Arti Malam Nisfu Sya’ban yang Jatuh Pada 17 Maret 2022, Beserta Hadist Keutamaannya 

17 Maret 2022, 17:14 WIB
Doa Nisfu Sya'ban dan Artinya /pixabay.com

 

SRAGEN UPDATE - Malam Nisfu Sya’ban jatuh pada tanggal 17 dan 18 Maret 2022, apa sebenarnya arti malam Nisfu Sya’ban dan hadist keutamaannya dari kajian Rumah Fiqih Indonesia.

Arti Nisfu Sya’ban, berdasarkan buku Malam Nisfu Sya’ban yang ditulis oleh Hanif Luthfi, Lc, MA, adapun kata Nisfu itu berarti setengah. Berikut hadist mengenai keutamaannya.

Maka Nisfu Sya’ban adalah setengahnya bulan Sya’ban. Adapun malam Nisfu Sya’ban adalah malam dari setengahnya bulan Sya’ban merujuk kepada kalender Islam. 

Bulan Sya’ban adalah bulan ke delapan dari nama-nama bulan kalender Hijriyah, setelah bulan Rajab dan sebelum Ramadhan. 

Baca Juga: Kajian Pagi Syekh Ali Jaber, Lakukan 4 Amalan Ini Rezeki Akan Menghampirimu

Sirojuddin Ibnu al-Mulaqqin (w. 804 H) menyebutkan bahwa aslinya Sya’ban itu berarti bercabang, memancar dan bertebaran. 

Dimana dahulu orang Arab ketika bulan ini, mereka berpencar mencari sumber air. Beliau menyebutkan dalam kitabnya at-Taudhih li Syarh al-Jami’ as-Shahih

Kalau dirujuk kepada kalender Qamariyyah, maka malam Nishfu Sya’ban jatuh pada tanggal 14 Sya’ban. 

Pergantian tanggal yang menggunakan patokan rembulan adalah saat matahari terbenam atau malam tiba.

Berdasarkan Sanad Hadis dari Hasan bin Ali al-Khallal dari Abdurrazzaq dan Ibnu Abi Sabrah, dari Ibrahim bin Muhammad dari Muawiyah bin Abdullah bin Ja’far dari Bapaknya dari Ali bin Abu Thalib.

Baca Juga: Menjelang 1 Ramadhan 1443 H 2022, Inilah Resep Takjil Melon Mengunggah Selera Cocok Untuk Buka Puasa

Hadits mengenai kemuliaan malam Nisfu Sya'ban:”

“Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali Al Khallal berkata, telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq berkata, telah memberitakan kepada kami Ibnu Abu Sabrah dari Ibrahim bin Muhammad dari Mu'awiyah bin Abdullah bin Ja'far dari Bapaknya dari Ali bin Abu Thalib ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila malam Nishfu Sya'ban (pertengahan bulan Sya'ban), maka shalatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah “yanzil” ke langit bumi pada saat itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia berfirman: "Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya? Adakah orang yang meminta rizki maka Aku akan memberinya rizki? Adakah orang yang mendapat cobaan maka Aku akan menyembuhkannya? Adakah yang begini, dan adakah yang begini…hingga terbit fajar. " (HR. Ibnu Majah).”

Disclaimer: artikel bersumber dari Rumah Fiqih Indonesia yang dituliskan kembali oleh penulis.***

Editor: Arina Nihayati

Tags

Terkini

Terpopuler