marc Overmars bekerja sebagai direktur sepak bola dan Erik ten Hag sebagai manajer, kebijakan pemuda Ajax yang terkenal dan perekrutan yang sangat baik membuat mereka tetap menjadi kekuatan utama dalam sepak bola Belanda.
Mereka memenangkan gelar Eredivisie baru-baru ini pada musim 2021-2022, saat segalanya mulai berantakan.
Overmars meninggalkan klub pada Februari 2022, sementara Ten Hag pindah ke Manchester United pada musim panas.
Ajax gagal mengganti personel kunci ini secara memadai, rekrutmen mereka di lapangan terhambat dan mereka terus kehilangan pemain terbaiknya ke klub-klub kaya.
Ajax menunjuk Alfred Schreuder untuk menggantikan Ten Hag. Manajer baru hanya bertahan hingga Januari tahun ini, sebelum John Heitinga didatangkan hingga akhir musim 2022-23.
Godenzonen hanya mampu finis ketiga di kasta tertinggi Belanda, tertinggal 13 poin dari juara bertahan Feyenoord, yang merupakan finis liga terendah mereka sejak 2008-2009.
Heitinga digantikan oleh bos Sparta Rotterdam Maurice Steijn, menjelang kampanye baru.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa VAR Tidak Digunakan di Carabao Cup dalam Pertandingan Putaran Ketiga
Tanpa sepak bola Liga Champions, Ajax menjual pemain seperti Jurien Timber, Calvin Bassey, Edson Alvarez dan Mohammed Kudus dengan harga mahal.
Pada bulan April, Sven Mislintat ditunjuk sebagai direktur sepak bola dan mengawasi jendela transfer untuk merekrut talenta muda yang sebagian besar belum terbukti.
Skuad berpenampilan baru hanya memenangkan satu dari lima pertandingan liga pertama mereka.
Mislintat dipecat menyusul awal yang buruk dan penyelidikan internal atas konflik kepentingan terkait bisnis transfernya.
- Masalah di Tribun Penonton
Ajax tidak hanya punya masalah besar di lapangan dan di level ruang rapat, tetapi juga di tribun penonton.
Tidak sedikit pendukung Ajax yang bersikap anarkis di bangku penonton.
Baca Juga: Hasil Undian Putaran Keempat Carabao Cup: Man United dan Arsenal Mendapat Lawan Tangguh
Legenda klub Marco van Basten memberikan tanggapan emosional setelah kejadian kacau hari Minggu itu.
"Ini adalah skenario terburuk yang mungkin terjadi. Sejujurnya saya mengatakan kita sebaiknya berhenti dari sepak bola profesional di Belanda. Matikan. Ini benar-benar disengaja dan saya tidak tahu alasannya. Apakah mereka mengira ini akan mengubah hasil pertandingan?” ujar Marco van Basten.
Jika Ajax tidak bisa menjinakkan para hooligannya, maka mereka pasti akan mendapat sanksi besar dari badan pemerintahan Belanda.
Masalah-masalah ini harus diatasi secara langsung, tetapi suasana hati para penggemar juga dapat ditingkatkan dengan peningkatan hasil tim.
Baca Juga: Gara-gara Unggah Video di TikTok, Napoli Bisa Menghadapi Tuntutan Hukum dari Victor Osimhen
Demikian tiga penyebab klub Ajax alami krisis dan kekacauan yang dilansir oleh SragenUpdate.com dari LiveScore pada Kamis, 28 September 2023.***