SRAGEN UPDATE – Meski tidak bisa melakukan ibadah sholat, wanita haid masih memiliki kesempatan untuk melakukan ibadah yang lain. Ada sebuah kisah di masa tabiin ketika Juwaibir mengatakan pernah bertanya kepada Adh Dhahak.
"Bagaimana pendapatmu tentang wanita nifas, haid, musafir, dan orang yang tidur; apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?"
Adh-Dhahak pun menjawab, "Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Setiap orang yang Allah terima amalannya akan mendapatkan bagian lailatul qadar." (Lathaif Al-Ma'arif, hlm. 341).
Baca Juga: Resep Pempek Dos Ekonomis untuk Menu Buka Puasa bulan Ramadhan, Cocok Bagi Anak Kos dan Anti Ikan
Keterangan tersebut menunjukan bahwa wanita haid, nifas dan musafir masih memiliki kesempatan untuk meraih lailatul qadar.
Seperti yang kita ketahui, sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan sebentar lagi akan menghampiri.
Saat ini bulan Ramadhan memasuki separuh akhir, sebagian umat muslim mulai memperbanyak ibadah di sisa hari bulan Ramadhan.
Kebanyakan umat muslim akan totalitas dalam beribah ketika memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Baca Juga: Resep Kue Nastar Lembut dan Gurih Ala Chef Devina Hermawan, Cocok Untuk Hidangan Ketika Lebaran
Di sepuluh terakhir bulan Ramadhan ada momen istimewa yang sedang diperjuangkan oleh kebanyakan umat muslim yang biasa disebut sebagai malam lailatul qadar.
Malam lailatul qadar diyakini membawa banyak hikmah dan berkah bagi siapapun yang memperjuangkannya.
Untuk bisa mendapatkan banyak pahala ketika malam lailatu qadar, wanita haid maupun nifas masih mempunyai banyak kesempatan ibadah.
Berikut ibadah yang bisa dilakukan wanita haid atau nifas untuk meraih malam lailatul qadar:
Baca Juga: Pemburu Cuan Wajib Tahu, Update Harga Emas Batangan Antam Hari Ini Senin, 18 April 2022
1. Membaca Al Quran Terjemahan
Dalam kitab al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 13/97 disebutkan bahwa,
“(Para ulama) Syafi’iyah menegaskan, bahwa bolehnya menyentuh kitab tafsir, dengan syarat jika tulisan tafsirnya lebih banyak dibandingkan teks Al-Quran-nya, sehingga tidak lagi disebut menyepelekan kemuliaan Al-Quran.
Dan kitab tafsir tidak disebut mushaf Al-Quran. Sementara Hanafiyah memiliki pendapat berbeda, mereka mewajibkan wudhu bagi yang menyentuh kitab-kitab tafsir.”
Menyentuh Al-Qur’an terjemah atau tafsirnya bagi wanita haid atau junub diperbolehkan. Dalam suatu Ensiklopedi Fiqh dijelaskan bahwa:
Baca Juga: Jadwal Vaksin Booster di Tangerang dan Bantul pada 20 April 2022
“Menurut jumhur ulama, orang yang hadats -termasuk wanita haid atau orang junub- boleh menyentuh kitab tafsir, membawanya, atau mempelajarinya.
Meskipun di sana terdapat ayat-ayat Al-Quran. Mereka mengatakan, karena sasaran kitab tafsir adalah makna Al-Quran, bukan untuk membaca Al-Quran. Sehingga tidak berlaku aturan Al-Quran.”
2. Memperbanyak Dzikir untuk Mengingat Allah Azza Wa Jalla
Meskipun sedang berada dikondisi haid atau nifas, hal itu tidak bisa menjadi alasan untuk tidak mengingat Allah dengan berdzikir.
3. Memperbanyak Istighfar
Baca Juga: 5 Golongan yang Diperbolehkan Tidak Berpuasa di Bulan Ramadhan, Salah Satunya Lansia
4. Memperbanyak Doa
5. Memperbanyak Membaca Doa Lailatul Qadar
Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha, (dia) berkata: "Aku bertanya, "Ya Rasulullah! Apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan ?",
Beliau menjawab, "Ucapkanlah Allahumma Innaka ‘afuwun Tuhibul ‘Afwa Fa’Fu ’Anni.”
Artinya : “Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.”
Menghidupkan lailatul qadar tidak hanya dengan shalat, namun mencakup semua bentuk ibadah.
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, “Makna 'menghidupkan malam lailatul qadar' adalah begadang di malam tersebut dengan melakukan ketaatan.”***