Kisah Lengkap Abdullah bin Mas’ud, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Berupa Mendengar Makanan Bertasbih

- 30 April 2023, 13:32 WIB
Ilustrasi: Kisah Lengkap Abdullah bin Mas’ud, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Berupa Mendengar Makanan Bertasbi
Ilustrasi: Kisah Lengkap Abdullah bin Mas’ud, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Berupa Mendengar Makanan Bertasbi /Pixabay.com/@anncapictures

SRAGEN UPDATE - Karomah adalah keajaiban atau keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya yang khusus. Karomah bisa terjadi pada diri seseorang yang tekun dan konsisten dalam beribadah, dan tidak dapat dijelaskan dengan akal sehat manusia.

 

Hal tersebut juga terjadi pada Abdullah bin Mas’ud, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang mendapat karomah berupa pendengaran yang tajam.

Telinganya bisa mendengar makanan bertasbih dan memuji Allah SWT, padahal orang lain tidak bisa mendengarnya.

Baca Juga: Inilah Prediksi Anime Mashle Episode 5 Beserta Tempat Menonton dan Tanggal Tayangnya

Berikut kisah lengkap Abdullah bin Mas’ud mulai dari asal-usul, awal mula keislaman, peristiwa karomah yang dimilikinya, dan kematiannya sebagaimana SragenUpdate.com dapatkan dari buku “40 Sahabat Nabi yang Mendapat Karomah”.

Asal-Usul Abdullah bin Mas’ud

Abdullah adalah anak dari Mas'ud bin Ghafil dengan Ummu , dari kabilah terkenal Tamim bin Sa'ad bin Huzail. Ibnu Mas'ud lahir di Mekah pada 32 SH atau sekitar 596 M. la mempunyai saudara laki-laki yang bernama Utbah yang telah meninggal terlebih dahulu. Dikabarkan bahwa ia memiliki postur tubuh kurus, kecil, kedua betisnya kecil, dan perut besar.

Abdullah lebih akrab dipanggil dengan Ibnu Mas'ud, namun ada juga yang memanggilnya Ibnu Ummu Abd yang berarti putra dari budak perempuan. Dari sisi strata sosial, tidak ada yang istimewa dalam dirinya. Ia tidak berasal dari keluarga ningrat Mekah. Alih-alih demikian, justru ia adalah seorang penggembala kambing milik salah satu pemimpin Quraisy yakni Uqbah bin Mu'ait.

Sejak kecil, Abdullah bin Mas'ud sudah hidup menderita karena orangtuanya memang bukan orang berada. la menjadi buruh penggembala kambing milik Uqbah bin Abi Mu'ith dengan bayaran yang sangat murah. Tapi ia bangga karena pekerjaannya telah menyebabkannya bisa berkenalan dengan Islam.

 

Kambing-kambing tersebut biasanya Abdullah gembalakan di daerah perbukitan di luar Mekah, jauh dari hiruk-piruk manusia. Ketika masih remaja, ia mendengar kabar tentang seorang Nabi yang muncul dari tengah-tengah kaumnya, tetapi ia tak ambil pusing dengan kabar itu. Ini bisa dipahami mengingat usianya yang mash begitu muda dan keterasingannya dari kehidupan sosial Mekah. Kehidupannya hari demi hari hanya menggembalakan kambing-kambing Ugbah. Pagi-pagi, ia berangkat ke perbukitan di luar Mekah dan baru kembali pada malam hari.

Baca Juga: Jang Wonyoung IVE Ungkap Rahasia Perawatan Kulitnya kepada Penggemar, Kamu Bisa Mencobanya

Awal Mula Keislaman Abdullah bin Mas’ud

Suatu hari, ketika sedang menggembalakan kambing milik majikannya itu, Abdullah berpapasan dengan Rasulullah saw., yang sedang ditemani Abu Bakar Ash-Shiddiq. Nabi lalu bertanya kepada Abdullah, "Hai, apa kamu punya susu yang bisa kami minum?"

Abdullah menjawab, "Ada, tetapi kambing ini bukan milik saya. Saya hanya menggembalakannya.

Rasulullah bertanya lagi, "Apa ada kambing betina yang belum kawin?”

