Network
SRAGEN UPDATE — Pada Jum’at, 1 Desember 2023 yang lalu, Hizbullah, kelompok militan yang berbasis di Lebanon, mengklaim telah melakukan serangan terhadap sejumlah lokasi militer Israel yang terletak dekat perbatasan Lebanon-Israel.
Serangan ini menandai eskalasi baru dalam ketegangan yang sudah lama terjadi di wilayah tersebut.
Hizbullah mengumumkan bahwa mereka menyerang sekelompok tentara Israel dekat lokasi Ramya Israel menggunakan senjata yang tepat dan mampu mengenai sasaran dengan akurat.
Hizbullah menyatakan bahwa serangan dilakukan sebagai bagian dari dukungan mereka terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza serta untuk mendukung perlawanan mereka terhadap pendudukan Israel.
Baca Juga: Prabowo Kunjungi Pondok Pesantren Cipasung, Terlibat Diskusi tentang UU Pesantren
Dalam pernyataan terpisah, Hizbullah juga mengklaim telah melancarkan serangan terhadap tentara Israel di sekitar lokasi Jal al-Alam dengan menggunakan senjata yang tepat.
Serangan juga ditujukan ke pos militer Israel di Ramim. Pada saat yang sama, laporan dari Kantor Berita Nasional Lebanon menyebutkan adanya bombardemen oleh Israel di beberapa wilayah di selatan Lebanon sebagai respons atas serangan Hizbullah.
Sebelum terjadinya baku tembak tersebut, situasi di wilayah perbatasan Lebanon dan Israel relatif tenang.
Namun, ketegangan meningkat setelah Israel melanjutkan serangan di Jalur Gaza, mengakhiri jeda kemanusiaan tujuh hari yang sebelumnya telah disepakati.
Ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel telah mengalami peningkatan sejak kontak senjata antara pasukan Israel dan Hizbullah terjadi.
Bentrokan ini menjadi yang paling mematikan sejak kedua pihak terlibat dalam perang skala penuh pada tahun 2006.
Baca Juga: Inilah Sinopsis Welcome to Samdalri Beserta Tempat Menonton dan Daftar Para Pemerannya
Situasi tegang di perbatasan ini terus memanas setelah serangkaian peristiwa, di mana serangan militer Israel di Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan lintas batas yang dilakukan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023.
Ketegangan yang terus meningkat antara Hizbullah dan Israel menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik di wilayah tersebut.
Komunitas internasional memantau dengan cemas perkembangan terkini di Timur Tengah, sementara upaya diplomatik untuk mengurangi ketegangan dan mencegah konflik terus dilakukan.***
