Perjalanan Karir Greysia Polii Hingga Berhasil Raih Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020

- 4 Agustus 2021, 06:07 WIB
Greysia Polii peraih medali emas bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 mengaku fans Inter (Interisti)
Greysia Polii peraih medali emas bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 mengaku fans Inter (Interisti) /Instagram/@greyspolii

SRAGEN UPDATE – Greysia Polii, dan Apriyani Rahayu baru saja menjadi juara bertahan Olimpiade setelah berhasil meraih juara 1 di Olimpiade Tokyo 2020.

Perlu diketahui Greysia Polii, dan Apriyani Rahayu merupakan ganda putri pertama Indonesia yang berhasil meraih medali emas.

Sebelum Greysia Polii, ada dari tunggal putri, Susi Susanti pada tahun 1992. Dan Liliyana Natsir dari ganda campuran pada tahun 2016.

Dilansir dari akun Instagram @greyspolii, berikut ini perjalanan karirnya.

Atlet berkelahiran Jakarta ini merupakan anak dari pasangan Willy Polii, dan Evie Pakasi yang berketurunan Minahasa.

Baca Juga: Greysia Polli dan Apriyani Rahayu Sumbang Emas untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

Greys merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, ayahnya sudah meninggal saat Greys berusia 2 tahun.

Kemudian Greysia pindah ke Manado untuk menghabiskan masa kecilnya. Ketertarikannya kepada bulu tangkis, bermula sejak terpengaruh kakaknya.

Deyana Lomban, mantan atlet bulu tangkis nasional Indonesia. Bakatnya dimulai saat berusia 6 tahun.

Lalu Greysia pindah ke Jakarta bersama sang ibu untuk mendapatkan pelatihan bermain bulu tangkis yang lebih baik.

Kemudian bergabung ke dalam klub Jaya Raya Jakarta, diketahui Greysia mengidolakan Susi Susanti, dan Zhang Ning.

Baca Juga: Perdana Dalam Sejarah! Ganda Putri Indonesia Greysia Polli dan Apriani Melaju Final Olimpiade Tokyo 2020

Retno Koestijah melihat bahwa Greysia berbakat menjadi seorang atlet ganda, saat itu Greysia baru berusia 14 tahun.

Perjalanan dimulai pada tahun 2003 sebagai atlet ganda putri, dan campuran. Saat itu, Greysia dipasangkan dengan Heni Budiman, dan berhasil sampai semifinal di Malaysia Satellite.

Greysia Polii/Heni Budiman sempat mengalahkan pasangan asal Kalimantan Timur, Indarti Issolina/Angeline De Pauw.

Pertandingan berlangsung dengan skor 8-15, 15-18, dan 15-7. Lalu pada 2004, Greysia berhasil meraih medali perunggu ganda putri di Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia.

Dan dari sisi ganda campuran, Greysia berhasil meraih medali perunggu saat itu. Beralih ke tahun 2008, Greysia Polii mulai dipasangkan dengan Nitya Krishinda Maheswari.

Baca Juga: Hasil Ganda Putri Badminton Indonesia G. Polli dan A. Rahayu Menang Babak Penyisihan Olimpiade Tokyo 2020

Hal itu karena Jo Novita sudah tidak muda, dan diperkirakan tidak bisa berprestasi di ganda putri.

Lalu tahun 2009, Greysia/Nitya belum menunjukkan prestasi sama sekali. Tetapi saat mengikuti Singapura Terbuka, Greys berhasil masuk ke perempat final.

Bahkan sempat mengalahkan pasangan Malaysia nomor 1 dunia, Wong Pei Tty/Chin Eei Hui.

Lalu Greysia lolos ke final, dan menyingkirkan ganda putri peringkat nomor 9 dunia, Lena Frier Kristiansen/Kamila Rytter Juhl dari Denmark.

Bersama Meiliana, Greysia bisa masuk ke daftar pemain 10 besar dunia.

Beralih ke 2013, Greys dipasangkan dengan Anggia Shitta Awanda, peraih Runner Up WJC 2011.

Greys/Anggia berhasil masuk babak kedua di All England. Di bulan Mei 2013, bersama dengan Nitya Krishinda Maheswari.

Baca Juga: Momen Spesial Presiden RI Langsung Video Call Dengan Greysia Polii Dan Apriyani Rahayu Beri Ucapan Selamat

Pasangan ini tampil memukau dengan menjuarai turnamen SGC Thailand Open GP Gold.

Selain itu, sempat masuk Perempatfinal Djarum Indonesia Open Superseries Premier dan Semifinal Singapore Open Superseries.

Pada tahun 2014, Greysia/Nitya berhasil meraih medali emas di cabang bulu tangkis ganda putri pada Asian Games 2014, Incheon, Korea Selatan.***

Editor: Ayu Ningrum Asiyah

Sumber: Instagram @greyspolii


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x