Al-Faruq adalah julukan Umar yang ia dapatkan beberapa saat setelah ia masuk Islam. Diriwayatkan bahwa ketika Umar masuk Islam, ia bertanya kepada Nabi Muhammad saw., "Bukankah kita dalam kebenaran, baik kita hidup maupun mati?"
Nabi saw., menjawab, "Benar kalian dalam kebenaran baik mati maupun hidup."
"Jika demikian, mengapa kita bersembunyi? Mengapa kita menyembunyikan agama kita padahal kita dalam kebenaran dan mereka dalam kebatilan?" tanya Umar.
Nabi saw., menjawab, "Kita masih sedikit, engkau lihat sendiri bagaimana kita diperlakukan."
Umar berkata, "Demi Tuhan yang mengutusmu. Tidak ada satu tempat yang aku pernah duduk di sana dalam kekufuran, kecuali aku akan duduk lagi di sana dalam keimanan."
Atas desakan Umar, Nabi dan kaum muslim keluar menuju Masidilharam dalam dua barisan. Umar berada dalam satu barisan dan Hamzah dalam barisan yang lain.
Ketika mereka masuk ke Masjidilharam, kaum musyrik terperanjat dan sangat bersedih dan ketika itu jugalah Umar digelari Nabi saw., dengan Al-Faruq, karena sikapnya ini merupakan salah satu sikap yang memisahkan atau membedakan antara yang hak dan yang batil.
Usia Umar ketika itu diperkirakan 26 tahun, sedang jumlah kaum muslim-dalam riwayat Al-Waqidi-sebanyak 50 orang, riwayat terbanyak 56 orang, 10 atau 11 di antaranya adalah wanita.
Kisah Keislaman Umar
Keislaman Umar dikisahkan Imam Ahmad bin Hanbal sebagai berikut: