Hal tersebut sebagaimana jawaban Rasulullah SAW ketika menjawab pertanyaan Malaikat Jibril tentang apa itu iman, yaitu:
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Artinya:
“Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk.” (HR. Muslim).
Sejauh manakah pemahaman kita akan pernyataan keimanan ini?
Beriman kepada Allah tidaklah cukup dengan sekadar mengakui bahwa Allah-lah Sang Pencipta dan Pemberi Rezeki.
Kaum musyrikin pada zaman Nabi SAW telah mengakui ini, sebagaimana firman-Nya:
وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيْزُ الْعَلِيْمُۙ
Artinya: