Ayat Tentang Bulan Muharram di Al Qur’an Lengkap dengan Arti dan Maknanya

- 28 Juli 2022, 19:12 WIB
Ayat Tentang Bulan Muharram di Al Qur’an Lengkap dengan Arti dan Maknanya
Ayat Tentang Bulan Muharram di Al Qur’an Lengkap dengan Arti dan Maknanya /Pixabay/

SRAGEN UPDATE – Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan dimuliakan oleh Allah SWT.

Di dalam Al Qur’an ada salah satu ayat yang membahas tentang bulan Muharram, yaitu di surah At Taubah ayat 36.

Di dalam ayat ini dijelaskan bahwa bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang harus dihormati.

Dilansir SragenUpdate.com dari Quran Kemenag, adapun isi ayat 36 surah At Taubah beserta dengan arti dan makna yang terkandung di dalamnya adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Apa Saja Amalan-Amalan Sunnah Bulan Muharram yang Bisa Dikerjakan?

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya:

Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.

Makna yang terkandung di dalamnya:

Baca Juga: Lafadz Bacaan Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H Beserta Arti dan Amalan Sunnah

Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menetapkan jumlah bulan sebanyak dua belas, semenjak Dia menciptakan langit dan bumi.

Adapun yang dimaksud dengan bulan di sini ialah bulan Qamariah karena dengan perhitungan Qamariah itulah Allah menetapkan waktu untuk mengerjakan ibadah yang fardhu, ibadah yang sunnah dan beberapa ketentuan lainnya.

Di antara  kedua belas bulan itu, ada empat bulan yang ditetapkan sebagai bulan haram yaitu bulan Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajab.

Keempat bulan itu harus dihormati dan pada waktu itu tidak boleh melakukan peperangan.

Baca Juga: Jadwal Puasa Muharram, Tasu'a dan Asyura Beserta Keutamaan Bulan Muharram

Ketentuan ini berlaku pula dalam syariat Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS sampai kepada syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Salah satu hikmah diberlakukannya bulan-bulan haram ini, terutama bulan Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram adalah agar pelaksanaan haji di Mekah bisa berlangsung dengan damai.

Rentang waktu antara Zulkaidah dan Muharram sudah cukup untuk mengamankan pelaksanaan ibadah haji.

Apabila ada yang melanggar ketentuan ini, maka pelanggaran itu bukanlah karena ketetapan itu sudah berubah.

Baca Juga: Amalan-amalan Terbaik Bulan Muharram yang Sayang Jika Tidak Dilakukan

Akan tetapi semata-mata karena menuruti kemauan hawa nafsu sebagaimana yang telah dilakukan oleh kaum musyrikin.

Biasanya, orang-orang Arab amat patuh kepada ketetapan ini sehingga apabila seseorang terbunuh, baik saudara atau bapaknya bertemu dengan pembunuhnya pada salah satu bulan haram ini, maka dia tidak berani menuntut balas, karena menghormati bulan haram itu.

Padahal orang Arab sangat terkenal semangatnya untuk menuntut, membela dan membalas dendam.

Itulah ketetapan yang harus dipenuhi, karena pelanggaran terhadap ketentuan ini sama saja dengan menganiaya diri sendiri, sebab Allah telah memuliakan dan menjadikannya bulan-bulan yang harus dihormati.

Pengecualian apabila kita dikhianati atau diserang pada bulan haram tersebut, maka dalam hal ini wajib mempertahankan diri dan membalas mereka yang menyerang kita.  Allah berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 217 yang berbunyi:

 يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ ۗ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَكُفْرٌۢ بِهٖ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَاِخْرَاجُ اَهْلِهٖ مِنْهُ اَكْبَرُ عِنْدَ اللّٰهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ اَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

Artinya:

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidil Haram, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barang siapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al Baqarah: 217)

Ayat ini memerintahkan kepada kaum Muslimin agar memerangi kaum musyrikin karena mereka merusak perjanjian yang sudah disepakati dan memerangi kaum Muslimin.

Mereka memerangi kaum Muslimin bukan karena balas dendam, fanatik kesukuan, atau merampas harta benda sebagaimana yang biasa mereka lakukan pada masa lalu terhadap kabilah lain.

Akan tetapi maksud utama mereka adalah ingin menghancurkan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad dan memadamkan cahayanya.

Maka wajiblah bagi setiap muslim bangun serentak memerangi mereka sampai agama Islam itu tegak dan mereka hancur binasa.

Hendaklah ditanamkan ke dalam dada setiap muslim semangat jihad serta tekad dan keyakinan bahwa mereka pasti menang karena Allah selamanya menolong orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.***

 

Editor: Medina Sylvia Riyanto

Sumber: Quran Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah