Serangan Jantung Menjadi Penyebab Kematian Atlet, Berikut Penjelasan dr. Tirta Atas Meninggalnya Markis Kido!

- 15 Juni 2021, 08:17 WIB
dr. Tirta menjelaskan serangan jantung yang sering menimpa atlet termasuk akibat meninggalnya Markis Kido
dr. Tirta menjelaskan serangan jantung yang sering menimpa atlet termasuk akibat meninggalnya Markis Kido /Instagram.com/ @badminton.ina

SRAGEN UPDATE - Gugurnya Markis Kido akibat serangan jantung saat berlatih badminton cukup mengejutkan masyarakat, sehingga perlu adanya penjelasan medis terkait penyakit ini.

Peristiwa ini menjadi sorotan sejumlah dokter di Indonesia, salah satunya Dokter Tirta Mandira Hudhi atau biasa disapa dr. Tirta.

dr. Tirta turut berduka atas meninggalnya salah satu legenda bulu tangkis, Markis Kido. Sebagai dokter sekaligus influencer, dr Tirta kerap kali memberikan edukasi kesehatan bagi masyarakat.

Dalam postingan terbarunya di laman Instagram, dr Tirta memberikan penjelasan seputar serangan jantung.

"Barusan kemarin edukasi mengenai henti jantung pada pesepakbola Eriksen. Selang 2 hari malah menimpa salah satu mantan atlet kebanggaan Indonesia," tulis dr Tirta dalam caption instagramnya @dr.tirta, Senin malam, 14 Juni 2021.

Dokter Tirta menjelaskan bahwa serangan jantung dadakan ini biasanya disebabkan oleh gangguan elektrik jantung atau bisa juga sumbatan pada beberapa pembuluh dalah besar.

dr Tirta mengatakan, "Hal ini sering terjadi di atlet karena ada penebalan dinding jantung untuk kompensasi kegiatan. Itulah sebabnya para atlet rutin dicek EKG agar diketahui perkembangan jantungnya."

Baca Juga: Pahlawan Badminton Markis Kido Meninggal Dunia, Berikut Jejak Prestasi Gemilang Untuk Indonesia!

"Sesorang dikatakan terkena serangan jantung apabila kehilangan kesadaran, tidak bisa bernafas, dan tiba-tiba merasakan nyeri dada. Biasaya ini terjadi setelah melakukan aktivitas yang sangat berat," imbuh dr Tirta.

Dalam medis, ada istilah golden time untuk penangan serangan jantung. Yaitu: 10 menit harus dilakukan RJP (CPR), jika perlu AED dan dibawa ke IGD agar ditangani dokter spJP.

dr Tirta menhebutkan, "Kejadian pada Markis Kido, mirip dengan kejadian yang menimpa Eriksen."

Lalu, bagaimana solusinya?

Pertama, diperlukannya pelatihan RJP (resusitasi jantung paru) untuk orang awam sejak dini di sekolah-sekolah. Tujuannya, apabila ada seseorang di sekitar kita terkena serang jantung, golden time 10 menit bisa dimanfaatkan untuk RJP yang benar.

Baca Juga: Selamat Jalan Partner Menang-Kalah, Ucapan Bela Sungkawa Hendra Setiawan Atas Meninggalnya Markis Kido

Kedua, kesadaran untuk temen-temen agar mulai rajin check up jantungnya. Minimal periksa EKG, bisa ke puskesmas atau ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.

Ketiga, menerapkan check up rutin bagi seluruh atlet. Tujuannya untuk monitor kesehatan jantungn mereka. Dinding jantung pada atlet menebal sebagai kompensasi latihan mereka. Dinding menebal ini agar bisa memompa darah ketika aktivitas berat.

Kondisi ini yang memnyebabkan atlet rentan terkena serangan jantung karena konsukensi aktivitasnya, sehingga wajib monitor kesehatan jantung secara rutin.

"Ingat kawan. Serangan jantung bisa menimpa siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Jadi, jika anda sudah merasa kecapekan. Berhentilah. Dan kalo sempat, rutin cek EKG per 6 bulan ya di dokter jantung atau di puskesmas," nasihat dr Tirta.

Sekali lagi, selamat jalan kepada Markis Kido.***

Editor: Nadya Rizqi Hasanah Devi

Sumber: Instagram @dr.tirta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x