Network
SRAGEN UPDATE – Tahun baru islam 1444 Hijriah ditetapkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI hari ini, Sabtu 30 Juli 2022.
Di tahun baru islam 1444 Hijriah ini, semoga kita dapat diberikan anugerah rahmat oleh Allah SWT, kesehatan, keselamatan, kelapangan rezeki, dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, M Fuad Nassar mengajak umat islam untuk dapat memaknai tahun baru islam sebagai inspirasi untuk mencapai kemajuan bangsa.
“Mari kita memaknai Tahun Baru Islam 1444 Hijriah sebagai inspirasi untuk kemajuan dan kemuliaan bangsa,” kata Fuad seperti yang SragenUpdate.com kutip dari ANTARA.
“Nilai-nilai hijrah yang diteladankan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya lima belas abad yang lampau mengajarkan arti perpindahan menuju perubahan dan perbaikan,” ujar Fuad.
Fuad menyampaikan bahwa titik pusat perjuangan risalah Nabi Muhammad SAW berpindah dari Mekkah ke Madinah bukan sekedar perpindahan fisik.
Baca Juga: Bacaan Doa Awal dan Akhir Tahun Baru Islam 1444 Hijriah, Lengkap dengan Artinya
Akan tetapi, juga perubahan strategi yang bertujuan untuk menegakkan risalah dan dakwah islamiyah.
Tahun kepindahan Nabi dari Mekkah ke Madinah, dulunya bernama Yatsrib.
Ini diabadikan menjadi permulaan penanggalan kalender islam yaitu tahun Hijriah.
Ia juga mengatakan hijrah tersebut juga menunjukkan semangat kemerdekaan beragama jauh sebelum lahirnya Deklarasi Universal HAM atau Hak Asasi Manusia.
“Hijrah yang sangat bersejarah itu membawa perubahan suasana hati umat islam di masa itu yang mendambakan kemerdekaan beragama dalam arti terbebas dari segala macam tekanan, blokade, permusuhan, dan intimidasi kaum musyrikin Quraisy di zaman itu,” ucap Fuad.
Selain itu, Fuad juga mengatakan bahwa saat di Madinah, Nabi Muhammad SAW mendirikan masjid pertama.
Lalu membangun masyarakat, negara kota serta menyusun Piagam Madinah yang merupakan piagam negara tertulis pertama di dunia.
Nabi Muhammad SAW menerapkan prinsip-prinsip luar biasa tentang persatuan dan toleransi dalam membina kehidupan umat islam.
Tak hanya itu, tapi juga relasi damai dengan komunitas non-Muslim di Madinah hingga 630 Masehi atau tahun ke-8 sesudah hijrah setelah membebaskan kota suci Mekkah dengan cara damai dan bermartabat.
“Umat islam selayaknya menggali mutiara hikmah dari peristiwa hijratur rasul dan meneladani akhlak kepemimpinan Rasulullah sebagai uswatun hasanah (contoh teladan terbaik) dalam konteks kekinian,” tutur Fuad.***
