Mengenal Kaytsu, Tokoh Tionghoa Muslim dari Banten, Cerdas Berdiplomasi!

25 Oktober 2022, 20:43 WIB
Mengenal Kaytsu, Tokoh Tionghoa Muslim dari Banten, Cerdas Berdiplomasi! /

SRAGEN UPDATE - Kaytsu mungkin adalah nama yang jarang didengar oleh banyak orang. Namun, siapa sangka dia adalah kunci kejayaan kesultanan Banten.

Muslim sejak dahulu selalu terdiri dari banyak ras dan suku. Alquran menulis dengan pasti bahwa tujuan Allah menciptakan berbagai jenis bangsa supaya kita saling mengenal.

Rasulullah pun pernah mengkritik keras Abu Dzar yang saat itu merendahkan Bilal.

Ketika mendengar hinaan itu, beliau bersabda kepada Abu Dzar: “Rupaya di dalam dirimu masih ada sisa jahiliyah”.

Baca Juga: 7 Lagu Taylor Swift dengan Lirik Super Romantis, Cocok Temani Moment Jatuh Cinta

Maka. jika seorang muslim bertindak rasis ke ras manapun atau ke siapapun, tampaknya ada yang salah dengan dirinya.

Dalam sejarah kita, ada banyak tokoh terkenal yang berasal dari berbagai macam ras. Salah satu dari mereka adalah Kaytsu.

Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten. Negara Islam itu berhasil menjadi salah satu pusat perdagangan yang terkenal.

Nah, salah satu tokoh yang menjadi kunci perubahan itu adalah Kaytsu. la adalah seorang Tionghoa yang tinggal di Kesultanan Banten dan kemudian masuk Islam.

  1. Peran penting Kaytsu

Kaytsu berperan penting dalam membuka jalur perdagangan baru ke Laut Tiongkok Selatan. Termasuk dengan Panglima Perang Dinasti Ming. Guo Xing Ye.

Baca Juga: Penahanan Para Tersangka Tragedi Kanjuruhan di Rutan Polda Jatim

“Saat kapal Guo Xing Ye mendarat di Banten, para pekerja dan penduduk takjub melihat kemegahannya,” papar Hilmar Farid, seorang sejarawan.

Kapal bergaya Jung itu datang pada 1670-an Masehi dan membawa 10 ton emas, benang,  sutra, uang kepeng dan produk-produk mewah lainnya khas Tiongkok.

Banten pun menjadi pusat perdagangan terkenal.

  1. Cerdas berdiplomasi

Claudie Guillot menulis kalau Kaytsu adalah orang yang cerdas dalam berdiplomasi, luwes dalam bergaul, teguh menjaga kepercayaan, serta punya jaringan luas.

Kapasitasnya itu membuat karir Kaytsu cepat menanjak hingga menjadi Syahbandar (semacam Kepala Pelabuhan sekaligus Kepala Perdagangan) di Kesultanan Banten.

Apalagi ditambah ambisi besar Sultan Ageng Tirtayasa (1631-1692 M) saat itu untuk memulihkan perdagangan internasional di Banten.

Baca Juga: Mitos tentang Disiplin yang Harus Berhenti Anda Percayai, Yuk Simak Semua Penjelasannya!

Keduanya pun klop dan saling bekerjasama.

  1. Memiliki kapal pribadi

Claudine Salmon sendiri menulis kalau Kaytsu memiliki kapal sendiri. Ketika kapal Kaytsu mendarat di Banten sekitar 1673-an M.

Kapalnya membawa 200 awak dan modal yang cukup banyak. Selain itu, Kaytsu pun menjadi Kepala Masyarakat Tionghoa yang ada di Banten.

la bahkan berkontribusi juga membangun benteng-benteng pertahanan di pesisir pantai Kesultanan Banten.

Sekitar tahun 1656 M, Kaytsu diutus untuk berdialog dengan Kapitan Bingam dari VOC. la pun menjadi tokoh dalam perjanjian damai antara Banten dan VOC.

   2. Membangun rumah penerimaan tamu asing

Pada tahun 1661 M, Kaytsu mendirikan sebuah rumah bata bertingkat. dekat dengan pos dagang Inggris dan sungai.

Rumah ini adalah pusat penerimaan tamu asing sekaligus markas Syahbandar. Sultan Ageng Tirtayasa kadang mengunjungi rumah ini dengan kereta yang sangat bagus.

Baca Juga: Damai dengan Rizky Billar, Lesti Kejora Kembali Muncul dan Foto Bersama Para Rekan Artis

Selama bertahun-tahun berikutnya, Kaytsu selalu menjadi teman diskusi Sultan Ageng Tirtayasa tentang strategi membuat Kesultanan Banten berjaya.

Kaytsu juga mengkader bawahannya yang bernama Tantseko, seorang Tionghoa. Kelak. Tantseko juga menjadi muslim dan menjadi Syahbandar setelah Kaytsu wafat.

  1. Membangun armada

Pada suatu waktu, VOC melancarkan blokade terus-menerus terhadap Banten. Akhirnya, kapal-kapal Tiongkok yang tadinya berlabuh di Banten pun pindah berlabuh ke Batavia (saat ini Jakarta).

Kaytsu pun memutar otak bagaimana caranya supaya Banten bisa tetap ramai. Maka, ia pun membangun armada kapal dagang Banten yang luar biasa besar.

Kapal-kapal itu dirakit di Rembang (Jawa Tengah) dan awak kapalnya terdiri dari orang Tionghoa, Inggris, India, dan Jawa. Kemudian.

Armada dagang resmi Banten pun berlayar mengelilingi dunia. Sementara Kaytsu sendiri sebagai pebisnis juga mengirim armada dagangnya ke banyak tempat.

Itulah jejak langkah dari tokoh bernama Kaytsu yang berasal dari Banten bersumber dari situs instagram Podcast Sejarah Islam yang kemudian dinarasikan kembali oleh penulis.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Tags

Terkini

Terpopuler