Apa Itu Doping dalam Sepak Bola? Berikut Sejarah Penangguhan dan Protokol Setelah Kontroversi Paul Pogba

- 1 Maret 2024, 18:14 WIB
Apa Itu Doping dalam Sepak Bola? Berikut Sejarah Penangguhan dan Protokol Setelah Kontroversi Paul Pogba
Apa Itu Doping dalam Sepak Bola? Berikut Sejarah Penangguhan dan Protokol Setelah Kontroversi Paul Pogba /Dede Hodijah/kabar-sumedang.com/DOK Instagram paulpogba

SRAGEN UPDATE - Doping, sebuah istilah yang sering kali memicu kontroversi dan kompleksitas dalam dunia olahraga, terutama dalam sepak bola, dan telah menjadi fokus perhatian para pejabat utama dalam permainan ini.

Hal ini terjadi karena doping dianggap ilegal dalam sepak bola maupun dalam dunia olahraga secara luas.

Dalam lanskap sepak bola yang terus berubah, klub-klub di seluruh dunia selalu mencari keunggulan mereka berikutnya.

Baca Juga: Pemain Man United Marcus Rashford Menyampaikan Tanggapan pada Para Kritikusnya: Saya Bukan Orang yang Sempurna

Namun, para pemain dituntut untuk tetap mematuhi aturan dan menjauh dari doping.

Ini bukan hanya masalah fair play, tetapi juga menyangkut keselamatan atlet dan integritas olahraga itu sendiri.

Doping merupakan penggunaan obat atau zat-zat terlarang untuk meningkatkan kinerja fisik dalam olahraga.

Komite Olimpiade Internasional mendefinisikannya sebagai ‘penggunaan sengaja atau tidak sengaja dari zat-zat terlarang dan metode terlarang pada daftar doping saat ini’.

Pemain sepakbola yang pernah terlibat dalam doping mungkin melakukannya dengan tujuan untuk meningkatkan stamina atau kekuatan mereka dalam pertandingan.

Baca Juga: Erik ten Hag Marah dengan Kebencian yang Ditujukan Terhadap Fernandes: Itu Menyedihkan

Namun, risiko-risiko yang terkait jauh lebih besar daripada manfaat yang diharapkan.

Doping dapat membahayakan kesehatan fisik, mental, dan emosional para pemain.

Tekanan dari persaingan dalam sepak bola modern sering kali mempengaruhi para pemain, terutama para bintang muda, untuk menggunakan doping.

Mereka merasa perlu untuk mempertahankan tingkat performa yang tinggi atau mempercepat proses pemulihan dari cedera.

Dalam dunia sepakbola, pengujian acak terhadap pemain sering dilakukan untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan anti-doping.

Baca Juga: Perburuan Xabi Alonso: Liverpool Tetap Tenang Meski Klub Lain Menunjukkan Ketertarikan

Pemain yang terlibat dalam pelanggaran aturan tersebut dapat dikenai sanksi mulai dari denda hingga penangguhan dalam pertandingan.

Pada Februari 2023, FIFA merilis laporan anti-doping terbaru mereka untuk musim 2021/2022 yang menunjukkan bahwa sebanyak 2.921 tes pengendalian doping dilakukan dalam 11 kompetisi yang diorganisasi oleh FIFA.

Hanya enam dari hasil tes tersebut yang menghasilkan ‘temuan analitik yang merugikan’.

UEFA juga memiliki protokol yang ketat terkait dengan pengujian doping.

Semua sampel yang dikumpulkan dalam berbagai kompetisi UEFA disimpan selama sepuluh tahun untuk dapat dianalisis ulang.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Dihukum: Larangan Bermain dan Denda karena Insiden Gestur Tidak Senonoh

Dilansir oleh SragenUpdate.com dari 90min pada Jumat, 1 Maret 2024 hal ini merupakan upaya untuk mencegah pemain dari menggunakan doping.

Meskipun kasus-kasus doping dalam sepak bola tidak sebanyak olahraga lainnya, seperti balap sepeda atau angkat besi, mereka tetap menjadi berita besar ketika terjadi.

Contohnya adalah kasus Paul Pogba yang dijatuhi hukuman larangan selama empat tahun setelah dinyatakan positif mengonsumsi testosteron pada September 2023.

Dengan demikian, meskipun sepak bola mungkin tidak sering dikaitkan dengan kasus doping seperti olahraga lainnya, perlunya pengawasan yang ketat dan penegakan aturan anti-doping tetap penting untuk menjaga integritas dan keamanan dalam olahraga ini.***

Editor: Muhammad Emir Al-Azkiya

Sumber: 90min.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah