Geram Dengan Tingkah Menteri, Jokowi: Kita Ini Bodoh, Jangan Tepuk Tangan

- 26 Maret 2022, 18:05 WIB
Geram Dengan Tingkah Menteri, Jokowi: Kita Ini Bodoh, Jangan Tepuk Tangan
Geram Dengan Tingkah Menteri, Jokowi: Kita Ini Bodoh, Jangan Tepuk Tangan /YouTube/Sekretariat Presiden

SRAGEN UPDATE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja memberikan sebuah pernyataan dari dirinya sendiri terhadap para bawahannya. 

Jokowi menilai bahwa hal yang dilakukan oleh menteri, kepala lembaga, kepala daerah dan BUMN tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia. 

Dikutip dari akun YouTube Miftah's TV, berikut ini adalah pernyataan dari Jokowi tentang tingkah laku para menterinya. 

Baca Juga: Kepala Dinas Satpol PP Kabupaten Sragen Adakan Razia ke Tempat Karaoke hingga Kamar Penginapan, Ada Apa

Presiden Jokowi mengakui sedih dengan negaranya Indonesia yang selalu membelikan barang impor dibandingkan barang dalam negeri. 

"Sedih saya melihat pada beli barang-barang impor semuanya padahal kita memiliki pengadaan barang dan jasa, anggaran dan modal pusat itu 526 triliun rupiah," kata Presiden RI Jokowi di Bali. 

Selain itu, Jokowi juga mengatakan bahwa dari daerah saja pengadaan barang sudah mencapai 535 triliun rupiah. 

Baca Juga: Viral Karyawati Cantik Asal Kebumen Iska Nurrohmah Meninggal di Pelukan Kekasih, Diduga Cinta Segitiga

"Daerah 535 triliun rupiah lebih gede daerah, nanti saya ulang. Pusat 526 triliun rupiah, daerah 535 triliun rupiah,"

Lalu jika dari pihak BUMN, Jokowi membeberkan bahwa mendapatkan 423 triliun rupiah dan bukan merupakan angka yang kecil. 

"BUMN jangan lupa saya detilkan lagi 423 triliun, ini duit gede banget besar sekali. Ya nggak pernah kita lihat dan ini kalau digunakan, kita nggak usah muluk - muluk,"

Baca Juga: Penjelasan Lengkap 7 Tokoh Penting di Military Prosecutor Doberman, dari Jaksa hingga Penjahat di Militer

Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, terlihat di bidang ekonomi hanya bisa mencapai 1,7 persen saja dari target utama 40 persen.

"Dibelokkan 40 persen saja 40 persen saja itu bisa mentriger, grup ekonomi kita pertumbuhan ekonomi kita yang pemerintah dan pemerintah daerah bisa 1,7 persen

Yang BUMN 0,4 persen 1,5 sampai 1,7 BUMNnya 0,4. Lah, ini kan 2 persen lebih enggak usah cari kemana - mana, tinggal cari investor,"

Baca Juga: Spoiler Military Prosecutor Doberman Episode 2: Cha Woo In Menunjukkan Kemampuannya di Depan Do Bae Man

Presiden RI Jokowi pun meminta siapapun yang ingin membeli barang lebih baik langsung ke pabrik atau industrinya. 

"Tak diam saja, tapi kita konsisten membeli barang yang diproduksi oleh pabrik-pabrik kita, industri-industri kita, UKM - UKM kita, kok nggak kita lakukan,"

Saking kesalnya dengan barang - barang impor, Presiden RI Jokowi justru langsung mengungkapkan kekesalannya. 

"Bodoh sekali kita kok nggak melakukan ini, malah beli barang-barang impor mau kita terus - terusan kan enggak,"

Jokowi pun sempat membeberkan bahwa membeli barang impor sama saja memberikan pekerjaan ke negara tetangga. 

"Enggak bisa, kalau kita beli barang-barang impor bayangkan Bapak Ibu semuanya kita memberikan pekerjaan kepada negara lain.

Duit kita berarti take me too outflow keluar, pekerjaan ada disana bukan disini coba kita belokkan semuanya kesini,"

Seharusnya dari barang yang dibeli pun harus bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. 

"Barang yang kita beli, barang dalam negeri berarti akan ada investasi berarti membuka lapangan pekerjaan bisa membuka 2 juta lapangan pekerjaan,"

Jokowi juga meminta agar para menteri tidak perlu tepuk tangan karena hal itu belum dilakukan. 

"Kalau ini tidak bisa dilakukan sekali, bodoh banget kita. Jangan tepuk tangan, karena kita belum melakukan.

Kalau nanti melakukan dan itu 400 triliun lebih betul-betul semuanya mengerjakan,"

Sekarang Presiden RI Jokowi hanya menetapkan target sekitar 40 persen saja dari 100 persen yang ada. 

"Kita hanya minta 40 persen dulu sebagai target yang nggak banyak - banyak sampai nanti Mei,"

Pagi tadi pun, Jokowi langsung memeriksa baru sekitar 214 triliun rupiah dan terdapat salah satu barang yang merupakan barang impor.

"Tadi pagi saya cek baru 214 triliun, gimana mau kita terus-terus, kan? contoh CCTV beli impor,"

***

Editor: Medina Sylvia Riyanto

Sumber: Youtube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah