Network
SRAGE UPDATE – Kisah mengenai Putri Duyung memang masih menjadi misteri hingga saat ini, makhluk mitologi tersebut sempat terekam video di beberapa negara.
Tetap saja, hal tersebut tidak bisa dijadikan sumber kuat karena kualitas video yang rendah dan karena majunya teknologi, maka bisa saja hanya editan semata.
Seperti yang ada di film-film dan buku-buku dongeng, Putri Duyung di gambarkan sebagai manusia yang setengah badannya berbentuk ikan.
Baca Juga: Metaverse atau Dunia Virtual dari Sudut Pandang Islam Menurut Ustadz Adi Hidayat
Namun, bagaimana pandangan Islam mengenai Putri Duyung?
Apa betul makhluk yang masih dianggap mitos ini ada?
Berikut, informasi yang dikutip SragenUpdate.com, yang dilansir dari kanal Youtube Tafakkur Fiddin, pada 19 Januari 2022.
Mitologi Syria
Menurut mitologi ini, legenda Putri Duyung berawal dari zaman Syria kuno sekitar 1000 tahun sebelum masehi (SM).
Konon, ada seorang perempuan bernama Atargatis yang sangat cantik.
Atargatis diceritakan pernah membunuh seorang pengembala yang ternyata adalah kekasihnya.
Karena malu, ia pun menceburkan diri ke air sungai yang suci dan ingin mengubah diri menjadi ikan.
Namun karena ia sangat cantik, maka sungai itu hanya mengubah sebagian dari tubuhnya, dari pinggul sampai kaki menjadi seperti ikan.
Mitologi Babilonia
Masyarakat Babilonia menganggap Putri Duyung sebagai Dewa Laut, yang bernama Oanes dan bukan Putri Duyung, tapi seorang laki-laki yang setengah badannya ikan.
Mitologi Yunani
Dalam mitologi ini,dikenal seorang perempuan bernama Thessalonike yang berubah menjadi Putri Duyung setelah ia meninggal.
Ia hidup di Laut Aegean, apabila pelaut tak sengaja menemuinya, kabar beredar ia akan mengajukan pertanyaan.
Apabila jawaban pelaut tak sesuai yang ia inginkan, maka Thessalonike akan membuat kapal mereka dalam bahaya.
Baca Juga: Sejarah Terbentuknya Agama Islam, Al Quran, hingga Wajib Sholat 5 Waktu
Eropa
Legenda Putri Duyung di Eropa, terkenal karena buku dongen berjudul The Little Mermaid.
Buku tersebut dibuat oleh penulis terkenal Hans Christian Andersen, pada 1837.
Buku ini menceritakan sebuah kisah Putri Duyung yang menyelamatkan Pangeran di tengah badai dan Putri Duyung itu jatuh cinta pada sang Pangeran, tapi ia sadar alamnya berbeda.
Tiongkok
Legenda cerita rakyat Tiongkok, memunculkan kisah jika air mata Putri Duyung bisa berubah menjadi mutiara yang berwarna putih dan berkilauan.
Jika dilihat dari pandangan Islam, sesuai dengan kitab-kitab para ulama, yang pertama datang dari Hayah Al-Hayawan.
Yang disusun oleh ulama Mesir bernama Kamaluddin Muhammad bin Musa Ad Damiry.
Kitab tersebut membahas tentang banyak hewan yang bermacam-macam dan unik, juga langka.
Dalam kitab tersebut, Putri Duyung disebut sebagai Insanul Maa dan Syaikhul Bahr, untuk jantan disebut Hurriyah.
Pada jilid 1 halaman 46 dituliskan, “Sesungguhnya di Laut Syam di beberapa waktu ada hewan yang bentuknya menyerupai bentuk manusa dan dia memiliki janggut yang putih,
mereka menamaina dengan Syaikh Al Bahr. Jika dia dilihat oleh manusia, maka mereka akan senang”.
Kemudian, Kitab Hasiyyah Al Bujairimi, peri laut disebut Banaatul Ar Rum.
Dalam Kitab tersebut, jilid 4 halaman 230 dituliskan, “Baanatul Ar Rum adalah ikan dilaut yang menyerupai wanita, dia memiliki rambut yang terurai panjang, warnanya condong kecoklat-coklatan.
Memiliki fajr atau kemaluan dan payudara, dan mereka dapat bicara namun tidak dapat dipahami.
Mereka tertawa dan terbahak-bahak, terkadang ikan ini terperangkap oleh para pelaut kemudian dinikahi dan dikembalikan lagi ke laut”.
Keberadaan Putri Duyung belum bisa dipastikan.
Ditahun 2012, National Ocean Service, Amerika Serikat, menyatakan bahwa keberadaan makhluk ini tidak bisa ditemukan.
Bahkan sudah menghabiskan dana penelitian sebesar 3.2 juta US dollar.
Penelitian ini malah menemukan spesies hewan laut langka menyerupai Putr Duyung yaitu Dugong, namun sama sekali tidak ada berbentuk fisik manusia.***
