Vanessa Angel Beri Kita Pengingat, Intip Penjelasan Pembalap Fitra Eri Tentang 10 Penyebab dan Pencegahan

- 6 November 2021, 12:07 WIB
Kecelakaan Maut Vanessa Jadi Pelajaran, Ini Tips Keselamatan Berkendaraan dari Pembalap Nasional Fitra Eri
Kecelakaan Maut Vanessa Jadi Pelajaran, Ini Tips Keselamatan Berkendaraan dari Pembalap Nasional Fitra Eri /Tangkapan layar youtube fitra eri
 
 
SRAGEN UPDATE – Vanessa Angel dan suami meninggal dalam kecelakaan lalu lintas tunggal di jalan tol. Tepatnya di ruas tol Jomo KM 672+300/A.
 
Kecelakaan Vanessa Angel tidak hanya membuat dunia hiburan tanah air berduka. Melainkan juga memberi peringatan kepada orang-orang, terutama pengendara bahwa segala hal bisa terjadi meskipun tidak diinginkan.
 
Melalui peristiwa kecelakaan ini, pengingat bahwa berhati-hati dan mengerti mengenai situasi di jalanan adalah hal utama. 
 
Maka dari itu, alangkah lebih baiknya jika kita mengetahui hal-hal yang bisa menjadi penyebab kecelakaan dan bagaimana upaya untuk mencegahnya.
 
Sragenupdate.com mengutip dari konten YouTube pembalap mobil Fitra Eri yang diunggah pada 4 November 2021, berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan saat berkendara terutama di jalan tol.
 
Youtuber bernama Fitra Eri ini sejatinya adalah seorang pembalap mobil sekaligus pembuat konten reviewer (pemberi ulasan) mobil. Ia seringkali membagikan berbagai konten yang berkaitan dengan mobil di akun YouTube-nya.
 
Melanjutkan mengenai konten yang berkaitan dengan penyebab kecelakaan dan upaya pencegahannya di jalan tol yang sudah disebutkan di atas, berikut ini penjelasannya.
 
1. Cuaca
Cuaca buruk seperti hujan dan angin bisa memengaruhi stabilitas mobil, daya cengkeram mobil, dan jarak pandang ke depan si pengemudi.
 
Upaya pencegahan kecelakaannya adalah dengan menurunkan kecepatan mobil di tol (sesuai aturan yang diijinkan di jalan tol yaitu 60 sampai 100 km/jam). 
 
Perihal jarak pandang yang terbatas, usahakan jangan menempel ke mobil depan dan harus menjaga jarak aman.
 
2. Kondisi Jalan
Kondisi jalan tol di Indonesia tidak mulus. Banyak tambalan-tambalan bahkan jembatan yang permukaannya menggelembung dan mengakibatkan kendaraan seolah melompat saat melewatinya.
Sangat berbahaya jika jalanan seperti itu dilalui dengan kecepatan yang tinggi. Terlebih jika tidak tahu medan dan tidak bisa menghindari lubang yang tidak diketahui.
 
Upaya pencegahan atau untuk mengatasi bahaya adalah masih dengan alasan yang sama. Jangan melebihi kecepatan yang dianjurkan.
 
Selain itu, upayakan tidak hanya fokus pada jalanan depan bumper mobil saja. Awasi jalanan hingga jauh ke depan atau perjauh jarak pandang supaya mengetahui kondisi jalanan yang akan dilewati selanjutnya.
 
3. Manuver mendadak
Istilah manuver bisa diartikan sebagai reaksi pengemudi terhadap situasi yang mendadak. 
 
Biasanya pengemudi akan melakukan hal seperti mengerem mendadak, gas mendadak, bergerak zig-zag, atau berbelok karena menghindari sesuatu. Disalip oleh kendaraan lain dan menghindari jalan rusak adalah salah satu penyebab manuver.
 
Hal itu bisa menyebabkan mobil melintir atau bahkan terbalik, meskipun mobil sudah memiliki kontrol stabilitas. Itu hanya untuk meminimalkan dan tidak bisa mencegah 100% mobil tidak akan mengalami kondisi tersebut.
 
Manuver lebih berpengaruh lagi pada mobil yang tinggi, karena akan lebih limbung dan sulit dikendalikan.
 
Upaya yang harus diambil adalah, usahakan membawa kendaraan dengan halus dan tidak melakukan manuver. 
 
Aswin Bahar, pembalap legendaris mengatakan bahwa pengemudi yang baik itu bisa menyetir dengan kecepatan 80 km/jam tapi terasa seperti 60km/jam,” ucap Youtuber Fitra Eri dalam videonya.
 
4. Ban botak
Kondisi ban botak sangat berbahaya terutama saat sedang hujan, karena tidak memiliki alur untuk membuang air. Akhirnya bisa menyebabkan aquaplaning (kehilangan daya cengkeram/ban mengambang di atas air hingga mobil tidak terkendali).
 
Maka dari itu, upayakan mengganti ban mobil sebelum botak. Di ban itu ada yang namanya tread wear indicator (indikator atau tanda berupa gundukan/benjolan di antara blok telapak ban/di tengah alur pembuangan air).
 
Jika sudah ada benjolan itu, berarti ban sudah harus diganti. “Ban botak jangan dipakai untuk bepergian apalagi di jalan tol,” ucap Fitra Eri.
 
