Kisah Lengkap Utsman bin Affan: Asal-Usul, Keislaman, 2 Karomah yang Dimiliki, dan Peristiwa Kematiannya

- 27 April 2023, 15:54 WIB
Kisah Lengkap Utsman bin Affan: Asal-Usul, Keislaman, 2 Karomah yang Dimiliki, dan Peristiwa Kematiannya
Kisah Lengkap Utsman bin Affan: Asal-Usul, Keislaman, 2 Karomah yang Dimiliki, dan Peristiwa Kematiannya /pixabay

SRAGEN UPDATE - Utsman bin Affan, merupakan salah satu sahabat Nabi SAW yang memiliki peran penting dalam sejarah Islam. Kisah hidupnya telah dibahas dalam berbagai kitab dan artikel, termasuk dalam buku "40 Sahabat Nabi yang Memiliki Karomah" yang diulas oleh SragenUpdate.com.

Utsman bin Affan adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi SAW, dan menjabat sebagai khalifah setelah Umar bin Khattab.

Berikut kisah lengkap Utsman bin Affan meliputi asal-usul, sejarah keislaman, dua karomah yang dimiliki berupa nampu membaca hati orang dan keteguhannga mempertahankan Islam, serta peristiwa kematiannya.

Semoga pemaparan kisah hidup Utsman di bawah ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk meneladani konsistensi beliau dalam menjalankan ajaran Islam, meskipun harus menghadapi berbagai cobaan dan rintangan dalam hidupnya.

Baca Juga: Kisah Lengkap Umar bin Khattab, Sahabat Nabi SAW: Asal-Usul, Keislaman, 6 Karomah yang Dimiliki, & Kematiannya

Asal-Usul Utsman

Utsman lahir di Mekah, enam tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad saw, arau tahun 46 SH (576 M), jadi lebih muda enam tahun dari Rasulullah. Ada juga yang mengatakan bahwa Utsman dilahirkan di Thaif pada tahun ke-6 dari kenabian (576 M). Jadi, ia lebih muda 5 tahun dari Nabi.

Ayah Utsman, Affan adalah seorang pengusaha terkemuka dan sukses di jazirah Arab. Sedangkan ibunya bernama Arwa binti Kuraiz, bibi Nabi Muhammad. Nenek Utsman yang bernama Ummu Hakim Al-Baidha' adalah putri dari Abdul Muthalib dan juga saudara kandung Abdullah, ayah Nabi Muhammad saw. Dengan demikian, Utsman adalah anak dari sepupu Nabi, dan nasab Utsman bertemu Nabi Muhammad saw., pada Abdi Manaf.

Utsman adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Aminah, istri dari Al-Hakam bin Kisan. Utsman adala satu-satunya sahabat yang menikahi dua putri Rasulullah, yakni Ruqayyah dan Ummu Kulsum. Oleh sebab itulah, ia dijuluki dzu al-nurain, yang berarti orang yang memiliki dua cahaya. Ada juga yang mengatakan karena a banyak membaca Al-Qur'an setiap malam setelah salat.

Utsman lahir dan dibesarkan dari keluarga Umayyah dari suku Quraisy, dalam peranan politiknya, bani Umayyah berada di bawah bani Hasim, dan mereka pernah dipercaya untuk menjaga bendera nasional Quraisy sebelum Islam datang. Selain itu, bani Umayyah, keturunan Abdu Syams (Abbasyamiyyun) sejak zaman jahiliah terkenal dengan kekayaannya. Sebagian kekayaan neger mereka (Al-Haram), termasuk kunci kepemimpinan dan pemerintahan Arab ada di tangan mereka. Saat itu, Mekah dikenal sebagai kota metropolis yang menjadi sentral bisnia dan tempat berkumpulnya para pengusaha yang keluar-masuk ke Mekah.

Sejarah Keislaman Utsman

Suatu hari, Utsman memimpin kafilah dagang yang menempuh perjalanan dari Syam ke Mekah. Utsman mewarisi kafilah itu dari ayahnya yang sering melakukan perjalanan niaga dengan menelusuri lembah-lembah di wilayah Mekah, Syam dan Irak. Cuaca saat itu sangat panas, sehingga Utsman memerintahkan kafilah menghentikan perjalanan dan beristirahat. Utsman beristirahat di bawah pohon. Keteduhannya membuatnya mengantuk dan tertidur. Antara sadar dan tertidur, ia mendengar suara bahwa Muhammad telah menjadi Nabi. Setelah terjaga, ia teringat bibinya, Su'da binti Kuraiz, seorang paranormal yang pernah meramal bahwa kelak akan datang seorang Nabi di Mekah.

Hati Utsman berbisik, tak diragukan lagi bahwa Muhammad adalah Nab yang diramalkan oleh bibinya. Ia lalu menceritakan hal itu kepada Thalhah bin Ubaidillah yang juga sedang berteduh di sampingnya. Kedua orang itu tampak gembira. Kafilah kembali melanjutkan perjalanan.

Setibanya di Mekah, mereka disambut sanak keluarga masing-masing, kemudian berthawaf di Kakbah sebagai ungkapan syukur atas keselamatan rombongan dan keuntungan berniaga. Setelah itu, Utsman langsung menemui Abu Bakar dan menceritakan apa yang didengarnya. Abu Bakar mengatakan itu kabar gembira bahwa Muhammad telah menjadi Nabi yang menyerukan tauhid. Tak lama setelah itu, ia segera menemui Rasulullah saw., dan menyatakan diri masuk Islam.

Ada juga riwayat bahwa kisah keislaman Utsman berawal ketika ia sedang berada di halaman Kakbah. Ketika itu, ia mendapat kabar bahwa Nabi Muhammad saw., telah menikahkan Ruqayyah, putrinya yang sangat cantik dengan Utbah bin Abu Lahab. Mendengar kabar itu, Utsman menyesal karena telah didului Utbah. Utsman segera kembali pulang ke rumah. Di rumah, ia mendapati bibinya Su'da binti Kuraiz sedang duduk-duduk bersama keluarganya. Su'da adalah seorang paramormal untuk kaumnya. Melihat Utsman panik, Su' da bersenandung:

Baca Juga: Kisah Lengkap Abu Bakar dan 4 Karomah yang Dianugerahkannya, Sahabat Nabi Muhammad SAW Paling Dekat

Berbahagialah, engkau akan mendapatkan kemuliaan tiga kali berturut-turut Kemudian tiga kali, dan tiga lagi Kemudian tiga lagi, sampai sempurna sepuluh Engkau akan mendapat kebaikan, dan dijaga dari kejahatan Demi Allah, engkau akan menikahi gadis suci nan cantik Engkau masih jejaka dan menemukan perawan Utsman heran mendengar kata-kata bibinya, sehingga ia bertanya, "Bibi, apa yang baru saja Anda ucapkan?" Bibinya menjawab: Utsman, Utsman, Utsman Engkau orang bijak dan fasih la adalah seorang nabi dengan beberap bukti la diutus membawa agama yang hag la datang membawa At-Tanzil dan Al-Furgan Ikutilah dia, janganlah kamu menyembah berhala

Su'da berkata lagi, "Muhammad bin Abdullah adalah utusan Allah yang datang membawa Al-Qur'an untuk mengajakmu menyembah Allah. Pusatnya lentera, ucapannya benar, agamanya membawa keberuntungan, perintahnya menjadi keselamatan, tanduknya menyerunduk, semua musuh akan tunduk padanya, teriakan karena terluka oleh tombak tidaklah guna, batu akan hancur dan tombak-tombak akan terpasang."

Setelah itu, Su' da pergi, sementara mendengar perkataan bibinya itu, Utsman bingung memikirkan apa yang baru saja dikatakan oleh bibinya tadi. Selasa pagi, Utsman menemui Abu Bakar untuk berkonsultasi mengenai apa yang telah diberitahukan bibinya tentang Muhammad. Abu Bakar bertanya mengenai kedatangannya. Lalu Utsman memberi tahu kabar dari bibinya itu. Abu Bakar berkata, "Celaka engkau Utsman! Demi Allah, engkau adalah seorang yang bijak yang mampu membedana antara kebenaran dan kebatilan. Berhala-berhala yang disembah oleh kaummu bukankah terbuat dari batu yang tuli, tidak bisa mendengar dan melihat, juga tidak bisa memberi mudarat dan manfaat?"

Utsman menjawab, "Benar, demi Allah seperti itulah keadaannya."

Abu Bakar berkata, "Demi Allah, apa yang telah dikatakan bibimu benar. Dia adalah Muhammad bin Abdullah. Allah telah mengirimnya sebagai utusan untuk semua makhluk. Apa engkau ingin bertemu dngannya dan mendengarkan sesuatu darinya?" "Baiklah."

Mereka berdua berangkat untuk menemui Nabi Muhammad saw. Sesampainya di rumah Nabi, ia melihat Nabi lewat bersama dengan Ali yang sedang membawakan baju beliau. Abu Bakar segera mendekat lalu berbisik ke telinga Nabi. Maka, beliau kemudian duduk dan menyambut Utsman. Beliau bersabda, "Utsman, sambutlah Allah untuk mendapatkan surga-Nya. Aku adalah utusan Allah yang dikirim kepadamu dan kepada semua makhluk-Nya." Utsman berkata, "Demi Allah, begitu aku mendengarkan sabda beliau, maka aku segera memeluk Islam. "

Setelah masuk Islam, Utsman sangat mencintai Rasulullah saw., dan sangat patuh pada beliau. la selalu meneladani Rasulullah saw., dalam kondisi apa pun. Utsman menjelaskan hal tersebut dalam salah satu pidatonya, "Sesungguhnya Allah mengutus Muhammad dengan membawa kebenaran Islam. Saya termasuk salah satu yang memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya, saya melaksanakan dua kali hijrah dan berbaiat kepadanya. Demi Allah, saya tidak pernah sekalipun menipu atau mendurhakai beliau hingga beliau SAW wafat."

Utsman memiliki kebiasaan setelah mengimami salat berjemaah, ia kemudian melaksanakan salat malam di belakang makam Ibrahim dan menggabungkan seluruh isi Al-Qur'an dalam satu rakaat witirnya. Karena itulah, ia dijuluki butaira. Kebiasaan in juga sering disaksikan oleh Abdurrahman bin Utsman At- Taimi. Abdurrahman bercerita bahwa ia sering melihat Utsman melaksanakan salat malam di belakang maqom Ibrahim.

la bercerita, "Saya berharap tidak ada seorang pun yang mengalahkan saya. Tapi tiba-tiba, ada seseorang yang mencolek saya, tapi saya tidak menoleh. Orang itu terus mencolek, saya akhirnya menoleh dan ternyata orang itu adalah Utsman. Maka saya mundur dan Utsman maiu lalu membaca seluruh Al-Qur'an dalam satu rakaat, kemudian ia pergi."

Baca Juga: Kisah Lengkap Ali bin Abi Thalib: Asal-Usul, 5 Karomah yang Dimiliki, Sejarah Keislaman dan Kematiannya

Karomah Utsman Berupa Firasat yang Sangat Kuat

  1. Mengetahui Hal yang Sudah Terjadi Tanpa Diberitahu Siapa Pun

Suatu hari, Utsman kedatangan seorang tamu laki-laki. Di perjalanan menuiu rumah Utsman, laki-laki itu berpapasan dengan seorang perempuan, lalu mengkhayalkannya. Ketika sampai di rumah Utsman, ia berkata kepada laki-laki itu, "Salah salah satu dari kalian bertamu sementara ada bekas zina di kedua matanya." Laki-laki itu terkejut dan bertanya, "Apakah masih ada wahyu setelah Rasulullah?” Utsman menjawab, "Tidak, itu tadi firasat orang mukmin."

Tujuan Utsman berkata seperti itu hanya untuk mendidik dan menegur laki-laki itu agar tidak melakukan lagi apa yang telah ia perbuat. Selanjutnya, Taj Al-Subki yang meriwayatkan kisah ini mengatakan bahwa setiap kemaksiatan itu kotor dan akan muncul noda hitam di dalam hati sesuai kadar kemaksiatannya, seperti dalam firman Allah SWT dalam Alquran yang artinya:

"Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang mereka usahakan itu menutupi hati mereka." (QS. Al-Muthafifin:14).

Semakin lama seseorang melakukan maksiat, hatinya akan semakin kotor dan ternoda, sehingga hati menjadi gela, pintu-pintu cahaya akan tertutup, dan hati pun menjadi mati, serta tidak ada lagi jalan untuk bertobat. Allah berfirman:

Semakin lama seseorang melakukan maksiat, hatinya akan semakin kotor dan ternoda, sehingga hati menjadi gela, pintu-pintu cahaya akan tertutup, dan hati pun menjadi mati, serta tidak ada lagi jalan untuk bertobat. Allah berfirman dalam Alquran yang artinya:

“Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang, dan hati mereka telah tertutup, sehingga mereka tidak memahami (kebahagiaan beriman dan berjihad).” (QS. At-Taubah: 87).

  1. Tongkat Patah Kembali Utuh

Jahjah Al-Ghifarj, orang yang membenci Utsman, berkata: “Berdirilah, Hai Orang Tua yang Pandi! Dan turunlah dari mimbar!”

Ketika itu memang Utsman sedang berkhutbah di atas mimbar dengan menggunakan tongkat yang biasa digunakan oleh Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar.

Jahjah lalu merebut tongkat tersebut dan memukulkannya ke lutur Utsman hingga tongkat tersebut patah. Sampi-sampi patahan dari tongkat tersebut menusuk lutut Utsman dan ia pun terluka. Utsman kemudian turun dari mimbar, lalu orang-orang membawanya.

Utsman lantas menyuruh orang untuk mengikat tongkat tersebut hingga tersambung kembali. Setelah kejadian itu, Jahjah semali atau dua kali keluar, lalu terkepung dan terbunuh. Bahkan Jahjah dikabarkan menderita penyakit aneh yang menggerogoti tangannya dan berulat.

Kematian Utsman 

Beberapa tahun kemudian, Utsman meninggal dunia karena dibunuh oleh para pemberontak. Mushafnya sobek karena sangat sering dibaca. Hatinya selalu terpaut dengan Al-Qur'an. Kitab suci itu selalu menemani dan menyertainya. Utsman berkata, "Tidak ada yang aku sukai setiap kali datang hari baru kecuali menatap kitabullah."

Utsman meninggal dunia di tangan para pemberontak dari Mesir, Bashrah, dan Kufah atas provokasi Abdullah bin Saba', seorang Yahudi dengan cara mengepung rumah Utsman. Dalam keadaan terkepung, Utsman menyuruh agar semua orang yang ada di dalam rumah kembali ke rumah masing-masing. Maka, mereka pun pergi. Di saat tidak ada orang lagi yang bersamanya kecuali keluarga, kaum pemberontak masuk ke dalam rumah melalui pintu dan jendela. Utsman memulai mengerjakan salat dan membaca surah Thaha dengan bacaan yang cepat sehingga ia menyelesaikan bacaannya. Sementara orang-orang sedang berusaha masuk sehingga pintu dan atap ruangannya terbakar.

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, Bangsawan Quraisy yang Kaya Raya

Selesai salat, Utsman duduk memegang mushaf lalu membaca surah Ali Imran ayat 173. Orang yang pertama masuk adalah Mautul Aswad, lalu ia mencekik Utsman dengan sekuat-kuatnya sehingga ia jatuh pingsan dan napasnya tersendat-sendat.

Namun Aswad meninggalkan ruangan karena mengira Utsman telah meninggal. Kemudian, masuklah Muhammad bin Abu Bakar, ia memegang jenggot Utsman dan tiba-tiba ia menyesal dan keluar. Lalu masuklah yang lain dan menebasnnya dengan pedang. Maka, Utsman berkata, "Demi Allah, inilah tangan pertama yang membunuhku."

Setelah itu, datanglah Saudan bin Human sambil menghunus pedang dan dihadang oleh Nailah, istri Utsman dengan pedang lantas pedang tersebut direbut oleh Saudan sehingga jarinya putus. Saudan mendatangi Utsman lalu menikam perutnya. Salah seorang pembantu Utsman datang dan membunuh Saudan dan ia pun terbunuh oleh pe-dang Qutairah. Tidak hanya membunuh Utsman dan keluarganya, para pemberontak juga menjarah kas negara (baitulmal) dan mengambil seluruh isinya. Insiden tersebut terjadi pada hari Jumat 18 Zulhijah 35 H, bertepatan dengan 17 Juni 656 M. Utsman wafat pada usianya yang ke-82 tahun. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman Hasy Kaukab di Bagi' pada malam Sabtu setelah Maghrib. Menurut Jalaluddin As-Suyuthi, ialah orang pertama yang dimakamkan di Bagi.***

Editor: Muhammad Emir Al-Azkiya

Sumber: Buku 40 Sahabat Nabi yang Memiliki Karamah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x