Larangan Mencela Makanan yang Tidak Disukai, Cara Makan yang Mendatangkan Berkah dan Apa Itu Berkah?

9 Maret 2023, 09:29 WIB
Larangan Mencela Makanan yang Tidak Disukai, Cara Makan yang Mendatangkan Berkah dan Apa Itu Berkah? /Freepik/freepik

SRAGEN UPDATE - Tidak jarang banyak orang yang mencela makanan yang mereka tidak sukai, mereka anggap tidak enak padahal Rasulullah SAW telah mengajarkan bagaimana menyikapi makanan yang tidak disukai.

 

Makanan merupakan salah satu rezeki yang diberikan Allah SWT kepada seluruh makhluknya, mulai dari manusia sampai binatang yang paling kecil pun Allah takar rezekinya sesuai dengan takaran-Nya, tidak lebih dan tidak kurang.

Makanan yang kita konsumsi, misalnya nasi mempunyai proses yang sangat panjang, mulai dari ada pedang yang menjual bibit lalu dibeli dan ditanam oleh para petani dan buruhnya.

Bibit yang sudah dipanen hingga menjadi beras juga memiliki proses yang panjang mulai dari pengairan yang tetap dijaga, padi yang telah menguning tetap dijaga agar tidak dimakan burung.

Baca Juga: Susunan Pemain Arsenal untuk Pertandingan Melawan Sporting Lisbon, Siapa yang Berada di Lini Depan?

Selanjutnya, ada buruh yang memetik dan memanen padi, kemudian mengumpulkannya dan menggiling supaya menjadi beras.

Setelah itu, beras dijual di pasaran, ada peran orang-orang yang membeli beras ke pasar, mencuci beras, menanaknya, dan kemudian setelahnya beras berubah menjadi nasi.

Itu hanya proses nasi agar sampai ke hadapan yang memakannya belum ditambah dengan proses mendapatkan lauk dan susu atau madu serta makanan lainnya.

Alangkah bodohnya jika harus menghina makanan yang prosesnya serumit dan sehebat itu.

Selain itu, mencela makanan hakikatnya menggambarkan ketiadaan adab orang yang mencelanya, merendahkan perbuatan Yang Maha Kuasa dan dapat menjerumuskan ke sifat kufur nikmat.

Lalu bagaimana jika tidak menyukai makanan?

 

Rasulullah SAW mengajarkan adab yang harus dilakukan jika menemui makanan yang tidak disukai atau tidak enak.

Beliau SAW bersabda yang artinya:

"Nabi SAW tidak pernah mencela makanan apa pun. Beliau akan memakannya jika menyukainya, dan membiarkannya jika tidak menyukainya." (HR Bukhari dari Abu Hurairah).

Cara Makan yang Mendatangkan Berkah

Pada saat hendak makan, kita memohon kepada Allah agar rezeki yang kita nikmati diberkahi Allah SWT. Apa artinya?

Baca Juga: Bersedekalah di Waktu Subuh, Terdapat 5 Keutamaan yang Wajib Diketahui

Kita makan bukan sekadar menangkap rasa lapar dan memenuhi selera, tetapi untuk menjaga ketaaatan kepada Allah.

Diharapkan dengan makanan tersebut kita dapat konsisten dalam ketawaan, kita bisa makin mantap beribadah.

Al-Asfahani, Lewis Ma'luf, memaknai kata baraka sebagai "menetap pada sesuatu tempat".

Dari pemaknaan tersebut muncul istilah birkah yang menurut Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengartikan berkah sebagai "kebaikan yang banyak dan tetap" atau "tetapnya kebaikan Allah terhadap sesuatu".

Hampir senada dengan Al-Utsaimin, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah memaknai berkah sebagai "kenikmatan dan tambahan".

 

Pada beberapa hadis, ketika makan ada beberapa kondisi yang mendatangkan keberkahan.

Pertama, jika ingin berkah makanlah secara bersama-sama, makan berjamaah.

"Berkumpullah kalian menikmati makanan dan sebutlah nama Allah, kalian akan diberkahi padanya." (HR Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Kedua, makanlah dari pinggir makanan karena keberkahan makana turun ditengah-tengah.

"Barakah itu akan jatuh di tengah-tengah makanan maka makanlah dari pinggir jangan dari tengah." (HR Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Baca Juga: Mengenal Tradisi Baratan pada Malam Nisfu Syaban di Kabupaten Jepara

Ketiga, makanlah dengan menjilat jari setelah makan karena kita tidak tahu bagian mana dari makanan tersebut yang mengandung berkah.

"Takarlah makanan itu, kalian akan diberkahi padanya." (HR Bukhari).***

Editor: Inayah Nurfadilah

Tags

Terkini

Terpopuler