Abdullah lalu memberikan kambing betina kecil (yang belum menghasilkan susu) kepada Rasulullah saw. Rasulullah saw., mengusap kantong susu kambing tersebut dan berdoa, tiba-tiba ia membesar, lalu Rasulullah memerah susunya. Abu Bakar mengambil batu cekung dan memberikannya kepada beliau lalu memenuhinya dengan susu. Beliau menyuruh Abu Bakar meminumnya, dan setelah itu baru beliau minum. Abdullah bin Mas'ud pun mendapat bagian. Abdullah bin Mas'ud belum bisa percaya dengan peristiwa yang dilihatnya. Setelah mereka bertiga minum sampai puas, Rasulullah saw., kemudian mengusap-usap puting susu kambing seraya bersabda, "Menyusutlah engkau dengan izin Allah!" Maka, kantong susu kambing itu pun menyusut seperti semula. "

Abdullah bin Mas'ud kemudian berkata, "Tolong ajari saya mantra yang Anda ucapkan tadi." Rasulullah menjawab, "Engkau adalah yang terdidik." Abdullah terpikat dan jatuh hati kepada kemuliaan Rasulullah saw., dan sahabatnya, Abu Bakar, dan mereka pun kagum akan kejujuran dan keteguhan Abdullah dalam menjaga amanah yang dipercayakan padanya.

 

Rasulullah saw., dan Abu Bakar melihat tanda-tanda kebaikan pada diri Abdullah dan mengharapkan agar ia memeluk Islam. Tidak lama setelah itu, Abdullah bin Mas'ud memeluk Islam dan berkata, "Rasulullah, ajari saya Al-Qur'an!"

Rasulullah lalu mengusap kepala Abdullah dan berkata, "Sesungguhnya, engkau adalah anak yang alim dan akan menjadi seorang guru."

Baca Juga: Sehun EXO, Jo Joon Young dan Jang Yeo Bin Bagikan Spoiler Karakter Masing-Masing di Drama 'All That We Loved'

Kecintaan Abdullah bin Mas’ud terhadap Rasulullah SAW

Beberapa hari setelah masuk Islam, Abdullah bin Mas'ud menemui Rasulullah saw., dan memohon agar diperkenankan menjadi pelayan beliau. Rasulullah pun mengabulkan permintaan Abdullah dan semenjak itulah a menghabiskan hari-harinya untuk melayani Rasulullah. Ketika Rasulullah mandi, ia yang membawakan sikat gigi, menyediakan air dan menutup pintu kamar mandi, jika tidur, ia yang membangunkan Rasulullah untuk salat, jika akan berjalan, ia yang menyiapkan sandal, kemudian ia berjalan di depan Rasulullah dengan tongkatnya. Jika Rasulullah ingin duduk, ia yang membuka kedua sandalnya, lalu mengapit sandal tersebut di tangannya, kemudian memberikan tongkatnya kepada Rasulullah. Jika Rasulullah ingin bangun, ia segera mengenakan kedua sandalnya itu, lalu berjalan di hadapannya hingga sampai ke tu juannya.

Begitu besar cinta Abdullah bin Mas'ud kepada Rasulullah saw., sehingga ia pernah berkata, "Rasulullah, perkenankan saya mengangkat hijab untuk menutupimu dan menggunakan bantalku untuk melindungimu." Karena pelayanannya kepada Rasulullah tersebut, ia dijuluki shahib as-sawad wa as-siwak wa an-na'lain (pemilik bantal, siwak, dan sandal).

 

Para sahabat memperhatikan sikap Abdullah dan mendambakan bisa melakukan apa yang dilakukannya. Mereka memuji kesetiaannya dan mengakui keikhlasannya, sehingga persis seperti yang dilukiskan Abu Musa Al-Asy'ari, "Dia bisa menemuinya bila kita tidak bisa dan dia selalu menemaninya jika kita tidak hadir." Banyak orang yang ingin merebut pekerjaan Abdullah bin Mas'ud dari tangannya sehingga ia terpaksa berbohong satu kali demi mencegah orang lain menyainginya melayani Rasulullah saw. Dalam hal ini ia bercerita, "Aku tidak pernah berbohong kecuali sekali. Biasanya, aku menyiapkan kendaraan Rasulullah, tiba-tiba seorang dari Thaif datang. Dalam benakku terlintas firasat, pasti orang ini bisa mengalahkan aku dalam melayani Rasulullah. la bertanya kepadaku, Pelana apa yang paling disukai Rasulullah?' Aku menjawab, 'Pelana Thaif atau Mekah.'

Baca Juga: Dikunjungi Prabowo Subianto, Mahfud MD Dikabarkan Dilamar sebagai Cawapres

Orang itu lalu mengenakannya. Setelah Rasulullah akan mulai berangkat, beliau bertanya, 'Siapa yang mengenakan pelana ini?' Para sahabat enjawab, 'Orang Thaif yang melakukannya. Rasulullah lalu memerintahkan, 'Suruh Abdullah bin Mas'ud yang mempersiapkannya!' Aku pun segera menanganinya."

Rasulullah saw., begitu percaya dengan Abdullah bin Mas'ud. Beliau pernah berkata, "Jika aku diminta menunjuk orang menjadi pejabat tanpa harus bermusyawarah, orang itu adalah Abdullah bin Mas'ud." Di lain kesempatan Rasulullah saw., berkata, "Aku meridhai sesuatu yang diridhai Allah dan Ibnu Ummu Abdi (Abdullah bin Mas'ud). Dan akau akan membenci sesuatu yang dibenci Allah dan Ibnu Ummu Abd."

Rasulullah saw., mendidik Abdullah bin Mas'ud ketika ia masih anak-anak sampai usia dewasa. la tinggal di rumah Rasulullah, belajar tentang agama, belajar membaca Al-Qur'an, dan Rasulullah membekalinya dengan iman dan ketakwaan yang tinggi. Karena itulah, ia menjadi seorang terpelajar, berakhlak mulia, dan meraih keimanan yang sempurna, sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah kepadanya.

 

Karomah Abdullah Berupa Mendengar Makanan Bertasbih kepada Allah

Suatu hari, Abdullah mendengar makanan bertasbih, memuji, dan menyucikan Allah ketika menemani Rasulullah saw., dalam sebuah perjalanan. Bukan sihir, juga bukan permainan sulap, karena Al-Qur'an sudah cukup gamblang menegaskan bahwa seluruh alam semesta akan selalu bertasbih, memuji, dan mengagungkan Allah. Hanya saja, manusia tak mampu mendengar dan memahaminya, kecuali orang yang dikehendaki Allah. Allah berfirman dalam Alquran yang artinya:

Baca Juga: Pledis Entertainment Umumkan Seungkwan SEVENTEEN akan Hentikan Promosi Comeback untuk FML

"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Isra: 44)

Abdullah bercerita, "Dulu kami menganggap bahwa hal-hal yang luar biasa (seperti mukjizat) sebagai berkah, sedangkan kalian menganggapnya sebagai sesuatu yang menakutkan. Kami pernah bersama Rasulullah saw., dalam sebuah perjalanan kemudian persediaan air menipis, maka beliau bersabda, 'Carilah sedikit air!' Mereka lalu datang dengan membawa sebuah bejana yang berisi air yang sedikit, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam bejana itu kemudian bersabda, 'Kemarilah bersuci dengan penuh keberkahan dan keberkahan itu datangnya hanya dari Allah.' Sungguh aku melihat air memancar dari sela-sela jari Rasulullah saw., dan sungguh aku mendengar makanan membaca tasbih ketika sedang dimakan." (HR. Bukhari).

 

Kematian Abdullah bin Mas’ud

Tak lama setelah kejadian itu, Abdullah sakit keras, salah seorang sahabat menjenguknya dan berkata, "Janganlah Anda merasa kehilangan orang yang bijaksana dan selalu mengingatkan kebaikan, sungguh tadi malam saya memimpikan Anda. Saya melihat Rasulullah saw., berada di atas mimbar, sementara Anda berada di bawahnya, lalu beliau bersabda, 'Ibnu Mas'ud kemarilah, engkau akan dikumpulkan setelahku.

Baca Juga: Menjadi Incaran Manchester United di Jendela Transfer Mendatang, Harry Kane: Saya Hanya Fokus pada Tim Ini

Abdullah bin Mas'ud kemudian berkata, "Ya Allah, sungguh engkau bermimpi seperti itu?"

Sahabatnya menjawab, "Ya, benar."

Abdullah bin Mas' ud berkata lagi, "Saya minta Anda jangan pergi dari Madinah, sebelum Anda menyalati saya." Abdullah meninggal dunia dalam usia 60 tahun lebih, tepatnya pada tahun 32 H. Jenazahnya dimakamkan pada malam hari sesuai wasiatnya-di makam Bagi' Al-Ghargad di Madinah. 201 Sebelum meninggal dunia, Abdullah bin Mas’ud sempat menulis wasiat bahwa putri-putrinya tidak bole menikah tapa seizin Zubair bin Awwam atau Abdullah, anak Zubair. Ia berpesan agar istrinya, Zainab tidak ditelantarkan. la meminta agar jenazahnya dibalut dengan kain kafan seharga 200 dirham kemudian dikuburkan di samping makam Abdullah bin Mazh'un.***

Editor: Inayah Nurfadilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x