“Orang yang diam dalam perkara haq sama halnya tidak pernah mengisi ruangan kerjaan Allah dengan kebenaran. Akhirnya ruangan tersebut diisi oleh perkara kebatilan,” jelas Gus Baha.
Jika sebuah kebaikan telah mengisi satu ruang maka hal ini tidak akan bisa digusur oleh sesuatu yang batil.
Sehingga menjaga lisan atau sikap diam yang disukai oleh Allah adalah diam dalam menjaga terhadap sesuatu yang dosa, bukan dalam hal kebenaran.***