Tere Liye memang penulis yang cukup vocal untuk mengkritik isu di dunia kepenulisan dan penerbitan. Sebelumnya, pada tahun 2017 ia mengeluhkan tingginya pajak royalti untuk penulis.
Ia mengkhawatirkan tingginya pajak royalti rentan membuat penulis kehilangang gairah untuk berkarya.
Bahkan, ia juga mengambil keputusan untuk menghentikan kontrak dengan dua penerbit besar, yakni Gramedia Pustaka Utama dan Republika Penerbit sebagai wujud protesnya.***
Artikel ini pernah ditayangkan di www.pikiran-rakyat.com dengan judul Tere Liye Murka Pembeli Bukunya di Marketplace Dibilang Dungu.