SRAGEN UPDATE - Tahun baru Islam diperingati pada 1 Muharam tahun hijriah.
Hari tersebut adalah hari ketika kita bisa bertafakur untuk tahun yang sudah terlewatkan, dan mempersiapkan tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1444 hijriah, belum lama ini IMM FTI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kegiatan Islamic Muharam Festival (IMF).
Baca Juga: Simak dan Perhatikan, Ini Cara Tukar Uang Baru Rupiah 2022 Melalui Bank Umum
Tema yang diusung adalah “Meningkatkan semangat baru di era milenial dengan nilai-nilai dakwah dalam semarak tahun baru Islam”.
IMF merupakan program kerja dari bidang Tabligh dan Kajian Keislaman (TKK), terdiri atas rangkaian acara yang meliputi lomba dai, kaligrafi, poster, MTQ, dan pelatihan dakwah.
Pada akhir Agustus ini, pelatihan dakwah berlangsung selama empat jam secara luring di Aula Islamic Center UAD.
Ustaz Budi Jaya Putra, S. Th.I., M.H. hadir selaku pemateri dan sebanyak 35 partisipan yang terdiri atas Pimpinan Komisariat (PK), kader IMM FTI, dan delegasi dari PK ikut dalam acara tersebut.
Berdasarkan pemaparannya, Ustaz Budi mengatakan bahwa dakwah memiliki arti kegiatan yang bersifat mengajak serta memanggil orang untuk taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis akidah, syariah, dan akhlak islamiyah.
Seiring berkembangnya waktu dan zaman, sebagai kader harus bisa memanfaatkan segala kemajuan teknologi sebagai media berdakwah.
Sebab, pada dasarnya dakwah tidak harus dalam bentuk ceramah.
“Dakwah itu menyenangkan, merangkul bukan memukul. Melihat data penggunaan internet di Indonesia, yakni dari 277,7 juta orang terdapat 204,7 juta pengguna tetap internet. Berkaitan dengan hal tersebut, metode dakwah yang sesuai pada zaman sekarang yakni dakwah kontemporer,” ujar Ustaz Budi.
Keunggulan dari dakwah kontemporer yakni jangkauan teknologi informasi menjadi lebih luas, tidak mengenal batas ruang dan waktu, serta menjadi keunggulan di dunia maya.
Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan terjadi kesalahpahaman terhadap materi yang disampaikan.
Kesalahpahaman tersebut dapat mengakibatkan fitnah karena hoaks, dan kecilnya pertanggungjawaban terutama tentang keilmiahan.
Maka dari itu diperlukan kehati-hatian dan ketelitian dalam menyampaikan materi dakwah.
Lebih lanjut lagi, Ustaz Budi menjelaskan bahwa dakwah kontemporer yang memanfaatkan teknologi modern akan lebih mudah tersampaikan ke seluruh lapisan masyarakat.
“Dengan dakwah kontemporer yang memanfaatkan fasilitas teknologi modern maka akan lebih mudah tersampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya yang dikutip oleh SragenUpdate.com dari laman resmi pemerintah Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Yogyakarta pada 27 agustus 2022.***