Terobosan Jamur Crispy, Ducrija Tembus Pasar Internasional.

- 4 Juli 2022, 12:48 WIB
Jamur Crispy
Jamur Crispy //@resepmakananspesial/Instagram

SRAGEN UPDATE- Sragen merupakan kota dengan berbagai macam kuliner yang khas dan enak. Selain makanan besar, banyak camilan olahan rumahan yang juga wajib dicoba. Misalnya Jamur Crispy.

Anik Purwanti (40) selaku pelaku UMKM yang berasal dari Dukuh Kedungpanas RT 018/RW 009, Desa Ngarum, Ngrampal, Sragen berhasil menghasilkan sebuah produk camilan Jamur Crispy yang diberi nama DUCRIJA.

Dilansir SragenUpdate.com dari akun Instagram Kominfo Sragen. Produk yang dihasilkan berbeda dengan jamur crispy pada umumnya.

Anik dibantu suaminya, Giyanto (47) ini memiliki teknik menggoreng yang mampu menghemat minyak goring hingga 30%.

Baca Juga: Mengapa Sragen Disebut Bumi Sukowati ? Simak Penjelasannya

Ia menkombinasikan teknik pengolahan jamur crispy antara menggoreng dan dioven.

Ide cara penghematan minyak tidak serta merta muncul begitu saja, awal usaha jamur crispy yang dimulai sejak 2010 ini membutuhkan minyak goreng dalam jumlah banyak.

Karena pembelian minyak goring yang dibatasi, dari situ tercetuslah cara bagaimana agar bisa menggoreng dengan menggunakan sedikit minyak goring.

"Untuk menekan biaya produksi kami mencoba menggunakan teknik oven untuk pematangan produknya. Ternyata teknik itu bisa menghemat minyak goreng 30% atau setara dengan 4,8 liter per produksi," ungkap Anik.

Baca Juga: Jadwal Vaksin Pukesmas Masaran I Kabupaten Sragen di Bulan Juli, Cek Selengkapnya

Prosesnya, Anik mengatakan jamur yang sudah dibumbui dan diberi tepung dengan panci alumunium setengah matang. Jamur setengah matang itu, kemudian ditiriskan dan dimasukkan ke dalam oven.

Anik mengaku dengan teknik itu, jamur crispy yang dihasilkan ternyata lebih renyah dan lebih tahan lama, sampai enam bulan. Biasanya dengan teknik penggorengan biasa hanya bisa bertahan paling lama tiga bulan.

"Setiap kali produksi, butuh 16 liter minyak goreng untuk 2-3 hari. Sekarang, jadi 5-6 hari saja. Kami menemukan teknik itu secara otodidak karena memikirkan keberlangsungan produksi. Selain minyak sawit, saya juga menggunakan minyak kelapa untuk menggoreng. Tepung yang saya gunakan juga menggunakan tepung mokaf tanpa penyedap rasa" tuturnya.

Suami Anik, Giyanto menambahkan, dengan teknik baru, selain menghemat, waktu penggorengan pun jadi lebih singkat.

Baca Juga: Bupati Sragen Ajak Semua Pihak Turunkan Stunting, Ini Angka Targetnya

"Biasanya lama penggorengan selama 30 menit. Sekarang pakai teknik baru, lama penggorengan hanya 15-20 menit kemudian dilanjutkan ke oven sampai matang," ujarnya.

Jamur crispy produksi pasangan suami istri ini diberi nama DuCrija atau dunia crispy jamur. Produk jamur krispi itu sudah dikemas dengan kemasan yang cantik dan siap edar di minimarket modern.

"Harga jualnya mulai Rp12.000 per kemasan untuk wilayah Sragen dan Rp15.000 per kemasan di Soloraya," ujarnya.

Produk jamur crispy dengan merek Ducrija sudah memiliki pasar ke luar kota dan juga sudah tembus ekspor, yakni Hong Kong.

Saat ini, Anik punya dua tenaga kerja yang membantu memproduksi jamur crispy. Selain jamur crispy, Anik juga memproduksi bandeng presto, bawang goreng, pentol jamur, dan kripik usus.***

Editor: Gorby Zumroni

Sumber: dinas kominfo sragen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah