Network
SRAGEN UPDATE - Setelah turun dari puncak klasemen menyusul hasil imbang 2-2 di Old Trafford, manajer Liverpool, Jurgen Klopp, mencoba menekan pemimpin baru, Arsenal, saat persaingan gelar memasuki babak selanjutnya.
Pertandingan tersebut memunculkan pertanyaan apakah ini akan menjadi momen kunci dalam perebutan gelar, terutama setelah Liverpool gagal menang dalam pertandingan yang seharusnya mudah bagi mereka.
Klopp bahkan ditanyai apakah ini akan menjadi perebutan gelar tanpa kesalahan seperti pada musim 2018-19, yang membuat kehilangan dua poin melawan United menjadi lebih berarti.
Dalam konferensi pers setelah pertandingan, Klopp memberikan pernyataan yang terdengar seperti trik psikologis.
Dia menyatakan bahwa Arsenal adalah tim yang baik dan percaya bahwa jika United bermain seperti yang mereka lakukan saat melawan Liverpool, Arsenal akan menang dalam pertandingan melawan mereka.
Pernyataan Klopp tersebut tidak hanya menempatkan tekanan pada Arsenal untuk tampil, tetapi juga mungkin memprovokasi United untuk merespons dan membuktikan kepada Klopp apa yang bisa mereka lakukan, sambil secara tidak langsung melakukan apa yang diinginkan Klopp.
Dalam sejarah Liga Premier, tidak jarang manajer menggunakan strategi psikologis seperti ini.
Sir Alex Ferguson, misalnya, sering kali melakukan hal serupa untuk memotivasi lawan-lawannya dalam pertandingan penting.
Liverpool, yang telah mengalami beberapa kali kesulitan dalam musim ini, memiliki keunggulan dalam kemampuan mereka untuk bangkit kembali dalam pertandingan.
