Wakil Indonesia Buang Kutukan, Greysia/Apriyani, dan Anthony Sinisuka Ginting Cetak Sejarah Baru

- 2 Agustus 2021, 09:10 WIB
Atlet Badminton Indonesia Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu mencetak sejarah baru di pertandingan Olimpiade Tokyo 2020
Atlet Badminton Indonesia Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu mencetak sejarah baru di pertandingan Olimpiade Tokyo 2020 /@bwf.official

SRAGEN UPDATE – Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia/Apriyani baru saja mencetak sejarah baru.
 
Bukan hanya Greysia/Apriyani, wakil tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting pun mengikuti jejaknya.

 
Greysia/Apriyani, dan Anthony Sinisuka Ginting, wakil Indonesia yang berhasil menyingkirkan lawan-lawannya pada Olimpiade Tokyo 2020 di hari Sabtu, 31 Juli 2021.

Awal mula, Greysia/Apriyani berhasil mengalahkan pasangan asal Korea yaitu Lee Sohee/Shin Seungchan.
 
Baca Juga: Hendra Setiawan, Atlet Legendaris Badminton Indonesia Akan Pensiun

Pertandingan dilakukan dengan 2 rubber game, dan telah dimenangkan oleh Greysia/Apriyani.

Selama bertanding dengan Lee Sohee/Shin Seungchan, Greysia/Apriyani selalu mendapat perlawanan sengit.

Perlu diketahui Greysia/Apriyani berada di peringkat 6 sedangkan Lee/Shin berada di posisi ke-4.

“Dari saat masuk lapangan, saya bilang kepada Apriyani harus menang dua gim. Atmosfer ini harus kamu dapatkan. Kami sudah pernah kalah, dan menang melawan mereka (Lee/Shin), tapi kami tak mau memikirkannya. Kami berusaha tetap tenang, dan memberikan yang terbaik,” ujar Greysia setelah pertandingan usai.

Kemenangan inilah yang akan membawa Greysia/Apriyani memberikan 1 medali perak untuk Indonesia.
 
Baca Juga: Mengenal Makjang, Jenis Drama Korea yang Penuh Emosi

Greysia/Apriyani harus melawan pasangan ganda putri peringkat 2 dunia asal China, Chen Qingchen/Jia Yifan pada hari Selasa, 3 Agustus 2021.

Chen/Jia lolos setelah menyingkirkan pasangan ganda putri Korea Selatan, Kim So-yeong/Kong Hee-yong pada 2 rubber game yaitu 21-15, dan 21-11.

Sedangkan tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting berhasil mengalahkan tunggal putra asal Denmark, Andres Antonsen.

Pertandingan yang digelar berakhir dengan 3 rubber game yaitu 21-18, 15-21, dan 21-18.
 
Baca Juga: Lebih Suka Punya Pacar Cantik, Billy Syahputra Ungkap Rahasianya

Tunggal ganda putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting berhasil menorehkan sejarah baru.

Terakhir, hanya Taufik Hidayat, dan Sony Dwi Kuncoro saja yang bisa masuk ke fase ini.

Saat itu, Taufik Hidayat berhasil meraih medali emas, dan Sony Dwi Kuncoro hanya membawa medali perunggu.

“Sejak persiapan Olimpiade, saya tidak mau berpikir terlalu jauh. Semua pemain ingin mendapat hasil terbaik di sini. Jangan berharap tinggi, tapi tak boleh rendah juga. Saya ingin menikmati pertandingan di lapangan,” kata Anthony.

Pada hari Minggu, 1 Agustus 2021, Anthony Sinisuka Ginting harus berhadapan dengan Chen Long.
 
Baca Juga: Pemanah Asal Korea Selatan An San Mengabaikan Kritik Gaya Rambutnya

Dan pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan harus terhenti langkahnya di peringkat keempat.

Hal ini dikarenakan wakil pasangan ganda putra Indonesia kalah dari pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.

Pertandingan melawan wakil Malaysia berakhir dengan 21-17, 17-21, dan 14,21. The Daddies harus mengakui kemenangan wakil Malaysia ini.

“Pertama saya ingin menyampaikan maaf kepada masyarakat Indonesia karena tidak bisa membawa pulang medali. Namun, kami sudah berjuang yang terbaik. Kami minta maaf,” ujar Ahsan.

Sedangkan medali emas berhasil didapatkan oleh pasangan Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-lin.

Hal ini atas kemenangannya melawan wakil China, Li Junhui/Liu Yuchen dengan 2 rubber game sekaligus 21-18, dan 21-12.

Berpindah ke cabang atletik, ada Muhammad Zohri selaku sprinter Indonesia yang terhenti langkahnya di 10 meter. Zohri menempati posisi kelima dengan catatan waktu 10,26 detik.

“Saya sendiri merasa belum maksimal, mungkin karena (faktor) mental juga dan ada sedikit masalah starting block,” kata Zohri.

Berbeda di cabang tembak, ada Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba yang gagal lanjut ke babak rifle three positions 50m.

Vidya merupakan penembak di posisi terakhir atau ke-37 dengan skor 1.137.

“Pelajaran paling penting yang aku dapatkan adalah rasa percaya diri,” ujar Vidya. Vidya menjelaskan akan membuktikan kembali di Olimpiade 2024, Prancis.

Editor: Nadya Rizqi Hasanah Devi

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah