Kisah Sa’ad bin Abi Waqash, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Berupa Berjalan di Atas Air: Asal & Islam

- 30 April 2023, 13:23 WIB
Ilustrasi: Kisah Sa’ad bin Abi Waqash, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Berupa Berjalan di Atas Air: Asal & Islam
Ilustrasi: Kisah Sa’ad bin Abi Waqash, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Berupa Berjalan di Atas Air: Asal & Islam /YouTube Kisah Teladan

SRAGEN UPDATE - Banyak sahabat Nabi Muhammad SAW yang mendapatkan karomah, salah satunya yaitu Sa’ad bin Abi Waqash. Kepadanya, Allah anugerahkan karomah atau keajaiban berupa dapat berjalan di atas air.

 

Peristiwa karomahnya ini terjadi saat kekhalifahan Umar bin Khattab, ketika itu pasukan muslim harus menyeberang sebuah sungai karena itulah satu-satunya cara untuk keluar dari kepungan musuh.

Berikut kisah lengkap Sa’ad bin Abi Waqash lengkap dengan asal-usul, sejarah keislaman, karomah yang dimiliki, dan kematiannya sebagaimana SragenUpdate.com dapatkan dari buku “40 Sahabat Nabi yang Memiliki Karomah”:

Baca Juga: Inilah Prediksi Anime Mashle Episode 5 Beserta Tempat Menonton dan Tanggal Tayangnya

Asal-Usul Sa’ad

Sa'ad adalah putra dari Abi Waqash dan Hamnah, putri Sufyan bin Umayyah. Sa'ad adalah paman Nabi MuhamMAD mad saw., dari garis ibu. Ia dilahirkan di Mekah tahun 29 SH atau tahun 593 M. Ia berasal dari keturunan klan Zuhrah dari rumpun suku Quraisy, klan di mana Aminah binti Wahab, ibu dari Nabi Muhammad lahir dan dibesarkan oleh kedua orangtuanya. Nasab Sa'ad bertemu dengan Nabi Muhammad pada Kilab. Sementara dari garis ibunya, bertemu pada Qushai.

Sa'ad terlahir dari keluarga bangsawan yang kaya raya. la dibesarkan di sebuah lingkungan yang sebagian besar masyarakatnya memiliki kepercayaan dan moral yang bobrok, yakni menyembah berhala. Meski demikian, Ia sangat benci dengan praktik keagamaan dan cara hidup yang dianut oleh masyarakatnya itu. Tidak seperti kebanyakan pemuda-pemuda di Mekah, Sa'ad tidak pernah menghabiskan masa mudanya dengan berbagai kesenangan dan hiburan. la membuat usaha pembuatan panah dan tombak serta melayani jasa perbaikan. Karena usaha itulah, Sa'ad sangat panda memanah.

 

Keislaman Sa’ad

Sa'ad masuk Islam ketika masih berusia 17 tahun. Saat itu, ia bermimpi seolah-olah ia berada dalam kegelapan, sehingga ia tidak bisa melihat apa-apa. Tiba-tiba saja, ia melihat bulan yang sangat terang, lalu diikutinya cahaya bulan itu. Sa'ad seolah-olah melihat orang lebih dahulu mengikuti bulan tersebut. Tak disangka, di tempat itu ia melihat Ali dan Abu Bakar, kemudian ia bertanya mengenai keberadaan mereka di tempat tersebut. Bangun tidur, Sa'ad merenung mencoba mengotak-atik teka-teki mimpinya itu. Keesokan harinya, Sa'ad menemui Abu Bakar untuk menanyakan arti mimpinya semalam. Abu Bakar berkata, "Sesungguhnya Muhammad bin Abdullah adalah orang jujur lagi terpercaya. Beliau menyeru kepada agama yang baru dan melarang terhadap penyembahan berhala. Aku dan Ali telah mengikuti beliau. Hai Sa'ad, masuk Islamlah!". Sa'ad akhirnya memeluk Islam.

Baca Juga: Jang Wonyoung IVE Ungkap Rahasia Perawatan Kulitnya kepada Penggemar, Kamu Bisa Mencobanya

Keislaman Sa'ad mendapat reaksi negatif dari ibunya. Ketika ia sedang melaksanakan salat Isya di kamarnya, sang ibu memergokinya. Beberapa kali ia dipanggil ibunya, namun tidak ada jawaban dari Sa'ad. Sa' ad tidak menoleh dan tidak memedulikan panggilan ibunya. Dengan nada marah ibunya bertanya, "Sa'ad, apa yang kau lakukan?" Karena tidak ada jawaban, bunya masuk dan melihat Sa'ad sedang menoleh ke kanan dan ke kiri (salam), kemudian ia seera memenuhi panggilan ibunya. "Ada apa ibu?" tanya Sa'ad.

Ibunya bertanya lagi, "Apa yang sedang kau lakukan? Kepada siapa engkau bersujud?"

"Saya bersujud kepada Allah, Tuhan pencipta alam semesta Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pencipta segala sesuatu. Pencipta langit dan bumi," jawab Sa'ad.

Sang ibu berkata, "Apa engkau menyembah selain kepada Tuhan kita dan 'Tuhan nenek moyang kita?" Sa'ad menimpali, "Tuhan kalian hanya terbuat dari batu yang tuli."

"Sa'ad, engkau telah merendahkan akal kita dan nenek moyang kita? Kembalilah ke agamamu dan tinggalkan agama yang dibuat-buat itu!" sahut ibunya.

 

Sa'ad kemudian menjawab, "Ibu, aku tidak akan meninggalkan agamaku. Islam adalah agama yang benar dan aku mengajak Anda untuk memeluk Islam."

"Sa'ad, kembalilah ke agamamu. Jangan membuat ibu marah. Jangan keluar dari agamamu karena engkau akan merugi,” rayu ibu Sa ad kembali.

Baca Juga: Sehun EXO, Jo Joon Young dan Jang Yeo Bin Bagikan Spoiler Karakter Masing-Masing di Drama 'All That We Loved'

Namun, dengan tegas Sa'ad mengatakan, "Aku yang berharap ibu mau mendengarkanku. Semoga Allah memberikan petunjuk kepada Anda ke jalan yang benar."

Beberapa hari kemudian, ibu Sa'ad mogok makan dan minum. Sama sekali bunya tidak mau menyentuh makanan dan minuman. Hingga akhirnya, sang ibu merasa sangat lapar dan haus. Badannya menjadi lemah, sampai-sampai hampir pingsan. Sa'ad lalu masuk ke kamar ibunya mengajaknya untuk makan. Namun ibunya menolak, lalu menangis dengan harapan tangisannya bisa membuat hati Sa' ad luluh. Sa'ad menundukkan matanya, lalu berkata kepada ibunya, "Apa ibu tidak makan?"

Ibunya menjawab, "Tidak, aku akan terus begini sampai mati." Berkali-kali sang ibu membujuk Sa'ad agar kembali ke agama nenek moyangnya serta menyembah Latta, Uzza, dan Hubal.

Namun, Sa'ad justru mengatakan, "Demi Allah, seandainya ibu memiliki seribu nyawa lalu ia keluar satu per satu, aku tidak akan meninggalkan agama ini."

Saad lalu meninggalkan ibunya dan keluar. la kemudian membawa ibunya ke ruang makan dan mempersilakannya duduk. Pada akhirnya, sang ibu pun mengambil makanan dan memakannya. Melihat sang ibu mau makan, Sa'ad sangat gembira dan bahagia. Kisah inilah yang menurut Al-Zahabi dan Ibnu Katsir melatarbelakangi turunnya surah Al-Ankabut ayat 8.

 

Karomah Sa’ad Berupa Bisa Berjalan di Atas Air

Pada bulan Safar 16 H atau 638 M, Umar menginstruksikan Sa'ad untuk berangkat ke Madain. Sesampainya di Bahurasir, sebuah wilayah paling bawah, Sa'ad meminta dicarikan perahu-perahu untuk menyeberangkan orang-orang ke daerah yang lebih tinggi. Akan tetapi, mereka tidak menemukan satu pun perahu, karena orang-orang Persia telah mengambilnya. Mereka lalu tinggal di Bahurasir untuk beberapa hari. Bertepatan bulan Safar, pasukan yang dipimpin Sa'ad memintanya agar segera menyeberang (melanjutkan perjalanan). Namun, Sa'ad melarang mereka, sehingga datanglah A'laj (orang-orang kafir) menemui Sa'ad. Mereka menuniukkan Sa'ad tempat yang airnya sedikit yang bisa mengantarkan mereka ke seberang. Akan tetapi, Sa'ad menolak dan ragu-ragu untuk mengikuti tawaran A'laj tersebut. Kaum muslimin pun terkejut melihat air yang sedikit tadi menjadi pasang.

Baca Juga: Dikunjungi Prabowo Subianto, Mahfud MD Dikabarkan Dilamar sebagai Cawapres

Malam harinya, Sa'ad bermimpi melihat pasukan Islam melintas dan melewati sungai itu, serta melihat pasang surutnya air begitu besar. Sa'ad pun berniat untuk menafsirkan mimpi menyeberangnya pasukan kaum muslimin ke sungai itu. Maka, Sa'ad mengumpulkan orang-orang, lalu memuji Allah dan berkata, "Musuh kalian telah berlindung dari kalian di sungai ini (Dajlah), sehingga kalian tidak dapat menghabisi mereka. Sebaliknya, jika mau mereka dapat menghabisi kalian. Mereka dapat melawan kalian dengan perahu-perahu mereka. Tidak ada yang perlu ditakutkan untuk melawan mereka. Saya berkeinginan meneberangi sungai ini karena mereka."

Mereka semua berkata, "Allah memberi azam kita, dan engkaulah yang berhak memberikan keputusan, maka lakukanlah!"

Sa'ad kemudian mengajak orang-orang untuk menyeberang seraya berkata, "Siapa yang mau mengawali untuk menjaga kita di belakang dari serangan musuh (Persia) agar mereka tidak menghalangi pasukan kaum muslimin sampai ke seberang?"

 

Maka diutuslah Ashim bin Amr yang kemudian diikuti oleh 600 personel yang gagah berani. Sa'ad menunjuk Ashim sebagai pemimpin mereka lalu berdiri di tepi sungai Dajlah. Sa'ad berkata lagi, "Siapa yang mau ikut denganku di barisan depan untuk melindungi kita dari musuh?" Sekitar 60 orang dari mereka maju, kemudian Sa'ad membagi mereka menjadi dua kelompok: kelompok penunggang kuda betina dan kelompok penunggang kuda jantan. Mereka lalu menyeberangi Dajlah. Bila Sa'ad melihat Ashim telah berjaga-jaga di belakang, maka ia mengizinkan orang-orang untuk menyeberang. Sa'ad berkata, "Katakanlah: 'Tasta'inubillaah wanatawakkalu 'alaihi, wa hasbunallahu wani'mal wakil, la haula wa la guwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim' (Kami memohon pertolongan Allah dan berserah diri kepada-Nya. Allahlah yang memberi kecukupan kepada kami dan Dia adalah sebaik-baiknya Zat untuk berserah diri. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali milik Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung)."

Baca Juga: Pledis Entertainment Umumkan Seungkwan SEVENTEEN akan Hentikan Promosi Comeback untuk FML

Setelah itu, mereka menyeberangi Dijlah dan berjalan terapung di atas air sambil bercakap-cakap layaknya ketika berada di darat. Pasukan Persia terkejut melihat kejadian yang tidak mereka sangka-sangka itu, sehingga mereka melarikan diri dan segera membawa harta mereka. Pasukan Islam masuk ke Bahurasir pada bulan Safar tahun 16 H dan mengambil sisa kekayaan raja Kira yang ada di dalam kerajaannya sebanyak 3.000.000.000.000 dinar, dan juga mengambil kekayaan Raja Syirawaih dan raja setelahnya.

Kematian Sa’ad

Sa'ad meninggal dalam usia 83 tahun, pada masa pemerintahan Muawiyyah bin Abi Sufyan tahun 55 H/676 M. la meninggal di pangkuan anaknya, Mush'ib. Di saat-saat sekarat, Mush'ib meluapkan kesedihannya, hingga mengeluarkan air mata.

Melihat anaknya menangis, Sa'ad bertanya, "Anakku, kenapa engkau menangis?"

"Karena persinggahan terakhirmu wahai ayahku," jawab anaknya itu.

 

Sa’ad berkata lagi, "Anakku, janganlah menangis. Sesungguhnya Allah tidak akan menyiksaku, karena aku termasuk penduduk surga."

Sa'ad berwasiat kepada anaknya agar mengafaninya dengan selendang dari wol yang pernah ia pakai pada sat perang Badar. la wafat di rumahnya di Aqig, sekitar 10 mil dari Madinah. Jenazahnya disalati oleh istri-istri Nabi lalu di dimakamkan di Baqi', di samping makam sahabat-sahabat Nabi lainnya.***

Editor: Inayah Nurfadilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x