SRAGEN UPDATE - Berikut teks khutbah Jumat tema Makna Ibadah Haji lengkap dengan lafadz Arab yang merupakan dalil dari Alquran atau Hadits.
Haji merupakan rukun Islam yang kelima. Maka dari itu, tidak heran jika haji ini dibahas di berbagai kajian, dalam khutbah Jumat pun demikian.
Teks khutbah Jumat di bawah ini dilengkapi juga dengan link download dalam format Word - PDF. Berikut teks lengkapnya:
Keterangan: Link download berada di akhir artikel.
Teks Khutbah Jumat “Makna Ibadah Haji”
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Ibadah haji adalah ibadah yang besar pahalanya, bahkan merupakan amalan paling utama sesudah beriman kepada Allah dan Jihad Fi Sabilillah, sebagaimana sabda Rasulullah:
“Amalan apa yang paling afdol, Wahai Rasul?’ Beliau shallallahu ‘alaihi Wa Sallam menjawab, ‘Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.’ Beliau ditanya lagi, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Jihad di jalan Allah.’ Beliau ditanya kembali, “Kemudian apa lagi?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Haji mabrur.” (HR. Bukhari).
Dalam riwayat lain, Rasullah bersabda:
“Haji mabrur itu tiada balasan baginya kecuali surga”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Persoalan yang muncul adalah bagaimana mendapat predikat haji yang mabrur itu sehingga meraih janji Rasulullah yaitu surga?
Para ulama sepakat dalam masalah Ubudiyah terdapat dua hal pokok yang harus diperhatikan, yaitu sahnya ibadah dan sempurnahnya ibadah.
Maksudnya adalah suatu ibadah apabila ditunjukkan hanya mendapat sah dari ibadah atau sekadar menggugurkan kewajiban, maka cukuplah dengan pemenuhan sayarat rukun dari ibadah itu.
Akan tetapi, ibadah seperti itu tidak akan mencapai kesempurnaan.
Ibadah akan mencapai kesempurnaan apabila diikuti dengan penghayatan makna atau substansi dari ibadah itu sendiri. Demikian pula dengan ibadah haji.
Kesempurnaan dan keabsahan haji tidak akan tercapai, kecuali dengan penghayatan, pengalaman, dan manasik haji itu sendiri.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Dalam kesempatan ini, akan kita bahas makna dari beberapa manasik haji sebagai berikut:
- Pertama, pakaian Ihram.
Dalam kehidupan sehari-hari, pakaian sering menjadi bahan atribut yang membedakan atau memisahkan antara seseorang dan yang lainnya.
Sebab, setiap jabatan dan kedudukan dalam masyarakat disertai dengan pakaian dan atribut yang berbeda.
Dengan berpakaian ihram, semua manusia memakai pakaian yang sama, tidak tampak lagi perbedaan sosial antara yang kaya dan yang miskin, pejabat dan rakyat biasa.
Semua ini memberi pengertian bahwa manusia di hadapan Allah SWT adalah setara, yang memberdakan adalah tingkat ketakwaannya masing-masing. Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya:
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS. Al-Hujurat/49: 14)…
Baca Juga: Ferdy Sambo Ajukan Pengunduran Diri ke Kapolri, Netizen: Takut Dipecat
Untuk melanjutkan membaca dan melakukan download teks khutbah ini, Anda dapat mengklik sesuai format yang diinginkan:
Word: Link download Word
PDF: Link download PDF
Semoga bermanfaat. Teks khutbah di atas didapatkan dari buku Kumpulan Khotbah Jumat Inspiratif.***