Sentimen Hawkish Bank Sentral AS Buat Nilai Tukar Rupiah Kian Melemah hingga 45 Poin

- 29 Desember 2022, 11:53 WIB
Sentimen Hawkish Bank Sentral AS Buat Nilai Tukar Rupiah Kian Melemah hingga 45 Poin
Sentimen Hawkish Bank Sentral AS Buat Nilai Tukar Rupiah Kian Melemah hingga 45 Poin /pixabay

SRAGEN UPDATE – Sentimen bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) yang akan tetap hawkish pada tahun 2023 picu melemahnya nilai tukar rupiah hingga 45 poin.

Rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada 29 Desember 2022 mengalami pelemahan nilai tukar atau kurs.

Sejak pagi ini, nilai tukar rupiah melemah 45 poin atau 0,28 persen menjadi Rp15.764 per dolar AS.

Baca Juga: Bolehkah Merayakan Tahun Baru dengan Hal Positif? Berikut Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah

Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnya, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.719 per dolar AS.

Pada 28 Desember 2022, rupiah sempat melemah hingga 56 poin atau 0,36 persen menjadi Rp15.719 per dolar AS dibanding posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya, yaitu Rp15.663 dolar AS.

Outlook masih hawkish-nya kebijakan The Fed di awal tahun 2023 masih menopang dolar dan obligasi AS naik,” tulis Tim Riset Monex Investindo Future pada 29 Desember 2022, dikutip dari Antaranews.com.

Sederhananya, hawkish muncul sebagai respon untuk menggambarkan kebijakan moneter yang cenderung kontraktif, misalnya dengan menaikkan suku bunga.

Baca Juga: 10 Film Action Terbaik Sepanjang 2022, Ada Avatar 2 hingga Top Gun Maverick

Pertengahan bulan November 2022, The Fed sendiri telah memperlambat kenaikan suku bunga menjadi 50 basis poin (bps) dari 75 bps.

Ketua The Fed, Jerome Powell sejak itu menekankan bahwa pengetatan kebijakan akan diperpanjang dengan suku bunga terminal yang lebih tinggi.

Ini memicu kekhawatiran akan perlambatan Amerika Serikat.

Data AS sebelumnya menimbulkan kekhawatiran bahwa The Fed akan terus mempertahankan sentimen hawkish mereka untuk menjinakkan inflasi.

Data klaim pengangguran mingguan di Amerika Serikat membuktikan bahwa pasar tenaga kerja yang masih ketat.

Baca Juga: Kronologi Penggerebekan Perselingkuhan Ibu Norma Rismala dan Suaminya, Tertangkap Telanjang Berdua di Kamar

Sementara itu, ekonomi AS pulih lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada kuartal ketiga.

Investor merasa resah karena target suku bunga dana Fed bisa naik lebih tinggi dan bertahan lebih lama dari perkiraan.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS menjadi naik karena pedagang kini merasa bingung atas prospek kebijakan di Federal Reserve tersebut.***

Editor: Kiki Widayanti

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x