Elon Musk Gugat OpenAI: Klaim Perusahaan Telah Melenceng dari Misi Pendiriannya

4 Maret 2024, 20:12 WIB
Elon Musk Gugat OpenAI: Klaim Perusahaan Telah Melenceng dari Misi Pendiriannya /REUTERS/Gonzalo Fuentes/File Photo

SRAGEN UPDATE — Elon Musk, salah satu pendiri OpenAI, telah mengajukan gugatan terhadap perusahaan tersebut dan sejumlah jajaran pimpinannya, termasuk CEO Sam Altman.

Gugatan ini muncul karena Elon Musk meyakini bahwa OpenAI telah melanggar kesepakatan misi pendiriannya sebagai organisasi nirlaba yang berkomitmen untuk mengembangkan kecerdasan buatan (AI) demi kepentingan manusia.

Dilansir dari Antaranews.com pada hari Senin, 4 Maret 2024, Elon Musk menuduh bahwa OpenAI telah beralih fokus untuk mengejar keuntungan, yang bertentangan dengan tujuan semula perusahaan sebagai entitas nirlaba yang berfokus pada pengembangan AI untuk kepentingan kemanusiaan.

Elon Musk menyatakan bahwa pada awalnya, dia dan rekan pendiri OpenAI, termasuk Sam Altman dan Greg Brockman, sepakat untuk mendirikan perusahaan dengan tujuan nirlaba untuk melawan ancaman kompetitif dari perusahaan-perusahaan besar seperti Google.

Menurut Elon Musk, dalam perjanjian tersebut, OpenAI diharapkan untuk membuat teknologi AI yang tersedia dan bebas digunakan oleh publik.

Baca Juga: Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Gaza dalam Pesan Angelus Mingguannya

Namun, dalam gugatan yang diajukan ke pengadilan di San Francisco pada hari Kamis, 29 Februari 2024, Elon Musk menyatakan bahwa OpenAI telah melanggar kesepakatan tersebut dengan bermitra dengan Microsoft dan melakukan komersialisasi penelitiannya.

“Dengan dewan barunya, OpenAI telah mengembangkan dan menyempurnakan kecerdasan buatan untuk memaksimalkan keuntungan bagi Microsoft, bukan untuk kepentingan kemanusiaan. Ini merupakan pengkhianatan terhadap perjanjian pendirian,” ungkap gugatan tersebut.

Dalam dokumen pengaduan hukumnya, Elon Musk juga mengungkapkan bahwa dia telah menyumbangkan lebih dari 44 juta dolar AS atau sekitar Rp692 miliar kepada OpenAI antara tahun 2016 dan September 2020, menjadikannya investor terbesar OpenAI selama beberapa tahun pertama.

Meskipun meninggalkan dewan direksi OpenAI pada tahun 2018, Elon Musk menolak tawaran saham di perusahaan tersebut karena mempertahankan prinsip pendiriannya untuk tujuan kemanusiaan.

Melalui gugatan ini, Elon Musk menuntut agar OpenAI kembali mematuhi misi pendiriannya dan melarang mereka mengkomersialkan teknologi AI untuk kepentingan direksi atau mitra seperti Microsoft.

Selain itu, Elon Musk juga meminta pengadilan untuk menentukan bahwa teknologi AI yang dikembangkan oleh OpenAI, seperti GPT-4, merupakan teknologi yang melanggar perjanjian lisensi.

Baca Juga: ‘Exhuma’: Sebuah Penyegaran dalam Dunia Film Korea, Ucapan Terima Kasih untuk 6 Juta Penonton dalam 11 Hari

Gugatan ini juga mengusulkan audit dan potensi ganti rugi dari sumbangan yang diberikan oleh Elon Musk untuk mendanai penelitian, jika pengadilan menemukan bahwa dana tersebut digunakan untuk keuntungan pribadi.

Dengan gugatan ini, Elon Musk menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa pengembangan kecerdasan buatan tetap sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan kemanusiaan.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Tags

Terkini

Terpopuler