Diriwayatkan dari Ibn Umar RA bahwa beberapa sahabat Nabi shalallhualaihi wassallam diperlihatkan lailatul qadar dalam mimpi, di tujuh hari terakhir.
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pun bersabda: "Aku melihat mimpi kalian bertepatan di tujuh hari terakhir. Siapa yang ingin mencarinya, carilah ia di tujuh hari terakhir," (Hadits Al Bukhari).
Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Pandeglang Mulai dari Imsak hingga Isya Pada 3 April - 2 Mei
Diriwayatkan dari Abi Salamah bahwa ia berkata: "Aku bertanya pada Abi Said; ia adalah temanku.
Ia lalu berkata kami beritikaf bersama Nabi shalallahu alaihi wassallam dalam 10 hari pertengahan dari bulan Ramadhan lalu beliau keluar dari rumah di pagi hari tanggal 20.
Beliau lalu berkhutbah di hadapan kami. Beliau berkata aku diperlihatkan lailatul qadar lalu aku lupa tepat waktunya. Carilah ia di sepuluh hari terakhir, di hari ganjil,"
Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Surabaya Mulai dari Imsak Sampai Isya Pada 3 April - 2 Mei
Jadi, dua hadist itu bisa menjelaskan bahwa lailatul qadar bisa hadir di tujuh hari terakhir dan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Menurut Imam al-Hafidz al-Iraqi menyimpulkan ada 27 pendapat mengenai waktu terjadinya Lailatul Qadar.
Lalu menurut Imam al-Nawawi terdapat salah saeorang ulama terkemuka dalam madzhab syafi'i menilai bahwa pendapat yang kuat adalah Lailatul Qadar jatuh di setiap tahunnya di malam yang berbeda.