3 Risiko Buruk yang Mengintai Pecinta Makanan Gorengan, Kamu Wajib Waspada

22 Juli 2021, 20:08 WIB
Makanan gorengan salah satu makanan yang harus dihindari oleh pasien Covid-19 yang sedang menjalani isoman. /Pixabay

SRAGEN UPDATE – Sudah tidak bisa dimungkiri lagi bahwa hampir semua orang Indonesia pasti menyukai makanan gorengan.

Tekstur yang renyah dan rasa yang lezat pada gorengan menyebabkan orang-orang akan sulit menolak.

Meski demikian, para pakar kesehatan sebenarnya tidak begitu menyarankan untuk mengonsumsi makanan gorengan.

Hal itu karena adanya berbagai risiko buruk yang dapat timbul seperti berikut ini.

Baca Juga: Materai Palsu Pada Surat Keterangan dan Surat Lamaran CPNS 2021 Penyebab Tidak Lolos Seleksi AdministrasI

1. Risiko Diabetes Tipe 2

Ahli gizi diet dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, Julie Stefanski menyatakan bahwa makanan yang digoreng sangat padat kalori.

Hal itu dapat memberikan lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan seseorang. Pada akhirnya, seseorang bisa saja mengalami penambahan berat badan.

“Penambahan berat badan dapat mempersulit tubuh untuk menggunakan insulin dengan benar dan dapat meningkatkan kadar gula darah,” kata Stefanski.

Baca Juga: Menekan Angka Kematian Pasien Covid-19, Bupati Sragen Wajibkan Alumnus Covid-19 Jadi Pendonor

Hal itulah kemudian yang memicu timbulnya risiko diabetes sehingga tidak mengherankan jika American Diabetes Association merekomendasikan untuk menghindari makanan gorengan.

2. Risiko Penyakit Jantung

Selama bertahun-tahun, penelitian tentang makanan gorengan dengan penyakit jantung telah sering dihubung-hubungkan.

Hasilnya, di antara 562.445 orang, 22 persen yang paling banyak makan gorengan dinilai lebih berisiko terkena penyakit jantung dibandingkan yang makan dalam jumlah sedikit.

Baca Juga: 20 Lagu Kpop Paling Banyak Diputar Melalui Layanan Streaming Spotify Selama Tahun 2021

Selain itu, sekitar 28 persen di antaranya juga dinilai lebih mungkin mengalami kejadian kardiovaskular utama, seperti stroke atau gagal jantung.

Bahkan, meski hanya empat ons per minggu (setara dengan porsi sedang kentang goreng McDonald's) tetap dapat meningkatkan penyakit jantung koroner dan risiko stroke masing-masing dua hingga tiga persen.

Hal yang sama juga diungkap oleh pakar kesehatan lainnya.

"Sejumlah besar lemak makanan, energi berlebih, dan asam lemak trans dari makanan yang digoreng mungkin menjadi alasan penting untuk risiko penyakit kardiovaskular yang lebih besar," kata Fulan Hu, seorang profesor kesehatan masyarakat di Ilmu Kesehatan Universitas Shenzhen.

Baca Juga: Jungkook BTS Paling Slow Respon di Grup Chat dan 6 Fakta Lain Yang Jarang Diketahui ARMY

3. Risiko Kanker

Menurut National Cancer Institute, memasak makanan tertentu, seperti kentang, pada suhu tinggi dapat berpotensi menyebabkan karsinogenik yang disebut akrilamida.

Jadi, secara teori, beberapa makanan yang digoreng bisa menyebabkan kanker. Meski demikian, hal itu masih butuh penelitian lanjut.

"Paparan terbesar yang dimiliki orang terhadap akrilamida adalah melalui asap tembakau, belum tentu makanan yang digoreng," kata Stefanski.

Baca Juga: Sragen Masuk PPKM Level 3, Bupati Minta Untuk Tidak Buru-buru

“Saat ini, kami benar-benar tidak tahu berapa banyak gorengan yang memicu perkembangan kanker,” sambungnya.

Terlepas dari hal itu, perlu diingat bahwa makanan gorengan pasti memiliki risiko pada kesehatan.

Namun, jika memang masih sulit untuk dihentikan, setidaknya berupayalah untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan.***

Editor: Denny Anugrah Wicaksono

Sumber: The Healthy

Tags

Terkini

Terpopuler