5. Genangan Air
Seperti yang sudah disebutkan, genangan air bisa menyebabkan kecelakaan terutama pada ban mobil yang sudah botak.
 
Namun tidak hanya itu, genangan air juga bisa mengakibatkan kecelakaan pada mobil yang bannya masih bagus. Hal itu jika kondisi genangannya terlalu dalam dan mobil dikemudikan terlalu cepat.
 
Di jalan tol, genangan air biasanya berada di pinggir kanan dan kiri jalan. Maka jalur yang paling aman ketika hujan adalah di tengah. 
 
Tetapi jika genangan air tetap tidak bisa dihindari, hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut. 1)Ban masih bagus. 2)Sebisa mungkin tetap hindari genangan air, namun jangan manuver mendadak. 3)Jika tetap harus menginjak genangan air, usahakan setir tetap lurus dan kurangi kecepatan.
 
6. Overspeed
Overspeed bisa diartikan sebagai keadaan dimana mesin mengalami peningkatan kecepatan lebih dari batas normal. Hal ini biasa terjadi saat jalanan tol sedang kosong.
 
Berkendara di tol dengan kecepatan 80 sampai 100 km/jam memang masih terasa pelan. Namun lebih dari itu tetap saja bahwa berkendara terlalu cepat adalah hal yang membahayakan.
 
Ingat bahwa pengereman itu tidak bisa dilakukan dengan cepat. Kecepatan 80 atau 100 km/jam itu jarak pengeremannya sampai berhenti itu memakan jarak 45 sampai 50 meter. Lalu jika kecepatannya dua kali lipat misalnya 200 km/jam, maka jarak pengeremannya bisa sampai 0 adalah 200 meter,” jelas Fitra Eri.
 
Overspeed sulit dikendalikan, maka dari itu kecepatan harus selalu dipatuhi sesuai dengan yang berlaku. Lebih disarankan untuk mengikuti laju kendaraan yang lain untuk meminimalisir kecelakaan.
 
7. Tidak menjaga jarak aman
Ini biasa berpengaruh pada saat terjadi kecelakaan beruntun. Maka dari itu menjaga jarak adalah hal wajib saat berkendara di jalan tol.
 
Setiap pemikiran orang yang berkendara satu sama lain berbeda, maka dari itu menjaga jarak metode meter tidak efektif untuk digunakan. Misal kecepatan 50 km/jam memberi jarak 50 meter, 100 km/jam memberi jarak 100 meter.
 
Maka dari itu gunakan metode waktu atau detik, yaitu mobil kita harus berada di jarak minimal 2 detik dari mobil di depannya (jika kondisi jalan kering). Jika kondisi jalan basah, minimal 3 detik ke depan.
 
Jika kondisi jalanan sedang macet, tanda jaga jaraknya adalah saat kita tidak bisa melihat ban belakang kendaraan di depan maka itu terlalu dekat. Kalau tidak bisa melihatnya, maka jaga jaraknya sudah aman.
 
8. Hilang konsentrasi
Hilang konsentrasi bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain adalah distraksi (gangguan). Gangguan tersebut bisa dari penumpang, atau pengemudi yang sedang melakukan aktivitas lain (misalnya menggunakan ponsel).
 
Sebisa mungkin, letakkan ponsel di tempat aman dan tidak perlu dioperasikan selama berkendara. Karena ponsel sangat berpengaruh untuk mengganggu konsentrasi.
 
9. Lelah atau mengantuk
Hal di atas adalah hal yang bisa diupayakan untuk tidak terjadi. Usahakan tidak memaksakan diri jika sudah lelah atau mengantuk.
 
Jika perjalanan jauh, disarankan untuk memiliki sopir pengganti supaya bisa bergantian saat mengemudi. 
 
Biasanya lelah dan mengantuk bisa terjadi karena mengemudi pada saat jam biologis. Misalnya waktu dimana harusnya istirahat atau tidur namun digunakan untuk mengemudi seperti malam hari sampai dini hari.
 
Selain itu, suara konstan seperti desir angin, suara musik, suara jalan adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan kantuk.
 
Solusinya jika sudah lelah dan mengantuk adalah jangan berkendara. Berhenti terlebih dahulu atau gunakan sopir pengganti.
 
10. Ban pecah
Ban pecah lebih berisiko untuk mengalami kecelakaan, namun hal itu masih bisa diminimalkan untuk tidak terjadi. Bagaimana caranya? 
 
Pertama, pada saat ban pecah jangan panik dan kaget. Biasanya orang akan injak rem dan banting setir, justru itu jangan dilakukan. Lebih baik jangan lakukan apa-apa.
 
Jangan mengerem sama sekali karena hal itu akan membuat mobil melintir, namun tahan setir dengan lurus dan turunkan gas dan kecepatannya. Setelah itu, langsung minggir dan baru rem dengan perlahan. 
 
Saya turut berduka cita atas meninggalnya Vanessa Angel dan suami. Semoga diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Saya doakan teman-teman supaya aman di perjalanan,” ucap Fitra Eri di akhir videonya.
 
Semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan dan tetap berhati-hatilah dalam berkendara.***

Editor: Yesa Novianti Putri Ashari

Sumber: YouTube Fitra Eri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x