Network
SRAGEN UPDATE - Abu Qarshafah bernama asli Jandarah, anak dari Khaisyanah.
Nama Abu Qarshafah berasal dari anaknya yang bernama Qarshafah.
Kisah Abu Qarsahafah yang suaranya terdengar hingga Romawi ini terjadi ketika sudah masuk Islam dan memiliki anak.
Kisah ini membuktikan bahwa Abu Qarshafah merupakan salah satu sahabat Nabi SAW yang mendapatkan karomah.
Berikut kisah lengkapnya didapatkan SragenUpdate.comdari buku 40 Sahabat yang Memiliki Karamah:
Baca Juga: Metode Baru dalam Penyaluran Pangan Sehat Bergizi Yakni dengan Mobil Logistik Pangan NFY
Sebelum menikah, ia bertemu Rasulullah dan ditanya apa ia memiliki anak atau tidak.
Abu Qarshafah meniawab bahwa ia hanya memiliki adik yang sangat dicintainya dan masih sangat kecil.
Ia pernah mengajak adiknya menemui Rasulullah, dan ketika sudah berada di hadapan Rasulullah, adiknya lari, maka beliau segera mengejar sambil memegang kedua tangan dan kakinya, lalu membawanya ke hadapan Rasulullah dan membaiatnya.
Namanya adalah Misam, kemudian Rasulullah menggantinya menjadi Muslim.
Abu Qarshafah masuk Islam setelah mendengar ceramah Ra-sulullah SAW di tanah lapang dekat rumahnya.
Awalnya, ia adalah seorang yatim yang tinggal bersama ibu dan bibinya.
Tetapi, ia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama sang bibi.
Baca Juga: Kisah Ummu Syuraik, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Ketika Disiksa oleh Suami dan Rekannya
Setiap harinya, Abu Qarshafah menggembala kambing miliknya sendiri.
Bibinya selalu berpesan untuk tidak mengikuti laki-laki itu (Nabi Muhammad).
Jika ia bertemu dengannya, dia akan menipu dan menyesatkannya, begitulah kata bibinya.
Meski sudah sering diwanti-wanti oleh bibinya, Abu Qarshafah masuk Islam karena ceramah Rasulullah yang sering didengarnya.
Kisah Keislamannya ini bermula ketika Abu Qarshafah keluar untuk menggembala kambing-kambingnya.
Namun ia meninggalkan kambing-kambingnya demi mendengarkan ceramah Rasulullah.
Karena kambing-kambing miliknya itu ia tinggalkan begitu saja, maka mereka menjadi tak terurus.
Bibinya bertanya tentang keadaan kambing-kambingnya yang tidak lagi banyak air susunya itu.
Baca Juga: Contoh Khutbah Jum'at Singkat Berbahasa Indonesia, Cocok untuk Referensi Jum'at Ini
Tapi Abu Qarshafah hanya tersenyum, ia sudah tak lagi memedulikan kambing-kambingnya itu.
Hari berikutnya, Abu Qarshafah kembali lag mendengarkan cera-mah Nabi.
Di antara isi ceramah yang selalu ia ingat berbunyi, "Hai sekalian manusia, berhijrahlah dan berpegang teguhlah pada agama Islam, karena sesungguhnya hijrah tidak akan pernah terputus selagi masih ada jihad."
Seperti biasa, ia menghampiri kambing-kambingnya seperti yang ia lakukan di hari pertamanya.
Pada hari ketiga, ia kembali lagi menemui Nabi Muhammad dan mendengarkan ceramah beliau lagi sampai akhirnya ia memilih menjadi mualaf dan melakukan sumpah setia (baiat) kepada Nabi.
la segera menyalami Nabi Muhammad SAW dan mengadu mengenai bibinya dan kambing miliknya itu.
Nabi Muhammad bersabda, "Bawalah kambingmu kepadaku!"
Baca Juga: Kisah Ummu Aiman yang Mendapat Karomah di Rauha Ketika Hijrah ke Madinah
Abu Qarshafah pun embawa kambing-kambingnya, lalu Nabi Muhammad mengusap perut dan punggung kambing-kambing miliknya itu dan mendoakan berkah.
Kambing-kambing Abu Qarshafah menjadi gemuk dan banyak susunya.
Ketika a menemui bibinya, dengan membawa kambing-kambing miliknya, sang bibi berkata, "Anakku, kambing ini bagus-bagus."
Abu Oarshafah bercerita, "Bibi, setiap hari aku menggembalakan kambing ini dengan baik."
Setelah itu, ia menceritakan peristiwa yang dialaminya ketika bertemu Nabi Muhammad, dan memberi tahu perilaku dan ucapan beliau.
Maka tak perlu banyak berpikir, ibu dan bibinya meminta Abu Qarshafah untuk menemani mereka bertemu Nabi Muhammad.
Baca Juga: Alibaba Menjual Saham Paytm Senilai Rp1,9 Triliun Melalui Kesepakatan Blok
Setelah bertemu Nabi Muhammad, mereka diberi penjelasan tentang Islam, dibacakan Al-Qur'an dan akhirnya mereka memutuskan untuk masuk Islam.
Ketika kembali ke rumah, ibu dan bibinya bergumam, "Anakku, kita belum pernah melihat laki-laki yang tampan seperti dia (Nabi Muhammad), bersih bajunya, lemah lembut ucapan-nya, seakan-akan cahaya keluar dari kedua bibirnya. Bawalah aku agar bisa bertemu dengannya lagi kapan-kapan.”
Sejak saat itu, rumah Abu Qarshafah ramai dengan bacaan Al-Qur'an.
Seolah Al-Qur'an sudah mendarah daging di hati keluarganya.
Inilah kesempatan baik bagi Abu Qarshafah untuk ikut berperang melawan orang-orang Quraisy demi tersebarnya Islam hingga ke pelosok dunia.
Ketika Abu Qarshafah ikut berperang melawan tentara Romawi, anaknya yang bernama Qarshafah juga ikut bersama pasukan Islam lainnya.
Tapi nahas, ada beberapa tentara Islam yang akhirnya tertawan, di antaranya Qarshafah.
Azzah, cucu Abu Qarshafah bercerita, "Dulu, setiap kali waktu salat tiba, Abu Qarshafah naik di atas benteng Asgalan dan berteriak, 'Hai fulan, waktunya salat telah tiba. Salatlah!"
Baca Juga: Inilah Partai Baru yang Siap Mengusung Presiden Indonesia, Siap Bertarung di Pemilu 2024
Suara Abu Qarshafah benar-benar didengar oleh anakanya yang berada di dalam penjara Romawi.
Padahal Abu Qarshafah ia berada di Palestina, Timur Tengah sementara Romawi berada di kawasan Eropa.
Hal itu dilakukan oleh Abu Qarshafah terus-menerus selama anakya ditawan sampai akhirnya ia meninggal dunia di Syam pada 83 H dalam usia 105 tahun.
Jenazahnya dimakamkan di Sanajiyah dekat Asqalan, dekat dengan makam Al-Jadd bin Qais Al-Anshari, pimpinan Bani Salamah.
Demikianlah kisah Abu Qarshafah yang mendapat karomah dari Allah berupa suaranya terdengar hingga Negeri Romawi.
Semoga bermanfaat dan menjadi teladan untuk kita semua.***
