Ada tiga hal yang perlu mendapatkan perhatian yang salah satunya yaitu tingginya angka perkawinan anak.
Oleh karena itu, seluruh OPD dilibatkan untuk melakukan edukasi pada kelompok sasaran khususnya desa-desa lokus (Lokasi Fokus) stunting.
"Kampanye perubahan perilaku oleh TPPS diharapkan akan mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Sragen menjadi Kabupaten bebas stunting," ujarnya.
Baca Juga: Peringati Hari Jadi ke -12 Rumah Sakit Dr. Soeratno Gemolong, Luncurkan 2 Produk Digital
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sragen, dr. Hargiyanto menjelaskan bahwa Rembug Stunting dimaksudkan untuk menyepakati titik letak lokasi prioritas percepatan penurunan stunting terintegrasi tahun 2023.
Selain itu untuk menyepakati kebutuhan pendanaan, memastikan komitmen OPD terkait yang akan dituangkan dalam Renja tahun 2023 serta memastikan peningkatan anggaran APBDes tahun 2023 bagi Desa yang akan ditetapkan sebagai prioritas penurunan angka stunting.
"Harapannya nanti komitmen yang sudah disepakati bersama di setiap tingkatan akan membuahkan rencana kegiatan intervensi spesifik, Kalau yang spesifik lebih ke kesehatan, gizinya, di 1.000 pertama kelahiran dari hamil 9 bulan (270 hari).
Mungkin kita intervensi supaya anak bisa dilahirkan sehat. Jadi kita jaga misal ada remaja putri yang sudah hamil, kita awasi gizinya," pungkasnya.***