Malam harinya, ia meminta izin kepada Nabi Muhammad untuk bermalam bersama istrinya.
Nabi akhirnya mengizinkan Hanzhalah untuk bersama dengan istri yang baru saja dinikahinya itu.
Setelah melaksanakan salat Subuh, ia ingin secepatnya bergabung dengan pasukan Nabi ke Uhud.
Namun sebelum berangkat, ia sempat bersenggama terlebih dahulu dengan istrinya. Tiba-tiba, ia mendengar seruan komando perang, maka a segera keluar memenuhi seruan itu dalam kondisi mash junub -belum sempat mandi besar.
Abdullah bin Zubair memberikan kesaksian sebagai berikut: "Pada saat terjadinya Perang Uhud, Hanzhalah berduel dengan Abu Sufyan bin Harb. Ketika Sufyan hampir dikalahkan ole Hanzhalah, Abu Sya'ub atau Syadad bin Al-Aswad melihat lalu melukai Hanzhalah hingga akhirnya tewas terbunuh. Abu Sufyan waktu itu juga hampir terbunuh oleh Hanzhalah. Maka Rasulullah bersabda, "Teman kalian (Hanzhalah) akan dimandikan malaikat."
Para sahabat lalu bertanya kepada istri Hanzhalah mengenai kabar suaminya, Istri Hanzhalah menjawab, "Ketika terdengar komando perang, Hanzhalah segera keluar padahal masih junub."
Rasulullah bersabda, "Karena itulah ia dimandikan malaikat."
Menurut satu riwayat, Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya aku melihat malaikat sedang memandikan Hanzhalah bin Abi Amir di antara langit dan bumi dengan air dari awan di sebuah tempat yang terbuat dari perak." Setelah terbunuhnya Hanzhalah, para sahabat di antaranya Abu Usaid Al-Sa'idi melihat tetesan air yang mengalir dari kepalanya." Ibnu Ishaq mengatakan bahwa Syaddad bin Al-Aswad, pembunuh Hanzhalah berkata, "Aku pasti melindungi sahabatku dan diriku dengan tikaman seperti sinar matahari.”