Update Konflik Yaman: Tak Ada WNI Korban Serangan AS-Inggris, Ini Respons Ancaman Serangan ke Kapal-Kapal

14 Januari 2024, 21:29 WIB
Update Konflik Yaman: Tak Ada WNI Korban Serangan AS-Inggris, Ini Respons Ancaman Serangan ke Kapal-Kapal /Reuters/Komando Pusat AS/

SRAGEN UPDATE - Kementerian Luar Negeri telah mengumumkan bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam serangan gabungan pasukan Amerika Serikat-Inggris di beberapa wilayah Yaman pada Jumat.

Serangan tersebut, yang dilakukan oleh pasukan Amerika Serikat dan Inggris dengan dukungan beberapa negara lain, menargetkan wilayah-wilayah yang diketahui sebagai markas operasi Houthi, termasuk Sana'a, Hudaidah, Dhammar, Sa'da Hajjah, dan Taiz.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Muscat, yang bertanggung jawab untuk wilayah Yaman, terus memantau perkembangan situasi keamanan di sana dan kondisi para WNI.

Saat ini, tidak ada laporan mengenai WNI yang menjadi korban dalam serangan tersebut. Sebanyak 47 WNI tinggal di wilayah yang menjadi sasaran serangan, dengan sebaran di Sana'a (15 orang), Hudaidah (19 orang), dan Dhammar (13 orang).

Menurut Komunikasi dengan para WNI, mereka dalam keadaan baik dan aman. KBRI Muscat berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan otoritas setempat dan menjaga komunikasi dengan komunitas Indonesia guna memantau kondisi dan keselamatan para WNI di Yaman.

Baca Juga: Nilo Segera Lakukan Comeback dengan Luncurkan Single Terbaru untuk Para Penggemar

Data lapor diri mencatat bahwa ada total 4.866 WNI yang tinggal di Yaman, dengan mayoritas di antaranya adalah mahasiswa di wilayah Tarim Hadhramaut. KBRI Muscat juga telah menyiapkan rencana kontingensi untuk menghadapi potensi eskalasi lebih lanjut.

Pada 2 November 2023, KBRI Muscat sebelumnya telah memberikan imbauan kepada para WNI di Yaman, terutama di Wilayah Sana'a dan sekitarnya, untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempertimbangkan pindah sementara waktu ke Yaman selatan yang dianggap lebih aman.

Sementara itu, pasukan Yaman di bawah pimpinan Ali al-Qahoum menyatakan kesiapannya untuk melancarkan serangan terhadap kapal-kapal Amerika Serikat dan Inggris di Laut Merah.

Hal tersebut dilakukan sebagai respons terhadap serangan yang dilakukan oleh Washington dan London terhadap Yaman, di mana pernyataan ini disampaikan pada hari Jumat.

Al-Qahoum mengumumkan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman akan membalas dengan serangan yang lebih kuat terhadap kapal-kapal Amerika Serikat dan Inggris di Laut Merah.

Di mana hal ini akan berpotensi memicu pertempuran sengit di kawasan tersebut dan menyasar basis serta pangkalan militer Amerika dan Inggris.

Dia menekankan bahwa konsekuensi yang mungkin terjadi bisa menjadi lebih serius.

Baca Juga: Penjelasan Ending Episode 14 My Demon: Gu Won Memutuskan Berpisah dengan Do Hee

Hussein al-Azzi, Wakil Menteri Luar Negeri Yaman, mengungkapkan bahwa Yaman saat ini sedang dihadapkan pada "serangan permusuhan yang luas" dari pasukan AS dan Inggris.

Dia memberi peringatan bahwa Washington dan London perlu bersiap menghadapi konsekuensi serius akibat tindakan agresif yang mereka lakukan.

Saluran TV Al-Masirah, yang terafiliasi dengan kelompok Houthi, mengumumkan bahwa ibu kota Yaman, Sana'a, telah menjadi sasaran ‘agresi Amerika’.

Saba, kantor berita yang juga terafiliasi dengan Houthi, melaporkan serangan udara oleh pesawat AS dan Inggris di Sana'a serta wilayah kegubernuran Al Hudaydah, Sa'ada, dan Dhamar.

Serangan dari AS dan Inggris terjadi beberapa jam setelah pemimpin kelompok Houthi, Abdul-Malik al-Houthi, memberikan peringatan bahwa siapa pun yang menyerang negaranya akan menghadapi konsekuensi serius.

Dia menegaskan bahwa setiap ‘agresi Amerika’ terhadap Yaman tidak akan dibiarkan begitu saja.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler