SRAGEN UPDATE – Gus Baha menjelaskan tentang peristiwa Isra‘ Mi'raj yang dijelaskan dalam al-Qur'an surat al Isra‘ ayat 1.
Gus Baha mengupas keterangan yang terdapat dalam al Isra’ ayat 1 berdasarkan pada penafsiran yang terdapat dalam kitab Tafsir Jalalain.
Gus Baha menerangkan didalamnya mengenai Isra‘ Mi’raj dilakukan secara jasad atau ruh saja dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan ke Sidratul Muntaha.
Peristiwa Isra Mi’raj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad tersimpan beberapa peristiwa penting yang dialami oleh Nabi.
Dilansir SragenUpdate.com dari unggahan video di channel YouTube Kalam Kajian Islam pada 22 Maret 2020, Gus Baha memberikan penjelasan terkait peristiwa Isra‘ Mi’raj yang dilakukan oleh Nabi.
Asbabun Nuzul, kebanyakan Ulama berpendapat bahwa asal mula Isra’ adalah sebagai hiburan dari Allah saat Nabi mengalami dua kesusahan.
Orang yang selama ini mendukung beliau telah wafat meninggalkan Nabi Muhammad SAW yakni, Abu Thalib dan Siti Khadijah, yang dikenal dengan Amul Huzni.
Masalah Isra’ yang menjadi pelipur lara ada petualangan intelektual, dimana Nabi Muhammad diperkenalkan oleh Allah watak para Nabi.
Dalam sebuah hadits shahih ada keterangan saat Nabi mengikat buraq pada sebuah batu yang dahulu dibuat untuk mengikat khimar juga.
Kemudian menyangkut akidah firqah dalam Islam menurut ahlus sunnah orang yang mengingkari Isra’ itu kafir.
Menurut ulama juga disebutkan bahwa yang disebut dalam al-Qur’an adalah peristiwa Isra’. Dan Mi’raj menurut keyakinan ahlus sunnah itu terjadi.
“Apakah Mi'raj itu terjadi bii ruuhi wa jasadihi jamii’an ma’an atau biiruhi faqad?” jelas Gus Baha.
Baca Juga: Benarkah Kebanyakan Penghuni Neraka dari Golongan Perempuan? Begini Penjelasan Gus Baha
Berdasarkan panduan Ahlussunnah yang disahkan oleh NU dalam musyawarah di Jombang dari kitab al Kawakibul Lama'ah menyatakan bahwa Isra’ Mi'raj Nabi itu bii ruhi wa jasadihi.
Artinya bahwa perjalanan yang dilakukan Nabi saat Isra’ dan Mi’raj adalah dengan Ruh dan Jasad beliau.
Namun disisi lain ada yang berpendapat tentang biruhi faqad yang artinya perjalanan Nabi diukur berdasarkan kajian ilmiah.
Akan tetapi pendapat yang kuat tentang perjalanan Rasulullah SAW adalah dilakukan dengan sadar baik Ruh dan Jasad beliau.
Berdasarkan pendapat diatas tentu dapat tercerahkan mengenai sejumlah pertanyaan yang ada di benak kita tentang perjalanan Nabi Muhammad dengan ruh atau jasad beliau.***