Ka'ab berkata kepada istrinya, "Yang memanggilku adalah Abu Na'ilah. Seandainya ia menemukanku tidur, ia pasti akan membangunkanku."
Istri Ka'ab berkata, "Demi Allah, sungguh aku mendengar di suara Abu Na'ilah ada kejelekan."
Ka'ab berkata lagi, "Jika seorang pemuda diajak kepada tikaman, ia pasti akan menerimanya."
Ka'ab segera menemui mereka dan bercakap-cakap dengan mereka sesaat. Sebaliknya, mereka pun demikian. Mereka (Abu Na'ilah atau Silkan bin Maslamah dan teman-temannya) berkata, "Anak Al-Asyraf, maukah engkau pergi bersama kami ke bukit Al-Ajuz untuk mengobrolkan sesuatu di sisa malam kita ini?"
Ka’ab menjawab, "Jika itu mau kalian (silakan)."
Mereka keluar dan berjalan sesaat. Abu Na'ilah menaruh tangannya ke rambut bagian samping Ka'ab lalu mencium tangannya hingga ia merasa tenang dan berkata, "Aku tidak pernah melihatmu memakai parfum yang sangat wangi seperti malam ini."
Kemudian Abu Na'ilah berialan sesaat dan melakukan hal yang sama sampai Ka'ab merasa tenang.
Kemudian berjalan lagi sesaat dan mengulanginya lagi lalu memegang rambut bagian samping Ka'ab dan berkata, "Pukullah musuh Allah!"