Tidak Seperti Facebook, WhatsApp, Instagram, Tiktok, dan YouTube, Twitter Bebaskan Taliban Membuat Cuitan

18 Agustus 2021, 21:44 WIB
Facebook Hapus Tagar Taliban dari Instagram, Twitter Jadi Favorit Taliban /Pexels/Tracy Le Blanc

SRAGEN UPDATE - Tidak Seperti Facebook, YouTube, WhatsApp dan Instagram, Twitter bebaskan Taliban membuat cuitan.

Twitter yang selalu membela dan menghormati hak-hak penggunanya mendapatkan komentar dari berbagai pihak karena mengizinkan anggota Taliban membuat banyak cuitan.

Tokoh terkenal dari Taliban adalah Zabihullah Mujahid Saib sebagai juru bicara Taliban yang mempunyai 310.000 pengikut.

Selain itu ada juga Qari Yousaf Ahmadi, orang yang selalu melaporkan tentang perebutan berbagai kota saat Taliban mampu menyapu pedesaan Afghanistan ini memiliki 63.000 pengikut.

Baca Juga: Apa Yang Akan Dilakukan Taliban Selanjutnya Hingga Kepanikan di Afghanistan, Gelombang Pengungsi?

Cuitan mereka berdua yang dapat menarik ratusan tanggapan, di antaranya para simpatisan ini mengundang komentar, bahkan kemarahan dari berbagai tokoh Amerika Serikat.

Orang-orang yang mengkritik Twitter membandingkan kebijakannya yang tidak mengizinkan Donal Trump memiliki Twitter, sedangkan anggota Taliban dibebaskan berekspresi di sana.

Salah satu kritikan dilayangkan oleh Madison Cawthorn dan Jérôme Rivière yang mempertanyakan kebijakan membingungkan Twitter.

“Mengapa di bumi yang hijau milik Tuhan juru bicara Taliban memiliki akun Twitter aktif tetapi tidak mantan Presiden Amerika Serikat?,” tweet anggota partai Republik itu. “Di pihak siapa perusahaan Big-Tech BERBASIS AMERIKA?”

Baca Juga: Apa Yang Terjadi Pada Taliban Setelah 2001, AS Tarik Ulur Afghanistan?

“Kebebasan dan demokrasi tidak berjalan dengan baik ketika #Twitter terus memblokir akun #Trump tetapi menyampaikan juru bicara #Taliban tanpa berpikir dua kali,”

Jérôme Rivière menyetujui, anggota Parlemen Eropa yang mewakili partai Rally Nasional sayap kanan Prancis.

Begitu pun dengan Big Tech yang menyatakan kemarahannya atas toleransi Twitter terhadap Taliban.

Meski kritikan terus dilayangkan oleh perusahaannya, pihak Twitter sendiri punya sikap dengan menghindari pertanyaan apakah mereka akan melarang perwakilan Taliban untuk mengetik 280 karakter di kolom tweet.

Baca Juga: Lirik Lagu Indonesia Jangan Menangis Uya Kuya Family

Twitter hanya mengatakan untuk terus secara proaktif menegakkan aturannya yang melarang segala jenis kekerasan, manipulasi platform, dan spam.

“Prioritas utama Twitter adalah menjaga orang tetap aman, dan kami tetap waspada,” tambah pernyataan Twitter yang diperoleh dari Mediaite pada Selasa, 17 Agustus 2021.

Sementara itu perusahaan yang menaungi satu platform : Facebook, WhatsApp, dan Instagram telah berjanji akan melarang siapa pun yang memuji, mendukung, atau mewakili Taliban.

Baca Juga: 3 Ratu Drakor: Song Hye Kyo, Jun Ji Hyun, dan Son Ye Jin, Siap Kembali Menggebrak Layar Kaca

“Taliban dikenai sanksi sebagai organisasi teroris di bawah hukum AS dan kami telah melarang mereka dari layanan kami di bawah kebijakan Organisasi Berbahaya kami," kata juru bicara Facebook.

TikTok akan menghapus konten yang mendukung atau memuji kelompok militan tersebut. Hal itu pun juga dilakukan YouTube untuk mengakhiri konten yang dioperasikan oleh Taliban.***

Editor: Denny Anugrah Wicaksono

Sumber: nypost

Tags

Terkini

Terpopuler