Hadits Tirmidzi, Baihaqi, dan Thabrani tentang Orang Paling Agung Menurut Rasulullah Lengkap dengan Maknanya

8 Agustus 2022, 20:53 WIB
SRAGEN UPDATE - Semasa hidupnya, Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai orang paling agung. Perkataan Nabi Muhammad ini terdapat dalam Hadits yang diriwatkan oleh Tirmidzi, Baihaqi, dan Thabrani. Kita sebagai umat Islam sudah paham betul bahwa Rasulullah merupakan salah satu sosok paling mulia ya /Pexels/Ahmet Polat

SRAGEN UPDATE - Semasa hidupnya, Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai orang paling agung.

Perkataan Nabi Muhammad ini terdapat dalam Hadits yang diriwatkan oleh Tirmidzi, Baihaqi, dan Thabrani.

Kita sebagai umat Islam sudah paham betul bahwa Rasulullah merupakan salah satu sosok paling mulia yang pernah hidup di dunia ini.

Bahkan menurut firman Allah SWT dalam Alquran, dalam diri Rasulullah ini terdapat suri tauladan yang baik, artinya sebagai figur percontohan untuk para kaum muslimin.

Baca Juga: 5 Alasan Utama Sikap Bodo Amat Itu Penting dan Kamu Perlu Punya, Apalagi di Zaman Sekarang

Selain karena tindak-tanduk beliau, Rasulullah juga dikenal sebagai orang yang lembut dalam bicara, benar dan jujur, karena itulah dikenal sebagai Al-Amin.

Meski begitu, menurut salah satu hadits-nya, muslimin - muslimah pun bisa juga menjadi orang agung sebagaimana kriteria yang disebutkan Rasulullah.

Berikut Hadits Tirmidzi, Baihaqi, dan Thabrani tentang orang paling agung lengkap maknanya.

Hadits ini sebagaimana dikutip SragenUpdate.com dari kitab Syamail Muhammadiyah karya Imam Tirmidzi:

Baca Juga: 4 Hobi yang Cocok bagi Introvert Selain Baca Buku, Bisa Ditekuni dalam Waktu Lama, Ada Favorit Kamu Ga?

Dari Ali bin Abi Thalib r.a:

‘(Menurut Rasulullah) orang yang paling agung maratabatnya dari mereka adalah orang yang paling baik dalam berteman dan bersahabat”. (HR. Tirmidzi, Baihaqi, dan Thabrani).

Makna Hadits di Atas:

Rasulullah menghubungkan keagungan seseroang dengan akhlaknya kepada orang lain.

Dalam bersosialisasi, makna ‘kebaikan’ memiliki arti yang luas.

Seperti misalnya membantu orang lain, juga menawari atau memberikan sesuatu kepada orang lain itu merupakan kebaikan.

Meski begitu, dalam bersosialisasi juga harus menerapkan prinsip kepekaan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Selasa, 9 Agustus 2022 oleh BMKG, Simak Penjelasan Berikut

Misalnya menawari makanan pedas kepada orang yang benci makanan pedas, maka penawaran yang dilakukan itu tidak disebut baik.

Rasulullah SAW selalu melakukan kepada siapa pun tanpa pandang bulu, bahkan kepada kaum kafir sekali pun.

Semasa hidupnya, Rasulullah SAW bahkan berteman baik dengan Hakim bin Hizam ketika beliau kafir.

Ketika hijrah ke Madinah, Nabi tidak bisa menjumpai Hakim bin Hizam karena masih tinggal di Mekkah.

Maka, Hakim lah yang berkunjung ke Madinah dan diterima baik oleh Rasulullah.

Rasulullah tetap berteman baik dengan Hakim hingga sahabatnya tersebut masuk Islam pada tahun 8 Hijriah dan menjadi mualaf.

Baca Juga: Dibalik Nama 'Fajar' dan 'Subuh', Ada Rahasia Apa? Ini Tanggapan dari Ustadz Adi Hidayat

Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat dan dapat mengambil hikmahnya.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Tags

Terkini

Terpopuler