SRAGEN UPDATE – Pelatih timnas Korea Selatan, Paulo Bento, mengaku tidak merasa adanya tekanan jelang turnamen melawan Ghana di pertandingan Grup H mendatang, 28 November 2022.
Pertandingan tersebut akan menjadi laga penting bagi kedua negara, di mana mereka sama-sama harus menang jika ingin tetap bertahan di Piala Dunia 2022 ini.
Pasalnya, kedua tim. Baik Korsel maupun Ghana, telah kehilangan poin pada pertandingan Grup H sebelumnya.
Korsel bermain imbang 0-0 dengan Uruguay, dan Ghana harus kalah 3-2 dari Portugal, dan keduanya sama-sama terikat pada satu poin, di belakang Portugal dengan tiga poin.
Baca Juga: Label Tenda Bantuan Cianjur Dicopot Sejumlah Warga, Begini Tanggapan Ridwan Kamil
Meskipun sedang dihadapkan pada pertandingan penting yang menentukan nasib mereka di Piala Dunia 2022, Bento menyatakan bahwa ia sendiri merasa tidak tertekan.
“Saya katakan sebelumnya saya tidak merasakan tekanan apapun, saya tidak pernah dan tidak akan melakukannya,” tukas sang pelatih Korsel pada wartawan, 27 November 2022, dikutip dari Reuters.com.
“Saya ingin para pemain merasakan apa yang saya rasakan, tapi saya tahu mereka berasal dari budaya berbeda. Kami akan menghadapi pertandingan sulit, tapi kami mampu melakukannya dengan baik,” lanjutnya.
Paulo Bento juga mengatakan bahwa pada game pertama, Korsel memiliki peluang setidaknya untuk memastikan finis ketiga.
Sementara di game kedua, timnya akan memasuki lapangan dengan lebih berfokus pada kemenangan.
Baca Juga: Daftar Lengkap Pemenang Melon Music Awards ‘MMA’ 2022, BTS dan IVE Sabet 4 Nominasi!
Dalam konferensi pers, Bento juga turut memuji timnas Ghana yang bermain dengan baik, terutama saat melawan Portugal lalu meskipun harus ketinggalan poin.
“Kami sangat menghormati tim hebat di Ghana dan para pemain yang bersaing di level yang sangat tinggi,” ungkap Bento tentang tim yang akan menjadi lawannya mendatang.
Bento juga menyebut bahwa tim Ghana memiliki pemain yang terampil dari segi teknis dan cepat dalam menyerang.
Terkait strategi tim, Bento mengaku timnya akan menjadi diri sendiri, sembari mencoba untuk mengontrol permainan dan momen ketika lawannya menyerang.***