"Tapi saya menulis dengan keprihatinan dan ketakutan tentang wadah publik digital kami dan peran Twitter di dalamnya," tulisnya menambahkan.
"Menghormati hak asasi manusia kita bersama harus menetapkan pagar pembatas untuk penggunaan dan evolusi platform," Türk melanjutkan.
"Singkatnya, saya mendesak Anda untuk memastikan hak asasi manusia menjadi pusat pengelolaan Twitter di bawah kepemimpinan Anda," tulisnya.
Matan pekerja Twitter mengatakan kepada BBC, memprakirakan hanya akan ada 2.000 karyawan yang menetap. Sedangkan sisanya memilih pergi atau terkena PHK.
Jika diakumulasi dari keseluruhan karyawan yang berjumlah 7.500 orang, artinya hanya seperempat pekerja yang bertahan.
Baca Juga: Daftar Skuad Meksiko di Piala Dunia 2022 Qatar, Ada 8 Pemain Tengah dan 8 Pemain Belakang
"Saya tidak ingin bekerja untuk seseorang yang mengancam kami melalui email berkali-kali" kata mantan pegawai, dikutip dari Antara.***