Maryam Qonita melakukan mock interview dua kali.Yang pertama jauh-jauh hari dari jadwal wawancara dan yang kedua semalam sebelum wawancara.
Mock interview membantuku untuk mendapat feedback dari pihak lain, yang tidak mampu kulihat secara objektif. Maryam juga berlatih dengan suara keras. Itu membuat mulut & otak lebih selaras.
Baca Juga: Dewasa Bukan Karena Umur Tapi Pola Pikir, Berikut 7 Tanda Kamu Memiliki Pola Pikir Dewasa
5. Merasa tidak apa-apa dengan ketidaksempurnaan
Pada awal wawancara, Maryam tahu suaranya bergetar dan lalu berkata, "Maaf, saya gugup..." Saat itu, maryam juga mikir, "Kacau! Dari awal udah gak sempurna.
Kenapa juga minta maaf dan makin highlight itu.” Maryam langsung menarik napas, menegakkan badan, tersenyum, melihat mata para juri, dan pikiranku berafirmasi, "Tidak apa-apa. Mari fokus dengan pertanyaan selanjutnya." Saat itu juga, maryam tampil lebih pede.
6. Berikan jawaban diplomatis
Selain masalah NKRI, pancasila, UUD, dan nilai-nilai LPDP, maryam sebisa mungkin tidak memberikan jawaban hitam putih.
Namanya wawancara, tentu saja, penuh subjektivitas. Misalnya, saat ditanya feminisme, maryam memilih menjelaskan sejarahnya dan proses berpikir daripada sekadar setuju atau tidak.