Turki Dapat Banyak Bantuan Usai Dilanda Gempa, Benarkah Suriah Sama Sekali Belum Terima Bantuan Internasional?

9 Februari 2023, 17:43 WIB
Para ahli mengungkapkan alasan mengapa gempa bumi di Turki mematikan, termasuk soal dua patahan sebuah lempeng. /REUTERS/Sertac Kayar/

SRAGEN UPDATE - Gempa bumi dahsyat dengan kekuatan magnitudo 7,8 telah melanda negara Turki dan Suriah pada Senin, 6 Januari 2023.

Sejak tiga hari yang lalu, proses evakuasi korban gempa bumi masih tetap dikakukan hingga saat ini.

Baru-baru ini, satu-satunya organisasi tanggap darurat yang beroperasi di Suriah, White Helmets mengklaim bahwa Suriah masih belum menerima bantuan apapun dari tim penyelamat internasional manapun.

Baca Juga: Gempa Bumi Turki dan Suriah Tembus 12.000 Jiwa, Suriah Alami Kelangkaan Kantong Jenazah 

Selain itu, White Helmets juga membagikan kondisi terkini Suriah barat laut yang terhambat oleh masalah akses di mana sebagian besar jalan darat telah rusak berat akibat gempa.

Tak hanya itu, bahkan wilayah di Suriah yang terdampak gempa juga sedang dibombardir oleh pemerintah yang berkuasa sebagaimana wilayah yang merupakan zona perang aktif.

Untuk itu, White Helmets berusaha keras untuk menyuarakan permintaan bantuan kepada PBB agar orang yang diselamatkan dari runtuhan bangunan lebih banyak.

Di samping itu, White Helmets merasa perlakuan masyarakat internasional dalam menyalurkan bantuan berbeda.

Yang mana Turki dengan 10 provinsi yang terdampak gempa bumi mendapatkan bantuan, padahal negara Suriah juga merasakan kehancuran pascagempa di Suriah barat laut.

White Helmets mengaku bahwa situasi akibat gempa bumi di Suriah barat laut saat ini semakin menambah penderitaan mereka.

“Apa yang terjadi di luar kapasitas kami, situasinya sangat buruk dan sangat suram di lapangan saat ini,” ucapnya.

Sejauh ini, White Helmets terus membagikan video-video penyelamatan korban gempa dengan menggunakan peralatan seadanya.

Baca Juga: Gempa di Turki Hari Ini Berkekuatan 7,8 SR, Berita dan Fakta Selengkapnya 641 Orang Tewas

Salah satunya saat mereka berhasil menarik bayi yang menangis hidup-hidup dari bawah reruntuhan di mana anggota keluarga si bayi dipastikan telah meninggal.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad juga turut meminta bantuan kepada negara-negara Uni Eropa di mana ia mengatakan bahwa sanksi bukanlah suatu alasan untuk tidak menolong negara yang ditimpa musibah bencana alam.

Secara teori, operasi bantuan kemanusiaan tidak boleh dihalangi termasuk oleh sanksi yang diberlakukan Uni Eropa dan Amerika Serikat kepada Suriah, dilansir dari Pikiran Rakyat.com oleh SragenUpdate.com.

Di sisi lain, Kepala Delegasi IFRC untuk Suriah, Mads Brich Hansen menggambarkan suasana di lokasi gempa di mana operasi gabungan pemerintah, White Helmets dan layanan kesehatan telah mencapai titik kewalahan.

Upaya pencarian dan penyelamatan memiliki hambatan di mana kurangnya alat berat untuk memindahkan batu bata.

Sedangkan pihak berwajib sendiri tidak memiliki mesin yang cukup dan minimnya dana untuk menyewa mesin dari sektor swasta.

PBB pun telah mengumumkan pengarahan situasi usai gempa yang harus menyelamatkan korban gempa dalam waktu tujuh hari tinggal tersisa empat hari lagi.

Menurut Reuters, hingga Kamis, 9 Februari 2023 ini jumlah korban meninggal akibat gempa di Turki dan Suriah mencapai lebih dari 12.000 orang yang mana terdiri atas 9.057 orang Turki dan 2.950 orang Suriah.***

Editor: Muhammad Emir Al-Azkiya

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler